Kemenperin: IKM alas kaki prospektif rambah pasar ekspor
18 Januari 2023 20:20 WIB
Direktur PT Venom Footware Manufacturer Henny Setiadi (kanan) saat menunjukkan sepatu produksinya kepada Kepala Biro Humas Kementerian Perindustrian Kris Sasono di Bandung, Jawa Barat, Rabu. (ANTARA/ Sella Panduarsa Gareta)
Bandung (ANTARA) - Kementerian Perindustrian menyebut bahwa i industri kecil dan menengah (IKM) alas kaki prospektif naik kelas hingga mampu merambah pasar ekspor, karena inovasi dan mampu menjaga kualitas mutu.
"Betul, prospektif, dengan menjaga kualitas mutu, dan terus berinovasi. Oleh karena itu, kami dampingi untuk yang skala kecil dan menengah agar mampu memenuhi standar pasar," kata Kepala Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia Syukur Idayati di Bandung, Jawa Barat, Rabu.
Syukur mengatakan, Kemenperin mendorong IKM alas kaki untuk melakukan pengembangan produk dan konsisten berinovasi untuk menjawab kebutuhan pasar.
Baca juga: Kemenperin ungkap telah sinergikan e-Smart IKM dengan Gernas BBI
Selain itu, hal yang tidak kalah penting adalah melakukan uji laboratorium untuk menjaga standar mutu.
"Dalam hal ini, IKM persepatuan dapat memanfaatkan laboratorium uji untuk mengetahui mutu sepatu atau alas kaki yang diproduksi," ujar Syukur.
Menurut Syukur, beberapa IKM sepatu yang telah mengekspor produknya juga membutuhkan uji laboratorium tersebut untuk memenuhi standar yang diinginkan pasar global.
Salah satu IKM sepatu Tanah Air yang telah mengekspor produknya yakni PT Venamon Footware Manufacturer. IKM sepatu asal Bandung tersebut berupaya menjaga mutu dengan sederet standar yang telah tersertifikasi.
"Kami berupaya untuk terus beradaptasi dengan legalitas dan standar yang dibutuhkan. Dan kami tidak berhenti berinovasi untuk memenuhi kebutuhan pasar di dalam maupun luar negeri," kata Direktur PT Venom Footware Manufacturer Henny Setiadi.
Baca juga: Menperin bidik 2 juta produk IKM masuk e-katalog pada 2023
Venom sendiri merupakan industri menengah yang memproduksi sepatu militer. Dengan memproduksi 300 pasang sepatu per hari, Venom mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam dan luar negeri.
Hingga saat ini, sepatu yang diproduksi di Bandung tersebut telah merambah pasar Malaysia hingga Brunei Darussalam. Adapun produk sepatu besutan Venom telah memenuhi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) hingga lebih dari 80 persen untuk beberapa produk tertentu.
Tahun ini, Venom mematok peningkatan pertumbuhan bisnis 20 persen dibandingkan tahun lalu.
"Kami optimistis bisa tercapai dengan upaya-upaya yang kami lakukan," ujar Henny.
"Betul, prospektif, dengan menjaga kualitas mutu, dan terus berinovasi. Oleh karena itu, kami dampingi untuk yang skala kecil dan menengah agar mampu memenuhi standar pasar," kata Kepala Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia Syukur Idayati di Bandung, Jawa Barat, Rabu.
Syukur mengatakan, Kemenperin mendorong IKM alas kaki untuk melakukan pengembangan produk dan konsisten berinovasi untuk menjawab kebutuhan pasar.
Baca juga: Kemenperin ungkap telah sinergikan e-Smart IKM dengan Gernas BBI
Selain itu, hal yang tidak kalah penting adalah melakukan uji laboratorium untuk menjaga standar mutu.
"Dalam hal ini, IKM persepatuan dapat memanfaatkan laboratorium uji untuk mengetahui mutu sepatu atau alas kaki yang diproduksi," ujar Syukur.
Menurut Syukur, beberapa IKM sepatu yang telah mengekspor produknya juga membutuhkan uji laboratorium tersebut untuk memenuhi standar yang diinginkan pasar global.
Salah satu IKM sepatu Tanah Air yang telah mengekspor produknya yakni PT Venamon Footware Manufacturer. IKM sepatu asal Bandung tersebut berupaya menjaga mutu dengan sederet standar yang telah tersertifikasi.
"Kami berupaya untuk terus beradaptasi dengan legalitas dan standar yang dibutuhkan. Dan kami tidak berhenti berinovasi untuk memenuhi kebutuhan pasar di dalam maupun luar negeri," kata Direktur PT Venom Footware Manufacturer Henny Setiadi.
Baca juga: Menperin bidik 2 juta produk IKM masuk e-katalog pada 2023
Venom sendiri merupakan industri menengah yang memproduksi sepatu militer. Dengan memproduksi 300 pasang sepatu per hari, Venom mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam dan luar negeri.
Hingga saat ini, sepatu yang diproduksi di Bandung tersebut telah merambah pasar Malaysia hingga Brunei Darussalam. Adapun produk sepatu besutan Venom telah memenuhi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) hingga lebih dari 80 persen untuk beberapa produk tertentu.
Tahun ini, Venom mematok peningkatan pertumbuhan bisnis 20 persen dibandingkan tahun lalu.
"Kami optimistis bisa tercapai dengan upaya-upaya yang kami lakukan," ujar Henny.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023
Tags: