"(Mereka memiliki ikatan mata hati yang kuat) Karena dialog antara Ibu Mega dan Pak Prakosa ini penuh diwarnai dengan dialog dari mata hati. Dialog untuk mencintai alam, mencintai bumi pertiwi dan dengan Bapak Muhammad Prakosa, Ibu Mega betul-betul mendapat teman sejawat," kata Hasto, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.
Hal tersebut dia sampaikan dalam prosesi pemakaman Prakosa yang merupakan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Italia merangkap Malta, Siprus, San Marino serta FAO, IFAD, WFP dan UNIDROIT itu di Bantul, DI Yogyakarta, Selasa.
Baca juga: Dubes Muhammad Prakosa meninggal dunia karena sakit
Baca juga: Hasto sebut PDIP kehilangan sosok bersahaja atas wafatnya M. Prakosa
Ia lalu mengatakan apabila saat ini PDIP gencar mendorong Gerakan Merawat Bumi, itu adalah hasil dari kesatupaduan kepemimpinan Megawati sebagai ketua umum dan Prakosa sebagai kader senior.
"Ini kemudian mampu membangun suatu kultur untuk mencintai lingkungan," imbuh Hasto.
Dia lalu menyampaikan pesan dari Megawati untuk keluarga Almarhum Prakosa.
“"epada keluarga yang ditinggal, pesan Ibu Mega janganlah bersedih karena Pak Prakosa telah memberikan dedikasi yang terbaik. Alam telah menjadi saksi dengan Gerhan, Gerakan Penghijauan, yang telah beliau canangkan ketika menjadi Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup," ujar Hasto.
Ia menambahkan gerakan tersebut telah mampu menghasilkan oksigen bagi kehidupan dan menggerakkan anak-anak bangsa untuk mencintai lingkungan, membersihkan sungai, serta menyelamatkan mata air kehidupan.
Hasto juga menyebutkan seluruh kader Partai telah bergotong royong, khususnya DPC PDIP Kota Bantul untuk menggelar prosesi pemakaman dengan penuh penghormatan terhadap Prakosa.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal (Dirjen) Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Umar Hadi mengatakan pihaknya mengenang Prakosa sebagai sosok sederhana, bersahaja, dan sangat setia dalam melaksanakan tugas demi bangsa dan negara.
Baca juga: Hasto sebut PDIP kehilangan sosok bersahaja atas wafatnya M. Prakosa
"Periode 2001-2004 itu adalah periode berat karena harus mengawali reformasi kehutanan dan di masa kepemimpinan nya itulah dasar reformasi kehutanan. Kami sangat berduka mendalam atas meninggalnya almarhum serta terima kasih atas pengabdian terbaik almarhum bagi bangsa dan negara," ujar Ruandha.