Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendukung pertukangan ilmu, bahasa hingga budaya antara Indonesia dan Jepang melalui Nihongo Partners dengan Memorandum Kerja Sama atau Memorandum of Cooperation (MoC) pada Juli 2022.

Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Biro Kerja Sama dan Humas (BKHM) Kemendikbudristek Anang Ristanto berterima kasih atas kontribusi relawan Nihongo Partners Gelombang ke-17 yang telah memperkenalkan bahasa dan budaya Jepang ke siswa di Indonesia.

“Nihongo Partners telah memperkenalkan bahasa dan budaya Jepang ke berbagai Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Kejuruan (SMK) di Indonesia lewat metode pembelajaran kreatif yang selama ini hanya dinikmati siswa lewat platform virtual,” katanya dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.

Anang mengatakan Kemendikbudristek juga mendapat praktik baik dan pengalaman pembelajaran menyenangkan dari siswa serta guru dan tenaga kependidikan saat melakukan interaksi dengan relawan Nihongo Partners.

Baca juga: KBRI Tokyo dorong kemitraan universitas Jepang dalam Merdeka Belajar

Baca juga: 25 guru asal Jepang mengajar di Indonesia


Direktur Jenderal Japan Foundation Takahashi Yuichi menyampaikan apresiasi atas dukungan Kemendikbudristek untuk program Nihongo Partners seperti memfasilitasi penugasan relawan yang ditugaskan di 20 SMA dan SMK terpilih di kawasan Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.

Nihongo Partners sendiri merupakan program pengiriman para relawan yang diutamakan ke SMA dan SMK di Indonesia untuk mengajarkan bahasa dan budaya Jepang.

Sepanjang 2022, The Japan Foundation telah mengirimkan sebanyak 55 relawan yang terbagi dalam dua gelombang yaitu 17 dan18 yang bertugas sejak September 2022 hingga Maret 2023.

Salah satu relawan Nihongo Partners gelombang ke-17 Yuri Takenaka menuturkan kisahnya semasa bertugas di SMA Islam Dian Didaktika Kota Depok dan SMA Labschool Cirendeu Kota Tangerang Selatan.

Takenaka bercerita ketika bertepatan di Hari Guru Nasional pada 25 November 2022, dirinya merasa terharu mendapatkan sebuah surat dari salah satu siswa di sekolah yang dia ajar.

“Siswa tersebut menuturkan di dalam suratnya bahwa dia menjadi lebih termotivasi belajar bahasa Jepang lewat metode yang saya ajarkan,” ujarnya.*

Baca juga: Pemprov Gorontalo - Ehime Jepang kerja sama ekonomi hingga lingkungan

Baca juga: Indonesia dan Jepang menuju episentrum pemulihan global