Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah merencanakan akan mengalihkan para pengguna minyak tanah dalam rumah tangga untuk beralih menggunakan gas (Elpiji) , karena harganya jelas lebih murah ketimbang minyak tanah, kata Menteri Perindustrian Fahmi Idris di Jakarta, Jumat. Departemen Perindustrian akan mengkoordinasikan para pembuat tabung gas agar memproduksi tabung gas berukuran 3 kg, sedangkan ukuran paling kecil saat ini 15 kg. "Untuk itu kami akan mengundang pihak industri pabrik gas dan juga Pertamina serta sektor terkait hari Senin depan, untuk mencari solusi terbaik," kata Menperin. Sebagai tahap awal direncanakan akan diproduksi sekitar 12 juta tabung Elpiji untuk memenuhi kebutuhan di seluruh Indonesia, tambahnya. Gagasan pengalihan penggunaan minyak tanah ke Elpiji bagi rumah tangga itu dimaksudkan untuk menekan pengeluaran setiap rumah tangga yang masih menggunakan minyak tanah, berhubung harga minyak tanah saat ini cukup tinggi. Tekait hal ini, pemerintah juga akan mengkoordinasikan perusahaan pembuat kompor gas agar memproduksi kompor gas dengan harga yang terjangkau masyarakat menengah ke bawah. Ketika disinggung tentang penggunaan briket batu bara, untuk industri rumah tangga, Fahmi mengatakan penggunaan Elpiji jauh lebih bersih lingkungan. "Briket polusinya cukup tinggi, sebagai contoh di Shanghai, batu bara sudah dilarang digunakan di setiap rumah tangga, karena polusinya cukup tinggi terutama untuk lingkungan yang padat," tambah Menperin. "Berdasarkan acuan itu, penggunaan batu bara jika diintensifkan untuk rumah tangga berbahaya, tapi untuk industri seperti keramik dan lain-lain tidak masalah," katanya.(*)