Polri gelar kursus manajemen pengamanan stadion diikuti 66 peserta
26 Januari 2023 00:31 WIB
Asisten Operasi (Asops) Kapolri Irjen Pol. Agung Setya Imam Effendi didampingi pengajar dari Converty University Inggris, memberikan keterangan pers terkait pembukaan khursus manajemen pengamanan stadion, di Jakarta, Rabu (25/1/2023). ANTARA/HO-Divisi Humas Polri.
Jakarta (ANTARA) - Polri gelar kursus manajemen pengamanan stadion yang diikuti sebanyak 66 peserta dari aparat keamanan, penyelenggaraan pemangku kepentingan terkait sepak bola di Jakarta pada Rabu (25/1) hingga 2 Februari mendatang.
Asisten Operasi (Asops) Kapolri Irjen Pol. Agung Setyo Imam Effendi mengatakan kursus tersebut diselenggarakan oleh Polri dalam rangka untuk menjawab dari berbagai pertanyaan publik terkait dengan bagaimana transformasi persepakbolaan Indonesia.
“Polri menyelenggarakan kursus ini pertama tujuannya adalah meningkatkan kemampuan dan kompetensi Polri terutama penyelenggaraan (pertandingan) maupun nanti pelaksanaan di lapangan bisa kemudian memiliki kompetensi yang baik,” kata Agung dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Kursus diikuti peserta sebanyak 66 orang terdiri atas personel polisi, PSSI, perwakilan klub bola, Kementerian Kesehatan, dan pemangku kepentingan terkait lainnya.
Menurut Agung, selama sembilan hari bertempat di Hotel Century, Jakarta, peserta mendapatkan materi dari pengajar yang berasal dari Conventry University Inggris.
Jenderal bintang dua itu berharap transformasi pengetahuan dari tim pemateri bisa membawa pengetahuan dan skill tambahan bagi penyelenggara. Karena saat ini penyelenggaraan pengamanan dan keselamatan pertandingan menjadi hal yang sangat penting.
“Kami semua hadir di sini untuk sama-sama meningkatkan kapasitas manajemen pengamanan stadion dan pertandingan," katanya.
Mantan Kapolda Riau tu menambahkan, Polri sudah mulai menata penyelenggaraan pengamanan dan keselamatan pertandingan dengan mengeluarkan peraturan kepolisian (Perpol) Nomor 10 tahun 2022 tentang Pengamanan Penyelenggaraan Kompetisi Olahraga.
Menurut dia, pertandingan yang baik sejatinya bisa dinikmati. Dalam mewujudkan hal itu Polri tidak bisa bekerja sendiri. Diperlukan kolaborasi dengan PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang mewadahi kompetisi Liga 1,2 dan 3.
Selain itu, Polri juga berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) terkait dengan penyelenggaraan penataan stadion dalam konteks konstruksinya yang baik. Kemudian bersama Kemenkes untuk memastikan penyelenggaraan sepakbola tidak berisiko kepada hal terkait kesehatan maupun kematian.
“Itu terkait bagaimana penyelenggaraan manajemen keselamatan dan keamanan menjadi kami utamakan ke depannya,” kata Agung.
Salah satu pemateri dari Convertry University, Prof John Cudihy mengatakan materi yang disampaikan dalam kursus fokus untuk pembenahan sepak bola di Indonesia agar dirasakan aman dan penyelenggara dapat mengetahui keamanan melalui pelatihan baik dalam pengamanan skala nasional maupun internasional.
"Pelatihan ini bertujuan agar dalam manajemen pengamanan di stadion dapat berjalan dengan baik, terutama bagi penonton pertandingan saat menyaksikan pertandingan agar dapat merasa aman dan nyaman," katanya.
John menuturkan, tim pemateri datang ke Indonesia untuk membantu Polri dan pihak keamanan lainnya, serta pihak penyelenggara untuk manajemen pengamanan menjadi lebih baik, sehingga dapat mengurangi resiko yang mengancam atau tidak diinginkan di lapangan.
"Suatu tantangan bagi kami dalam membantu proses pengelolaan pengamanan sepak bola di Indonesia agar dapat menjadi lebih baik ke depannya," kata John.
Asisten Operasi (Asops) Kapolri Irjen Pol. Agung Setyo Imam Effendi mengatakan kursus tersebut diselenggarakan oleh Polri dalam rangka untuk menjawab dari berbagai pertanyaan publik terkait dengan bagaimana transformasi persepakbolaan Indonesia.
“Polri menyelenggarakan kursus ini pertama tujuannya adalah meningkatkan kemampuan dan kompetensi Polri terutama penyelenggaraan (pertandingan) maupun nanti pelaksanaan di lapangan bisa kemudian memiliki kompetensi yang baik,” kata Agung dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Kursus diikuti peserta sebanyak 66 orang terdiri atas personel polisi, PSSI, perwakilan klub bola, Kementerian Kesehatan, dan pemangku kepentingan terkait lainnya.
Menurut Agung, selama sembilan hari bertempat di Hotel Century, Jakarta, peserta mendapatkan materi dari pengajar yang berasal dari Conventry University Inggris.
Jenderal bintang dua itu berharap transformasi pengetahuan dari tim pemateri bisa membawa pengetahuan dan skill tambahan bagi penyelenggara. Karena saat ini penyelenggaraan pengamanan dan keselamatan pertandingan menjadi hal yang sangat penting.
“Kami semua hadir di sini untuk sama-sama meningkatkan kapasitas manajemen pengamanan stadion dan pertandingan," katanya.
Mantan Kapolda Riau tu menambahkan, Polri sudah mulai menata penyelenggaraan pengamanan dan keselamatan pertandingan dengan mengeluarkan peraturan kepolisian (Perpol) Nomor 10 tahun 2022 tentang Pengamanan Penyelenggaraan Kompetisi Olahraga.
Menurut dia, pertandingan yang baik sejatinya bisa dinikmati. Dalam mewujudkan hal itu Polri tidak bisa bekerja sendiri. Diperlukan kolaborasi dengan PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang mewadahi kompetisi Liga 1,2 dan 3.
Selain itu, Polri juga berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) terkait dengan penyelenggaraan penataan stadion dalam konteks konstruksinya yang baik. Kemudian bersama Kemenkes untuk memastikan penyelenggaraan sepakbola tidak berisiko kepada hal terkait kesehatan maupun kematian.
“Itu terkait bagaimana penyelenggaraan manajemen keselamatan dan keamanan menjadi kami utamakan ke depannya,” kata Agung.
Salah satu pemateri dari Convertry University, Prof John Cudihy mengatakan materi yang disampaikan dalam kursus fokus untuk pembenahan sepak bola di Indonesia agar dirasakan aman dan penyelenggara dapat mengetahui keamanan melalui pelatihan baik dalam pengamanan skala nasional maupun internasional.
"Pelatihan ini bertujuan agar dalam manajemen pengamanan di stadion dapat berjalan dengan baik, terutama bagi penonton pertandingan saat menyaksikan pertandingan agar dapat merasa aman dan nyaman," katanya.
John menuturkan, tim pemateri datang ke Indonesia untuk membantu Polri dan pihak keamanan lainnya, serta pihak penyelenggara untuk manajemen pengamanan menjadi lebih baik, sehingga dapat mengurangi resiko yang mengancam atau tidak diinginkan di lapangan.
"Suatu tantangan bagi kami dalam membantu proses pengelolaan pengamanan sepak bola di Indonesia agar dapat menjadi lebih baik ke depannya," kata John.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2023
Tags: