"Untuk perkembangannya, ada beberapa secara kuantitas, angka istri tersangka Wowon sebanyak ada enam orang. Itu tentu juga butuh proses pendalaman," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko saat ditemui, Jumat.
Dari informasi yang diperoleh, keenam istri Wowon adalah Wiwin, Ende, Heni, Iis, Halimah, dan Ai Maemunah.
Dari enam istri tersebut, tiga di antaranya tewas dibunuh yaitu Wiwin, Halimah dan Ai Maemunah.
Baca juga: Lemkapi sebut tak mudah ungkap pembunuhan di Bekasi
Halimah sendiri adalah ibu dari Ai Maemunah yang tewas dibunuh oleh rekan Wowon yakni Solihin alias Duloh di Cianjur, Jawa Barat.Baca juga: Lemkapi sebut tak mudah ungkap pembunuhan di Bekasi
Sementara istri Wowon bernama Wiwin juga dibunuh dan dikubur di satu lubang dengan ibunya bernama Noneng.
"Jadi, korban tewas sementara berjumlah sembilan orang," kata Trunoyudo.
Sebelumnya, kasus pembunuhan berantai, terduga oleh Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh dan Dede Solahuddin ini berawal dari kematian tiga dari lima anggota keluarga di Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat pada Kamis (12/1).
Korban bernama Ai Maemunah dan kedua anaknya Ridwan Abdul Muiz (20) serta M Riswandi (16) tewas dibunuh dengan cara diracun.
Baca juga: Polda Metro ungkap keracunan di Bekasi sebagai pembunuhan berencana
Terdapat satu korban lagi namun jasadnya masih belum ditemukan.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran menyebut kasus pembunuhan ini adalah serial pembunuh (killer) yang dikemas supranatural dengan janji membuat menjadi kaya.
"Mereka melakukan serangkaian pembunuhan atau biasa disebut 'serial killer' dengan motif janji-janji yang dikemas supranatural untuk membuat orang menjadi sukses atau kaya," ucap Fadil Imran dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (19/1).
Baca juga: Polisi periksa kondisi psikologi pelaku mutilasi di Bekasi
Fadil menjelaskan Wowon dan komplotannya melakukan pembunuhan kepada para korban karena dianggap berbahaya setelah mengetahui praktik kejahatan tersebut.Baca juga: Polisi periksa kondisi psikologi pelaku mutilasi di Bekasi