Ambon (ANTARA) - Puluhan warga Tionghoa di Kota Ambon, Maluku merayakan Tahun Baru Imlek 2574 di Vihara Swarna Giri Tirta di kawasan Gunung Nona, Kecamatan Kecamatan Sirimau, Kota Ambon.

Ketua Walubi Maluku, Wilhelmus Jauwerissa, di Ambon, Minggu mengatakan, imlek bagi umat Tionghoa merupakan budaya yang berkaitan dengan penanggalan-penanggalan lunar.

“Kita menyadari bahwa penanggalan lunar berpatokan kepada dinamika kehidupan di dalam perkembangan hidup. Kita serentak di seluruh dunia sebagai keturunan Tionghoa menyambut perayaan budaya sebagai ungkap syukur yang mendalam dalam perjalanan tahun lalu sehingga kita dapat melewati dengan baik dan kita akan menempuh tahun depan dengan harapan lebih baik,” kata Wilhelmus.

Kata Wilhelmus, sebagai manusia perlu bersatu hati untuk berdoa, berupaya mengangkat hati kepada penguasa alam.

“Harapan kami, pada tahun baru imlek kali ini, kita dapat peroleh kedamaian,” katanya.

Baca juga: Delapan tradisi Imlek dan penjelasan maknanya
Baca juga: Atraksi Barongsai meriahkan perayaan imlek di Maluku City Mall Ambon

Meski begitu, Wilhelmus melanjutkan, dalam perayaan Tahun Baru Imlek, perlu banyak berdoa demi terhindar dari bencana alam.

“Oleh karena itu, kehadiran kita semua entah di mana pun keberadaan orang-orang Tionghoa pasti mereka berdoa dan bersyukur dan mengharapkan yang lebih baik,” terangnya.

Wilhilmus juga mengaku, meskipun aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) telah dicabut, tetapi warga Tionghoa masih mengantisipasi pandemi sehingga tahun baru imlek 2023 masih belum dirayakan secara besar-besaran.

“Walau PPKM sudah ditarik, tetapi realita kan tidak bisa menyangkal bahwa pandemi masih beredar. Oleh karena itu dengan harapan semoga di tahun 2024, kita akan lakukan yang lebih baik,” ucapnya.

Baca juga: Menag nilai Imlek momen lakukan instrospeksi diri
Baca juga: MKG suguhkan aneka dekorasi khas Imlek dan atraksi Barongsai Tonggak

Baca juga: Merawat keberagaman lewat momentum Imlek