Saham Asia sentuh tertinggi baru 7-bulan, investor tunggu data PDB AS
26 Januari 2023 14:58 WIB
Sejumlah orang dengan latar belakang layar elektronik yang menunjukkan indeks harga saham Nikkei Jepang di dalam sebuah aula konferensi di Tokyo, Jepang, Selasa (14/6/2022). ANTARA/REUTERS/Issei Kato/am.
Singapura (ANTARA) - Ekuitas Asia naik ke level tertinggi baru tujuh bulan pada Kamis, dengan saham Hong Kong mengejar kenaikan pasar lain karena perdagangan dilanjutkan setelah tiga hari libur Tahun Baru Imlek.
Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang menguat 0,9 persen menjadi 557,65 poin dan ditetapkan untuk kenaikan hari kelima berturut-turut.
Indeks telah naik 10 persen sejauh bulan ini, didukung oleh ekspektasi pemulihan ekonomi yang kuat di China dan harapan bahwa sebagian besar bank sentral utama mendekati akhir kenaikan suku bunga yang besar dan kuat.
Perdagangan tipis pada Kamis dengan Australia tutup untuk liburan dan beberapa bagian Asia, termasuk China, masih menikmati libur Tahun Baru Imlek.
Indeks Hang Seng Hong Kong berakhir melonjak 2,14 persen pada hari pertama perdagangan di Tahun Kelinci, indeks KOSPI Korea Selatan ditutup terangkat 1,65 perse, namun indeks Nikkei Jepang berakhir turun 0,12 persen.
Kenaikan tampaknya akan berlanjut di Eropa, dengan Eurostoxx 50 berjangka terangkat 0,58 persen, DAX Jerman berjangka 0,58 persen lebih tinggi dan FTSE berjangka naik 0,30 persen.
Pedagang bertaruh bahwa Federal Reserve AS akan segera mengurangi kebijakan kenaikan suku bunga yang agresif mendapat dorongan setelah bank sentral Kanada pada Rabu (25/1/2023) menaikkan suku tetapi menjadi bank sentral besar pertama yang mengatakan kemungkinan akan menunda kenaikan lebih lanjut untuk saat ini.
Setelah serangkaian kenaikan suku bunga yang sangat besar tahun lalu, bank sentral AS sekarang sebagian besar diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin yang lebih kecil minggu depan di tengah tanda-tanda bahwa inflasi mereda.
Sementara para analis memperkirakan The Fed pada akhirnya menghentikan kenaikan suku bunganya tahun ini, untuk beberapa pertemuan pada Februari terlalu dini untuk itu.
"Kami yakin The Fed akan melakukan upaya khusus untuk menghindari kesan bahwa akhir dari proses pengetatan sudah di depan mata," kata Kevin Cummins, kepala ekonom di NatWest Markets, dikutip dari Reuters.
Cummins mengatakan kemungkinan komite akan berusaha keras untuk menjaga pernyataan kebijakan resmi bebas dari apa pun yang dapat ditafsirkan sebagai saran bahwa jeda mungkin sedang dipertimbangkan dulu.
Sorotan akan tertuju pada data PDB AS yang akan dirilis pada Kamis. Laporan tersebut dapat menandai kuartal terakhir dari pertumbuhan yang solid sebelum efek lambat dari kenaikan suku bunga Fed yang luar biasa.
"Rilis PDB AS hari ini akan menjadi kepentingan utama untuk mengukur apakah ekspektasi pasar bergeser mendukung soft landing daripada resesi dapat terus bertahan," kata ahli strategi Saxo dalam sebuah catatan kepada klien.
Prospek kecepatan yang kurang agresif dalam pengetatan moneter telah memicu ekspektasi apa yang disebut soft landing - sebuah skenario di mana inflasi mereda dengan latar belakang pertumbuhan ekonomi yang melemah namun tetap tangguh.
Perhatian investor juga akan tertuju pada pertemuan Bank Sentral Inggris dan Bank Sentral Eropa minggu depan, dengan pedagang mencari petunjuk kapan bank sentral cenderung berubah dovish.
Baca juga: Saham Asia capai tertinggi baru 7-bulan, bursa Hong Kong dibuka lagi
Baca juga: IHSG berpeluang datar, pasar cermati kebijakan devisa hasil ekspor RI
Baca juga: Wall Street ditutup beragam & S&P 500 jatuh, pasar khawatir resesi
Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang menguat 0,9 persen menjadi 557,65 poin dan ditetapkan untuk kenaikan hari kelima berturut-turut.
Indeks telah naik 10 persen sejauh bulan ini, didukung oleh ekspektasi pemulihan ekonomi yang kuat di China dan harapan bahwa sebagian besar bank sentral utama mendekati akhir kenaikan suku bunga yang besar dan kuat.
Perdagangan tipis pada Kamis dengan Australia tutup untuk liburan dan beberapa bagian Asia, termasuk China, masih menikmati libur Tahun Baru Imlek.
Indeks Hang Seng Hong Kong berakhir melonjak 2,14 persen pada hari pertama perdagangan di Tahun Kelinci, indeks KOSPI Korea Selatan ditutup terangkat 1,65 perse, namun indeks Nikkei Jepang berakhir turun 0,12 persen.
Kenaikan tampaknya akan berlanjut di Eropa, dengan Eurostoxx 50 berjangka terangkat 0,58 persen, DAX Jerman berjangka 0,58 persen lebih tinggi dan FTSE berjangka naik 0,30 persen.
Pedagang bertaruh bahwa Federal Reserve AS akan segera mengurangi kebijakan kenaikan suku bunga yang agresif mendapat dorongan setelah bank sentral Kanada pada Rabu (25/1/2023) menaikkan suku tetapi menjadi bank sentral besar pertama yang mengatakan kemungkinan akan menunda kenaikan lebih lanjut untuk saat ini.
Setelah serangkaian kenaikan suku bunga yang sangat besar tahun lalu, bank sentral AS sekarang sebagian besar diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin yang lebih kecil minggu depan di tengah tanda-tanda bahwa inflasi mereda.
Sementara para analis memperkirakan The Fed pada akhirnya menghentikan kenaikan suku bunganya tahun ini, untuk beberapa pertemuan pada Februari terlalu dini untuk itu.
"Kami yakin The Fed akan melakukan upaya khusus untuk menghindari kesan bahwa akhir dari proses pengetatan sudah di depan mata," kata Kevin Cummins, kepala ekonom di NatWest Markets, dikutip dari Reuters.
Cummins mengatakan kemungkinan komite akan berusaha keras untuk menjaga pernyataan kebijakan resmi bebas dari apa pun yang dapat ditafsirkan sebagai saran bahwa jeda mungkin sedang dipertimbangkan dulu.
Sorotan akan tertuju pada data PDB AS yang akan dirilis pada Kamis. Laporan tersebut dapat menandai kuartal terakhir dari pertumbuhan yang solid sebelum efek lambat dari kenaikan suku bunga Fed yang luar biasa.
"Rilis PDB AS hari ini akan menjadi kepentingan utama untuk mengukur apakah ekspektasi pasar bergeser mendukung soft landing daripada resesi dapat terus bertahan," kata ahli strategi Saxo dalam sebuah catatan kepada klien.
Prospek kecepatan yang kurang agresif dalam pengetatan moneter telah memicu ekspektasi apa yang disebut soft landing - sebuah skenario di mana inflasi mereda dengan latar belakang pertumbuhan ekonomi yang melemah namun tetap tangguh.
Perhatian investor juga akan tertuju pada pertemuan Bank Sentral Inggris dan Bank Sentral Eropa minggu depan, dengan pedagang mencari petunjuk kapan bank sentral cenderung berubah dovish.
Baca juga: Saham Asia capai tertinggi baru 7-bulan, bursa Hong Kong dibuka lagi
Baca juga: IHSG berpeluang datar, pasar cermati kebijakan devisa hasil ekspor RI
Baca juga: Wall Street ditutup beragam & S&P 500 jatuh, pasar khawatir resesi
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: