BRI salurkan KUR Rp909 triliun kepada 35 juta nasabah sejak 2015
24 Januari 2023 15:37 WIB
Direktur Utama BRI Sunarso (kedua dari kanan) dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta, Selasa (24/1/2023). (ANTARA/Agatha Olivia Victoria.)
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI telah menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp909 triliun kepada lebih dari 35 juta nasabah pada periode 2015-2022.
"Ini adalah penyaluran KUR BRI generasi kedua, karena dahulu tahun 2007 sampai 2014 itu disebutnya KUR generasi pertama," ucap Direktur Utama BRI Sunarso dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang dipantau secara virtual di Jakarta, Selasa.
Untuk tahun 2022 saja, ia mengungkapkan BRI telah menyalurkan KUR sebesar Rp252,38 triliun kepada 6,58 juta nasabah atau mencapai 98,05 persen dari target yang ditetapkan pemerintah, yakni sebanyak Rp257,39 triliun.
Secara perinci pada tahun 2015, KUR yang disalurkan BRI adalah sebesar Rp16,18 triliun yang diberikan kepada 920.905 nasabah, sebesar Rp69,45 triliun kepada 3,99 juta nasabah pada tahun 2016, sebanyak Rp69,6 triliun kepada Rp3,71 juta nasabah pada tahun 2017, serta senilai Rp80,17 triliun kepada 3,94 juta nasabah pada tahun 2018.
Kemudian di tahun 2019, KUR yang disalurkan adalah sebanyak Rp87,9 triliun kepada 4,07 juta nasabah, di tahun 2020 senilai Rp138,54 triliun kepada 5,39 juta nasabah, serta di tahun 2021 sebesar Rp194,39 triliun kepada 6,51 juta nasabah.
Dari penyaluran KUR tersebut, Sunarso menyebutkan rasio kredit macet (Non Performing Ratio/NPL) mencapai 0,83 persen.
"Rinciannya, NPL KUR usaha super mikro itu sebesar 3,63 persen, KUR usaha mikro 0,78 persen, dan KUR usaha kecil 0,67 persen," tambahnya.
Di sisi lain, dirinya menyampaikan akumulasi restrukturisasi kredit COVID-19 yang diberikan BRI adalah sebesar Rp256,3 triliun dengan sisa outstanding sebesar Rp116,45 triliun per September 2022.
Dengan demikian terjadi penurunan restrukturisasi kredit sebanyak Rp139,92 triliun yang meliputi pembayaran sebanyak Rp91,58 triliun, lepas restrukturisasi Rp35,58 triliun, dan kredit yang tidak bisa diselamatkan Rp12,74 triliun.
Lebih perinci, pembayaran yang senilai Rp91,58 triliun terdiri dari Rp37,27 triliun lunas dan mengambil kembali, Rp11,08 triliun turun pokok, serta Rp43,23 triliun lunas putus.
Baca juga: BRI salurkan stimulus PEN Rp214,6 triliun kepada 40 juta penerima
Baca juga: BRI: Kompetisi dengan fintech akan pengaruhi tren perbankan RI
"Ini adalah penyaluran KUR BRI generasi kedua, karena dahulu tahun 2007 sampai 2014 itu disebutnya KUR generasi pertama," ucap Direktur Utama BRI Sunarso dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang dipantau secara virtual di Jakarta, Selasa.
Untuk tahun 2022 saja, ia mengungkapkan BRI telah menyalurkan KUR sebesar Rp252,38 triliun kepada 6,58 juta nasabah atau mencapai 98,05 persen dari target yang ditetapkan pemerintah, yakni sebanyak Rp257,39 triliun.
Secara perinci pada tahun 2015, KUR yang disalurkan BRI adalah sebesar Rp16,18 triliun yang diberikan kepada 920.905 nasabah, sebesar Rp69,45 triliun kepada 3,99 juta nasabah pada tahun 2016, sebanyak Rp69,6 triliun kepada Rp3,71 juta nasabah pada tahun 2017, serta senilai Rp80,17 triliun kepada 3,94 juta nasabah pada tahun 2018.
Kemudian di tahun 2019, KUR yang disalurkan adalah sebanyak Rp87,9 triliun kepada 4,07 juta nasabah, di tahun 2020 senilai Rp138,54 triliun kepada 5,39 juta nasabah, serta di tahun 2021 sebesar Rp194,39 triliun kepada 6,51 juta nasabah.
Dari penyaluran KUR tersebut, Sunarso menyebutkan rasio kredit macet (Non Performing Ratio/NPL) mencapai 0,83 persen.
"Rinciannya, NPL KUR usaha super mikro itu sebesar 3,63 persen, KUR usaha mikro 0,78 persen, dan KUR usaha kecil 0,67 persen," tambahnya.
Di sisi lain, dirinya menyampaikan akumulasi restrukturisasi kredit COVID-19 yang diberikan BRI adalah sebesar Rp256,3 triliun dengan sisa outstanding sebesar Rp116,45 triliun per September 2022.
Dengan demikian terjadi penurunan restrukturisasi kredit sebanyak Rp139,92 triliun yang meliputi pembayaran sebanyak Rp91,58 triliun, lepas restrukturisasi Rp35,58 triliun, dan kredit yang tidak bisa diselamatkan Rp12,74 triliun.
Lebih perinci, pembayaran yang senilai Rp91,58 triliun terdiri dari Rp37,27 triliun lunas dan mengambil kembali, Rp11,08 triliun turun pokok, serta Rp43,23 triliun lunas putus.
Baca juga: BRI salurkan stimulus PEN Rp214,6 triliun kepada 40 juta penerima
Baca juga: BRI: Kompetisi dengan fintech akan pengaruhi tren perbankan RI
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: