Wakil Ketua DPR: Aset Muhammadiyah bisa jadi kekuatan ekonomi besar
22 Januari 2023 10:50 WIB
Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinasi Indusri dan Pembangunan (Korinbang) saat memberikan ceramah umum di hadapan warga Muhammadiyah di Masjid At Taqwa, Universitas Muhammadiyah Jakarta, 21 Januari 2023 (ANTARA/HO/DPR Korinbang)
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinasi Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmat Gobel mengatakan, Muhammadiyah memiliki aset yang sangat besar berupa ratusan perguruan tinggi dan puluhan rumah sakit serta jamaah yang umumnya kelas menengah.
"Jika bisa dikonsolidasi maka Muhammadiyah bisa menjadi sebuah kekuatan ekonomi dan menjadi lokomotif ekonomi umat," katanya saat memberikan ceramah umum di depan warga Muhammadiyah di Masjid At Taqwa, Universitas Muhammadiyah Jakarta, 21 Januari 2023, sebagaimana dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu.
Saat ini Muhammadiyah memiliki sekitar 170 perguruan tinggi dan sekitar 80 rumah sakit. Konsolidasi itu akan memudahkan dalam menggerakkan ekonomi pendukungnya dan umat Islam pada umumnya.
“Untuk itu perlu ada wadah koperasi yang akan menyatukan berbagai kepentingan. Seperti lidi, jika bersatu akan kuat,” kata Rachmat Gobel.
Baca juga: Gobel bersama Gubernur Ehime Jepang panen padi dengan pupuk organik
Konsolidasi dalam bentuk koperasi, lanjutnya, bisa disesuaikan dengan bidang ekonomi yang ditekuni
Selain itu, kata Gobel, banyak bidang usaha yang juga bisa digarap seperti pertanian, kelautan dan perikanan, dan UMKM.
"Melalui koperasi maka masalah pupuk, bibit, pascapanen, pergudangan, dan penjualan akan menjadi urusan koperasi. Petani bercocok tanam saja. Jangan dibebani hal-hal lainnya. Tapi mereka semua pemilik koperasinya," ujar Gobel.
Ia juga menyebut potensi bisnis herbal yang pasar dunianya di atas Rp 2 ribu triliun, namun Indonesia baru berkontribusi kurang dari satu persen.
"Padahal dulu penjajah datang ke Nusantara untuk mencari herbal ini, bukan mencari tambang. Mengapa sekarang justru kita meninggalkan berkah Tuhan ini pada kita?” katanya.
Gobel juga mengajak warga Muhammadiyah dan umat Islam pada umumnya untuk menekuni ekonomi berbasis budaya. "Karena ini kekuatan kita. Jangan sampai punah. Ini memiliki potensi ekonomi yang besar, di antaranya adalah batik, songket, tenun, mebel, ukir, rajut, anyam, kuliner, dan sebagainya," katanya.
Baca juga: Muhammadiyah DKI ajak masyarakat bijaksana manfaatkan air
Ia mengaku pada saat menjadi menteri perdagangan sempat melarang impor tekstil bermotif batik agar industri batik nasional tidak mati. "Saya dapat perlawanan yang luar biasa," katanya.
Gobel mengajak warga Muhammadiyah untuk bersatu, bersikap mandiri, dan berpijak pada kekuatan yang diwariskan alam maupun yang diwariskan nenek moyang. "Mulai dari yang ada, yaitu mengkonsolidasikan aset ekonomi yang dimiliki Muhammadiyah, yaitu lembaga pendidikan dan rumah sakit," katanya.
"Jika bisa dikonsolidasi maka Muhammadiyah bisa menjadi sebuah kekuatan ekonomi dan menjadi lokomotif ekonomi umat," katanya saat memberikan ceramah umum di depan warga Muhammadiyah di Masjid At Taqwa, Universitas Muhammadiyah Jakarta, 21 Januari 2023, sebagaimana dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu.
Saat ini Muhammadiyah memiliki sekitar 170 perguruan tinggi dan sekitar 80 rumah sakit. Konsolidasi itu akan memudahkan dalam menggerakkan ekonomi pendukungnya dan umat Islam pada umumnya.
“Untuk itu perlu ada wadah koperasi yang akan menyatukan berbagai kepentingan. Seperti lidi, jika bersatu akan kuat,” kata Rachmat Gobel.
Baca juga: Gobel bersama Gubernur Ehime Jepang panen padi dengan pupuk organik
Konsolidasi dalam bentuk koperasi, lanjutnya, bisa disesuaikan dengan bidang ekonomi yang ditekuni
Selain itu, kata Gobel, banyak bidang usaha yang juga bisa digarap seperti pertanian, kelautan dan perikanan, dan UMKM.
"Melalui koperasi maka masalah pupuk, bibit, pascapanen, pergudangan, dan penjualan akan menjadi urusan koperasi. Petani bercocok tanam saja. Jangan dibebani hal-hal lainnya. Tapi mereka semua pemilik koperasinya," ujar Gobel.
Ia juga menyebut potensi bisnis herbal yang pasar dunianya di atas Rp 2 ribu triliun, namun Indonesia baru berkontribusi kurang dari satu persen.
"Padahal dulu penjajah datang ke Nusantara untuk mencari herbal ini, bukan mencari tambang. Mengapa sekarang justru kita meninggalkan berkah Tuhan ini pada kita?” katanya.
Gobel juga mengajak warga Muhammadiyah dan umat Islam pada umumnya untuk menekuni ekonomi berbasis budaya. "Karena ini kekuatan kita. Jangan sampai punah. Ini memiliki potensi ekonomi yang besar, di antaranya adalah batik, songket, tenun, mebel, ukir, rajut, anyam, kuliner, dan sebagainya," katanya.
Baca juga: Muhammadiyah DKI ajak masyarakat bijaksana manfaatkan air
Ia mengaku pada saat menjadi menteri perdagangan sempat melarang impor tekstil bermotif batik agar industri batik nasional tidak mati. "Saya dapat perlawanan yang luar biasa," katanya.
Gobel mengajak warga Muhammadiyah untuk bersatu, bersikap mandiri, dan berpijak pada kekuatan yang diwariskan alam maupun yang diwariskan nenek moyang. "Mulai dari yang ada, yaitu mengkonsolidasikan aset ekonomi yang dimiliki Muhammadiyah, yaitu lembaga pendidikan dan rumah sakit," katanya.
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023
Tags: