Menkeu Prancis: Mogok nasional tidak akan rugikan ekonomi
20 Januari 2023 20:14 WIB
Para pekerja Groupe ADP (Aeroports de Paris) melakukan mogok dengan memblokis pintu keberangkatan saat mereka berdemonstrasi di dalam Terminal 3 di bandara Orly di dekat Paris pada malam dimulainya liburan musim panas di Prancis, Kamis (1/7/2021). REUTERS/Sarah Meyssonnier/hp/cfo
Paris (ANTARA) - Mogok kerja yang digelar sebagai protes atas rencana Prancis menaikkan usia pensiun tidak akan merugikan ekonomi negara, kata Menteri Keuangan Bruno Le Maire kepada Bloomberg TV, Jumat.
"Saya tidak berpikir bahwa protes ini akan memiliki dampak penting terhadap ekonomi Prancis," kata Le Maire di Forum Ekonomi Dunia, Davos, seraya menambahkan bahwa ekonomi Prancis baik-baik saja.
Lebih dari satu juta orang turun ke jalan di beberapa kota Prancis untuk memprotes rencana Presiden Emmanuel Macron menaikkan usia pensiun. Gelombang mogok kerja memberhentikan operasi kereta, memblokir kilang, dan menahan pembangkitan listrik.
Serikat-serikat pekerja menyerukan hari protes berskala nasional baru pada 31 Januari, namun pemerintah tidak menunjukkan pertanda akan menyerah.
"Kami sangat percaya bahwa reformasi menjadi kebutuhan bagi Prancis. Ini merupakan cara terbaik untuk memastikan kesejahteraan lebih bagi rakyat Prancis," kata Le Maire.
Namun, dia menyampaikan bahwa pemerintah memiliki pandangan terbuka mengenai diskusi tentang perubahan tersebut.
Dengan rencana reformasi pensiun itu, warga Prancis akan bekerja dua tahun lebih lama hingga usia 64 tahun.
Perubahan tersebut masih harus melalui parlemen, dimana Macron telah kehilangan mayoritas namun dia masih berharap rencana tersebut disahkan melalui dukungan pihak konservatif.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pekerja di dua bandara Paris gelar mogok kerja tuntut kenaikan gaji
Baca juga: Strategi COVID untuk sekolah "kacau", guru di Prancis mogok
"Saya tidak berpikir bahwa protes ini akan memiliki dampak penting terhadap ekonomi Prancis," kata Le Maire di Forum Ekonomi Dunia, Davos, seraya menambahkan bahwa ekonomi Prancis baik-baik saja.
Lebih dari satu juta orang turun ke jalan di beberapa kota Prancis untuk memprotes rencana Presiden Emmanuel Macron menaikkan usia pensiun. Gelombang mogok kerja memberhentikan operasi kereta, memblokir kilang, dan menahan pembangkitan listrik.
Serikat-serikat pekerja menyerukan hari protes berskala nasional baru pada 31 Januari, namun pemerintah tidak menunjukkan pertanda akan menyerah.
"Kami sangat percaya bahwa reformasi menjadi kebutuhan bagi Prancis. Ini merupakan cara terbaik untuk memastikan kesejahteraan lebih bagi rakyat Prancis," kata Le Maire.
Namun, dia menyampaikan bahwa pemerintah memiliki pandangan terbuka mengenai diskusi tentang perubahan tersebut.
Dengan rencana reformasi pensiun itu, warga Prancis akan bekerja dua tahun lebih lama hingga usia 64 tahun.
Perubahan tersebut masih harus melalui parlemen, dimana Macron telah kehilangan mayoritas namun dia masih berharap rencana tersebut disahkan melalui dukungan pihak konservatif.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pekerja di dua bandara Paris gelar mogok kerja tuntut kenaikan gaji
Baca juga: Strategi COVID untuk sekolah "kacau", guru di Prancis mogok
Penerjemah: Fadhli Ruhman
Editor: Sri Haryati
Copyright © ANTARA 2023
Tags: