Jakarta (ANTARA) — Di tengah ramainya kasus kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT yang terjadi baru-baru ini, Itha G. Schneider seorang wanita mantan korban KDRT merilis buku berjudul "Itha". Melalui buku yang mengambil judul dari nama panggilannya ini, Itha menceritakan lika liku perjalanannya sebagai seorang istri yang kerap mendapatkan perlakukan kasar dari mantan suami yang bersifat kasar dan manipulatif.



Dalam buku ini, Itha juga menceritakan pergulatan batin sebagai seorang perempuan yang terpaksa bertahan dalam rumah tangga yang "toxic" demi anak hingga pada akhirnya ia mampu mengambil keputusan untuk bercerai.




"Sempat berfikir apakah apa yang dilakukan suami itu karena salah saya, sempat gagal, try again, hampir give up, akhirnya rujuk demi anak, namun setelah rujuk perlakuan dia justru semakin kasar," tutur Itha saat peluncuran buku di Jakarta, Sabtu.




Beragam bentuk kekerasan pernah ia alami saat mengarungi bahtera rumah tangga bersama mantan suaminya, mulai dari ditodong pisau hingga dipukul di bagian pelipis mata saat hamil anak kedua. Tak hanya itu kekerasan ekonomi juga dialami Itha lantaran tak menerima nafkah dari suami dan harus berjuang sendiri dengan berjualan untuk menghidupi keluarga.




"Untuk lebih tahu siapakah Itha, silahkan baca bukunya*," pungkasnya.




Tak hanya mengisahkan penderitaan yang ia alami, wanita yang kini menetap di New York itu juga menceritakan tentang bagaimana dirinya berjuang untuk bangkit dari trauma KDRT dan stigma negatif status janda usai bercerai hingga memantapkan diri untuk hijrah ke negeri Paman Sam.




Ketika Itha megambil keputusan pindah ke New York pada tahun 1997, karirnya dimulai dari nol. Itha pernah bekerja sebagai pegawai Dunkin Donuts, karyawan di sebuah perusahaan perhiasan hingga dengan segenap kerja kerasnya kini Itha meniti karir di bisnis properti sebagai seorang pengusaha real estate di Amerika Serikat.




Tak hanya itu, buku ini juga mengisahkan romantika Itha yang berhasil melawan trauma masa lalu dan mengantarkannya bertemu dengan tambatan hatinya Fred Schneider hingga keduanya resmi menikah pada tahun 2001.




Itha berharap melalui buku yang ia tulis, kisahnya bisa menjadi inspirasi dan kekuatan bagi korban KDRT dimanapun berada. Itha berharap semua korban KDRT khususnya kaum perempuan harus berani bersuara dan meraih mimpi.




"Buku ini ditulis untuk wanita-wanita korban KDRT yang diam, wanita-wanita yang tak berani speak up! kalian harus berani ambil keputusan. Jangan takut bersuara!" tegas Itha.