IPC TPK bertekad pertahankan kinerja positif pada 2023
24 Januari 2023 17:46 WIB
Direktur Utama Indonesia Port Corporation Terminal Peti Kemas (lPC TPK) David Pandapotan Sirait saat memberikan sambutan di Menara Pelindo Lantai 18, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (24/1/2023). ANTARA/Abdu Faisal/aa.
Jakarta (ANTARA) - Manajemen Indonesia Port Corporation Terminal Peti Kemas (lPC TPK) bertekad untuk terus mempertahankan kinerja positif pada 2023 ini, antara lain dengan melihat lagi (review) faktor-faktor pendorong pertumbuhan bisnis melalui strategi pada 2022.
"Kami pada 2022 fokus pada peningkatan kualitas pelayanan dan peningkatan pendapatan di seluruh area kerja dan efisiensi biaya di berbagai lini. Keduanya itu berhasil mendorong pertumbuhan kinerja perseroan," ujar Direktur Utama lPC TPK David Pandapotan Sirait di Jakarta, Selasa.
David mengatakan pencapaian kinerja operasional IPC TPK meningkat enam persen pada 2022 (2.879.118 TEUs) melebihi kinerja 2021 (2.720.810 TEUs), atau tiga persen melebihi target dalam rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) sebesar 2.802.441 TEUs.
Peningkatan produktivitas terminal itu membuat perseroan menembus rekor pelayanan kapal dengan mencatatkan angka 55 BSH (boxes/ship per hour) pada November 2022, saat melayani MV MSC Regina di Terminal Operasi Tiga Area Tanjung Priok Dua, dengan mengoperasikan tujuh unit Quay Container Crane.
Baca juga: IPC TPK siaga bongkar-muat peti kemas tujuh hari 24 jam
"Ini juga melebihi target dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan sebesar 95,72 BSH (boxes/ship per hour)," katanya.
Pendapatan perseroan pada 2022 sebesar Rp2,85 triliun atau lebih tinggi 14 persen dari pencapaian pada 2021 sebesar Rp2,51 triliun atau lebih tinggi 10 persen dari RKAP sebesar Rp2,60 triliun.
Perseroan pada 2022 juga terus mendorong kinerja operasional tetap positif melalui efisiensi pengeluaran (cost efficiency) yang dilakukan di berbagai lini, antara lain pada penggunaan bahan bakar minyak (BBM) di 10 terminal yang dikelola IPC TPK.
Pada 2022, tercatat, penurunan dua persen pada rasio penggunaan BBM per "throughput" atau banyaknya petikemas dalam ukuran setara 20 kaki (Twenty Foot Equivalents per TEUs) diangkut. Dari 3,97 liter/TEUs di tahun 2021 berkurang menjadi 3,90 liter/TEUs.
Baca juga: IPC TPK layani rute baru "direct call" ke China
David meminta inovasi dan terobosan baru terus dilakukan oleh pegawai perseroan guna mendukung peningkatan kinerja korporasi dan mengoptimalkan pelayanan kepada pengguna jasa kepelabuhanan.
"Pelayanan ekstra berikan kepada pengguna jasa mulai dari pelayanan jasa berlabuh saat sandar/kedatangan kapal (berthing on arrival), pelayanan berbasis perencanaan dan pengendalian (planning and control), optimalisasi dan digitalisasi alat bongkar muat petikemas, hingga pada saat kapal berlayar meninggalkan dermaga," ujar David.
Sepanjang 2022, perseroan juga melayani delapan layanan baru dalam mendukung pemangkasan biaya logistik nasional dan waktu singgah kapal di pelabuhan (port stay).
Pada awal 2022 juga, perseroan pertama kali melayani kapal terbesar dengan panjang (length over all/LOA) 334 meter MV MSC Tianshan yang membawa sekitar 2.000 petikemas kosong berukuran 40 kaki untuk membantu mengatasi kelangkaan petikemas dalam menunjang ekspor produk-produk Indonesia ke luar negeri.
Baca juga: Anak usaha Pelindo pecahkan rekor layani peti kemas kapal terbesar
Perseroan juga pioner dalam implementasi Terminal Operating System (TOS) Nusantara dan penagihan tunggal (single billing) agar seluruh kegiatan pelayanan operasional dapat tercatat dan termonitor melalui sistem yang saling terintegrasi dengan biaya implementasi yang rendah.
"Kami pada 2022 fokus pada peningkatan kualitas pelayanan dan peningkatan pendapatan di seluruh area kerja dan efisiensi biaya di berbagai lini. Keduanya itu berhasil mendorong pertumbuhan kinerja perseroan," ujar Direktur Utama lPC TPK David Pandapotan Sirait di Jakarta, Selasa.
David mengatakan pencapaian kinerja operasional IPC TPK meningkat enam persen pada 2022 (2.879.118 TEUs) melebihi kinerja 2021 (2.720.810 TEUs), atau tiga persen melebihi target dalam rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) sebesar 2.802.441 TEUs.
Peningkatan produktivitas terminal itu membuat perseroan menembus rekor pelayanan kapal dengan mencatatkan angka 55 BSH (boxes/ship per hour) pada November 2022, saat melayani MV MSC Regina di Terminal Operasi Tiga Area Tanjung Priok Dua, dengan mengoperasikan tujuh unit Quay Container Crane.
Baca juga: IPC TPK siaga bongkar-muat peti kemas tujuh hari 24 jam
"Ini juga melebihi target dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan sebesar 95,72 BSH (boxes/ship per hour)," katanya.
Pendapatan perseroan pada 2022 sebesar Rp2,85 triliun atau lebih tinggi 14 persen dari pencapaian pada 2021 sebesar Rp2,51 triliun atau lebih tinggi 10 persen dari RKAP sebesar Rp2,60 triliun.
Perseroan pada 2022 juga terus mendorong kinerja operasional tetap positif melalui efisiensi pengeluaran (cost efficiency) yang dilakukan di berbagai lini, antara lain pada penggunaan bahan bakar minyak (BBM) di 10 terminal yang dikelola IPC TPK.
Pada 2022, tercatat, penurunan dua persen pada rasio penggunaan BBM per "throughput" atau banyaknya petikemas dalam ukuran setara 20 kaki (Twenty Foot Equivalents per TEUs) diangkut. Dari 3,97 liter/TEUs di tahun 2021 berkurang menjadi 3,90 liter/TEUs.
Baca juga: IPC TPK layani rute baru "direct call" ke China
David meminta inovasi dan terobosan baru terus dilakukan oleh pegawai perseroan guna mendukung peningkatan kinerja korporasi dan mengoptimalkan pelayanan kepada pengguna jasa kepelabuhanan.
"Pelayanan ekstra berikan kepada pengguna jasa mulai dari pelayanan jasa berlabuh saat sandar/kedatangan kapal (berthing on arrival), pelayanan berbasis perencanaan dan pengendalian (planning and control), optimalisasi dan digitalisasi alat bongkar muat petikemas, hingga pada saat kapal berlayar meninggalkan dermaga," ujar David.
Sepanjang 2022, perseroan juga melayani delapan layanan baru dalam mendukung pemangkasan biaya logistik nasional dan waktu singgah kapal di pelabuhan (port stay).
Pada awal 2022 juga, perseroan pertama kali melayani kapal terbesar dengan panjang (length over all/LOA) 334 meter MV MSC Tianshan yang membawa sekitar 2.000 petikemas kosong berukuran 40 kaki untuk membantu mengatasi kelangkaan petikemas dalam menunjang ekspor produk-produk Indonesia ke luar negeri.
Baca juga: Anak usaha Pelindo pecahkan rekor layani peti kemas kapal terbesar
Perseroan juga pioner dalam implementasi Terminal Operating System (TOS) Nusantara dan penagihan tunggal (single billing) agar seluruh kegiatan pelayanan operasional dapat tercatat dan termonitor melalui sistem yang saling terintegrasi dengan biaya implementasi yang rendah.
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2023
Tags: