Menko Airlangga sebut NLE efisiensikan proses logistik nasional
25 Januari 2023 15:12 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) berbincang dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Rapat Koordinasi Percepatan Implementasi dan Pengembangan NLE yang diselenggarakan di Loka Kretagama Kemenko Perekonomian, Jakarta pada Selasa (24/1/2023). ANTARA/HO-Kemenko Perekonomian/pri.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan National Logistics Ecosystem (NLE) membuat proses logistik nasional menjadi lebih efisien melalui pengintegrasian layanan pemerintah dengan platform-platform logistik yang telah beroperasi.
Menko Airlangga juga mengapresiasi para pemimpin kementerian dan lembaga yang telah berkolaborasi untuk memenuhi target penyelesaian Rencana Aksi (Renaksi) NLE.
“Renaksi NLE sampai dengan Desember 2022 telah mencapai 90,5 persen dari total sejumlah 42 Renaksi,” katanya dalam keterangan resmi, Kamis.
Layanan-layanan NLE tersebut telah diterapkan di 14 pelabuhan laut yakni Pelabuhan Tanjung Priok, Tanjung Emas, Tanjung Perak, Belawan, Makassar, Pelabuhan Batam, Balikpapan, Merak, Samarinda, Kendari, Dumai, Palembang, Pontianak, dan Lampung.
Menko Airlangga juga menegaskan bahwa keberhasilan implementasi NLE sangat ditentukan oleh integrasi dan simplifikasi sistem layanan di Pemerintah dan kolaborasi antara layanan G2G, G2B, dan B2B.
Menurutnya, pemerintah juga perlu memastikan pelaku usaha atau pengguna jasa merasakan manfaat dari utilisasi layanan-layanan NLE yang telah dioperasikan.
Salah satu layanan NLE yakni Single Submission Pabean Karantina (SSm QC) dalam proses pemeriksaan bersama (joint-inspection) antara Bea Cukai dan Karantina, berhasil mengefisiensi waktu pemeriksaan hingga 22,37 persen dari seluruh proses serta menghemat biaya sebesar 33,48 persen atau mencapai Rp191,32 miliar.
Menko Airlangga juga mendorong untuk dilakukan percepatan penyelesaian penataan zonasi terminal peti kemas, sinkronisasi jalur kereta api dan peti kemas di pelabuhan, serta penyelesaian permasalahan lintas K/L terkait implementasi dan pengembangan NLE.
“Sinergi dan kolaborasi adalah kunci, karena menjaga resiliensi ekonomi dan memastikan tercapainya target pertumbuhan ekonomi membutuhkan kerja sama dan kerja keras seluruh pemangku kepentingan. Dengan demikian, kolaborasi menjadi kunci keberhasilan implementasi NLE,” tutupnya.
Baca juga: Erick Thohir: Merger Pelindo perkuat ekosistem logistik nasional
Baca juga: Luhut targetkan 149 pelabuhan jadi "green and smart port" pada 2024
Baca juga: OCBC NISP: Logistik hingga kesehatan potensi ekspansi bisnis di 2023
Menko Airlangga juga mengapresiasi para pemimpin kementerian dan lembaga yang telah berkolaborasi untuk memenuhi target penyelesaian Rencana Aksi (Renaksi) NLE.
“Renaksi NLE sampai dengan Desember 2022 telah mencapai 90,5 persen dari total sejumlah 42 Renaksi,” katanya dalam keterangan resmi, Kamis.
Layanan-layanan NLE tersebut telah diterapkan di 14 pelabuhan laut yakni Pelabuhan Tanjung Priok, Tanjung Emas, Tanjung Perak, Belawan, Makassar, Pelabuhan Batam, Balikpapan, Merak, Samarinda, Kendari, Dumai, Palembang, Pontianak, dan Lampung.
Menko Airlangga juga menegaskan bahwa keberhasilan implementasi NLE sangat ditentukan oleh integrasi dan simplifikasi sistem layanan di Pemerintah dan kolaborasi antara layanan G2G, G2B, dan B2B.
Menurutnya, pemerintah juga perlu memastikan pelaku usaha atau pengguna jasa merasakan manfaat dari utilisasi layanan-layanan NLE yang telah dioperasikan.
Salah satu layanan NLE yakni Single Submission Pabean Karantina (SSm QC) dalam proses pemeriksaan bersama (joint-inspection) antara Bea Cukai dan Karantina, berhasil mengefisiensi waktu pemeriksaan hingga 22,37 persen dari seluruh proses serta menghemat biaya sebesar 33,48 persen atau mencapai Rp191,32 miliar.
Menko Airlangga juga mendorong untuk dilakukan percepatan penyelesaian penataan zonasi terminal peti kemas, sinkronisasi jalur kereta api dan peti kemas di pelabuhan, serta penyelesaian permasalahan lintas K/L terkait implementasi dan pengembangan NLE.
“Sinergi dan kolaborasi adalah kunci, karena menjaga resiliensi ekonomi dan memastikan tercapainya target pertumbuhan ekonomi membutuhkan kerja sama dan kerja keras seluruh pemangku kepentingan. Dengan demikian, kolaborasi menjadi kunci keberhasilan implementasi NLE,” tutupnya.
Baca juga: Erick Thohir: Merger Pelindo perkuat ekosistem logistik nasional
Baca juga: Luhut targetkan 149 pelabuhan jadi "green and smart port" pada 2024
Baca juga: OCBC NISP: Logistik hingga kesehatan potensi ekspansi bisnis di 2023
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023
Tags: