Kemendikbudristek: Kurikulum Merdeka ciptakan pola belajar lebih baik
26 Januari 2023 19:04 WIB
Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Pusat Kurikulum Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Zulfikri Anas dalam acara SMB: Kurikulum Merdeka Pembelajaran Berkualitas bagi Semua di Jakarta, Kamis (26/1/2023). (ANTARA/AstridFaidlatulHabibah)
Jakarta (ANTARA) - Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Kurikulum Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Zulfikri Anas menyatakan implementasi Kurikulum Merdeka mampu menciptakan pola belajar anak didik menjadi lebih baik.
“Selama satu tahun ini yang kita lihat di lapangan ada perubahan dari cara anak belajar,” katanya dalam acara SMB: Kurikulum Merdeka Pembelajaran Berkualitas bagi Semua di Jakarta, Kamis.
Zulfikri menjelaskan penerapan Kurikulum Merdeka selama satu tahun terakhir berhasil mengembangkan nalar dan kepedulian siswa, meningkatkan kolaborasi antar-siswa maupun guru.
Baca juga: Kemendikbudristek: E-Rapor sederhanakan pelaporan hasil belajar siswa
Bahkan, para siswa juga tidak terbebani oleh materi pelajaran yang harus dihafal, karena Kurikulum Merdeka ini merupakan metode pembelajaran yang mengacu pada pendekatan bakat dan minat.
“Mereka punya pengalaman nyata bagaimana meningkatkan kepedulian, kolaborasi, kerja sama dan bagaimana mereka menggunakan ilmu yang didapat dalam kegiatan nyata, sehingga mereka merasakan manfaat dari belajar itu sendiri,” ujar Zulfikri.
Ia menuturkan saat ini Kemendikbudristek sedang melakukan umpan balik terhadap semua kebijakan dan regulasi yang ada, termasuk mengenai Kurikulum Merdeka Belajar.
Umpan balik yang dimaksud adalah dengan mendengar dan mengkaji berbagai masukan dari masyarakat, baik orang tua siswa dan pihak sekolah mengenai implementasi kurikulum tersebut.
Umpan balik itu termasuk melihat bahasa yang digunakan dalam regulasi terkait Kurikulum Merdeka mudah dipahami dan diterjemahkan atau tidak oleh guru ke dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang berkualitas bagi siswa.
Zulfikri memastikan jika ada aspek-aspek dalam regulasi Kurikulum Merdeka yang ternyata sulit dipahami atau menimbulkan salah persepsi, pihaknya akan segera menindaklanjuti.
Baca juga: Peneliti: Kurikulum Merdeka pulihkan pembelajaran siswa pascapandemi
Baca juga: Kemendikbudristek ajak guru tak ragu pelajari kurikulum merdeka di PMM
Hal tersebut dilakukan agar pada 2023, pemerintah siap dalam menyediakan semua perangkat regulasi dan dokumen yang memudahkan guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka ini.
“Mudah-mudahkan di tahun depan kita sudah menyiapkan regulasi untuk kurikulum ini secara nasional dan tentunya pemberlakuan tidak serentak 100 persen, namun bertahap,” katanya.
Ia meyakinkan bahwa orang tua maupun pihak sekolah tidak perlu khawatir, karena tidak akan terjadi perubahan yang sangat signifikan hingga menimbulkan dampak buruk bagi guru dan siswa seperti terhambatnya proses belajar mengajar.
Kemendikbudristek akan tetap mempertahankan Kurikulum Merdeka yang fleksibel agar guru lebih leluasa mengembangkan proses pembelajaran, sehingga anak didik mempunyai ruang dan waktu yang cukup untuk mengembangkan potensi, karakter dan kompetensi mereka.
“Selama satu tahun ini yang kita lihat di lapangan ada perubahan dari cara anak belajar,” katanya dalam acara SMB: Kurikulum Merdeka Pembelajaran Berkualitas bagi Semua di Jakarta, Kamis.
Zulfikri menjelaskan penerapan Kurikulum Merdeka selama satu tahun terakhir berhasil mengembangkan nalar dan kepedulian siswa, meningkatkan kolaborasi antar-siswa maupun guru.
Baca juga: Kemendikbudristek: E-Rapor sederhanakan pelaporan hasil belajar siswa
Bahkan, para siswa juga tidak terbebani oleh materi pelajaran yang harus dihafal, karena Kurikulum Merdeka ini merupakan metode pembelajaran yang mengacu pada pendekatan bakat dan minat.
“Mereka punya pengalaman nyata bagaimana meningkatkan kepedulian, kolaborasi, kerja sama dan bagaimana mereka menggunakan ilmu yang didapat dalam kegiatan nyata, sehingga mereka merasakan manfaat dari belajar itu sendiri,” ujar Zulfikri.
Ia menuturkan saat ini Kemendikbudristek sedang melakukan umpan balik terhadap semua kebijakan dan regulasi yang ada, termasuk mengenai Kurikulum Merdeka Belajar.
Umpan balik yang dimaksud adalah dengan mendengar dan mengkaji berbagai masukan dari masyarakat, baik orang tua siswa dan pihak sekolah mengenai implementasi kurikulum tersebut.
Umpan balik itu termasuk melihat bahasa yang digunakan dalam regulasi terkait Kurikulum Merdeka mudah dipahami dan diterjemahkan atau tidak oleh guru ke dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang berkualitas bagi siswa.
Zulfikri memastikan jika ada aspek-aspek dalam regulasi Kurikulum Merdeka yang ternyata sulit dipahami atau menimbulkan salah persepsi, pihaknya akan segera menindaklanjuti.
Baca juga: Peneliti: Kurikulum Merdeka pulihkan pembelajaran siswa pascapandemi
Baca juga: Kemendikbudristek ajak guru tak ragu pelajari kurikulum merdeka di PMM
Hal tersebut dilakukan agar pada 2023, pemerintah siap dalam menyediakan semua perangkat regulasi dan dokumen yang memudahkan guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka ini.
“Mudah-mudahkan di tahun depan kita sudah menyiapkan regulasi untuk kurikulum ini secara nasional dan tentunya pemberlakuan tidak serentak 100 persen, namun bertahap,” katanya.
Ia meyakinkan bahwa orang tua maupun pihak sekolah tidak perlu khawatir, karena tidak akan terjadi perubahan yang sangat signifikan hingga menimbulkan dampak buruk bagi guru dan siswa seperti terhambatnya proses belajar mengajar.
Kemendikbudristek akan tetap mempertahankan Kurikulum Merdeka yang fleksibel agar guru lebih leluasa mengembangkan proses pembelajaran, sehingga anak didik mempunyai ruang dan waktu yang cukup untuk mengembangkan potensi, karakter dan kompetensi mereka.
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023
Tags: