Investor ingin jadikan Likupang destinasi wisata kedua setelah Bali
22 Januari 2023 20:58 WIB
Investor PT Bhineka Mancawisata ingin menjadikan Likupang di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara sebagai destinasi pariwisata kedua setelah Bali, sebut Pimpinan Cabang PT Bhineka Mancawisata Manado, Donny Pradono. ANTARA/Karel A Polakitan (1)
Manado (ANTARA) - Investor PT Bhineka Mancawisata yang sedang membangun Hotel Marriott ingin menjadikan Likupang di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, sebagai destinasi pariwisata kedua setelah Bali.
"Alasan dipilihnya Likupang karena memang menjadi impian dari pemilik, dan ingin menjadikan kawasan ini sebagai destinasi wisata kedua setelah Bali. Beliau jatuh hati dengan tempat ini (Likupang)," ujar Pimpinan Cabang PT Bhineka Mancawisata Manado, Donny Pradono di Likupang, Minggu.
Nilai investasi yang sudah tertanam dan akan ditanam untuk membangun hotel tersebut diperkirakan sekitar Rp1 triliun.
Baca juga: Kemenhub siapkan kapal wisata "bottom glass" dukung wisata Likupang
Di Likupang ini menurut dia, pantainya bagus, karangnya bagus, hutan bakaunya pun luar biasa sehingga Presiden Jokowi saat berkunjung pada Kamis (19/1) lalu berharap pengelola menjaga lingkungan di kawasan tersebut.
"Jadi kami pegang amanah itu untuk menjaga lingkungan sekitar sini," katanya.
Kawasan Likupang ini mulai dilirik sejak 1995, kemudian sedikit demi sedikit mulai membebaskan lahan, sampai 2019 awal bersepakat mengembangkan hotel seluas 25 hektare.
Pemanfaatan lahan diperkirakan mencapai 300 hektare termasuk untuk kawasan hijau.
Hotel Marriott dibangun sebanyak 15 lantai dengan 327 kamar serta menyediakan 10 'water villa'.
"Penyelesaian konstruksi pada pertengahan tahun, dan kemudian 'grand opening' Hotel Marriott pada akhir tahun. Target pasarnya adalah wisatawan mancanegara," katanya.
Baca juga: Presiden: Pemerintah benahi infrastruktur dukung pariwisata Likupang
Presiden Jokowi saat kunjungan kerjanya ke Provinsi Sulawesi Utara, meresmikan Bendungan Kuwil-Kawangkoan, selanjutnya menyempatkan diri melihat langsung pekerjaan Hotel Marriott Likupang yang dalam tahap penyelesaian konstruksi.
Likupang merupakan salah satu dari lima kawasan destinasi pariwisata super prioritas yang ditetapkan pemerintah setelah Danau Toba, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo.
"Alasan dipilihnya Likupang karena memang menjadi impian dari pemilik, dan ingin menjadikan kawasan ini sebagai destinasi wisata kedua setelah Bali. Beliau jatuh hati dengan tempat ini (Likupang)," ujar Pimpinan Cabang PT Bhineka Mancawisata Manado, Donny Pradono di Likupang, Minggu.
Nilai investasi yang sudah tertanam dan akan ditanam untuk membangun hotel tersebut diperkirakan sekitar Rp1 triliun.
Baca juga: Kemenhub siapkan kapal wisata "bottom glass" dukung wisata Likupang
Di Likupang ini menurut dia, pantainya bagus, karangnya bagus, hutan bakaunya pun luar biasa sehingga Presiden Jokowi saat berkunjung pada Kamis (19/1) lalu berharap pengelola menjaga lingkungan di kawasan tersebut.
"Jadi kami pegang amanah itu untuk menjaga lingkungan sekitar sini," katanya.
Kawasan Likupang ini mulai dilirik sejak 1995, kemudian sedikit demi sedikit mulai membebaskan lahan, sampai 2019 awal bersepakat mengembangkan hotel seluas 25 hektare.
Pemanfaatan lahan diperkirakan mencapai 300 hektare termasuk untuk kawasan hijau.
Hotel Marriott dibangun sebanyak 15 lantai dengan 327 kamar serta menyediakan 10 'water villa'.
"Penyelesaian konstruksi pada pertengahan tahun, dan kemudian 'grand opening' Hotel Marriott pada akhir tahun. Target pasarnya adalah wisatawan mancanegara," katanya.
Baca juga: Presiden: Pemerintah benahi infrastruktur dukung pariwisata Likupang
Presiden Jokowi saat kunjungan kerjanya ke Provinsi Sulawesi Utara, meresmikan Bendungan Kuwil-Kawangkoan, selanjutnya menyempatkan diri melihat langsung pekerjaan Hotel Marriott Likupang yang dalam tahap penyelesaian konstruksi.
Likupang merupakan salah satu dari lima kawasan destinasi pariwisata super prioritas yang ditetapkan pemerintah setelah Danau Toba, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo.
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023
Tags: