Pindad keluarkan rantis Maung varian listrik tahun depan
18 Januari 2023 15:57 WIB
Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad Sigit P. Santosa melayani wawancara media di kompleks Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (18/1/2023). ANTARA/Gilang Galiartha
Jakarta (ANTARA) - PT Pindad bagian dari holding BUMN industri pertahanan, DEFEND ID, berencana untuk mengeluarkan kendaraan taktis "Maung" varian listrik pada tahun depan, demikian disampaikan Direktur Teknologi dan Perkembangan PT Pindad Sigit P. Santosa.
Hal itu disampaikan Sigit, setelah peresmian penamaan kendaraan taktis tersebut oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di halaman Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu.
"Tahun depan akan kita keluarkan versi keempat, yang ada varian electric vehicle-nya," ucap Sigit.
Rantis Maung yang dinamai oleh Presiden Jokowi tersebut, merupakan generasi ketiga dari pengembangan PT Pindad.
Baca juga: Jokowi menamai kendaraan taktis produksi dalam negeri "Maung"
Baca juga: Menhan sopiri Presiden tinjau pameran alutsista di Rapim Kemhan 2023
Sigit menyampaikan bahwa untuk bisa mengeluarkan varian listrik, pihaknya masih berusaha untuk menaikkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) rantis Maung tersebut, yang saat ini baru pada kisaran 65 persen.
"Rolling chasis, trim, engine, power trim itu masih kita kerja samakan dengan impor. Yang lain sudah desain, develop, dan built by Pindad atau mitra ekosistemnya, jadi sekitar 65 persen," tutur Sigit.
Menurut Sigit dalam waktu dekat beberapa part akan mulai dilokalisasi guna menjadi landasan menuju pengembangan varian listrik dari Maung.
"Nanti engine, chasis frame akan kita lokalisasi, dan bahkan untuk menjadi spring back menuju electric vehicle, itu bisa sampai 80-90 persen (TKDN)," ujarnya.
Terkait Maung yang resmi dinamai oleh Presiden Jokowi, Sigit mengungkapkan ada dua perbedaan besar dibandingkan rantis generasi terdahulu yang dikembangkan Pindad. Pertama Maung generasi ketiga memiliki desain yang lebih compact.
"Wheelbase-nya 10 inci, lebih compact. Kemudian karakteristik untuk off road dan on the road itu kita hybrid-kan, jadi tidak terlalu kasar di jalan raya tetapi juga di pegunungan tetap tangguh," kata Sigit.
Perbedaan kedua, lanjut Sigit, adalah dari sisi fungsinya yang menjadi lebih multi-purpose.
"Ada versi untuk komando, ada yang versi untuk operasional, dan juga nanti dengan tambahan senjata bisa jadi kendaraan taktis," ujarnya.
Hal itu disampaikan Sigit, setelah peresmian penamaan kendaraan taktis tersebut oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di halaman Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu.
"Tahun depan akan kita keluarkan versi keempat, yang ada varian electric vehicle-nya," ucap Sigit.
Rantis Maung yang dinamai oleh Presiden Jokowi tersebut, merupakan generasi ketiga dari pengembangan PT Pindad.
Baca juga: Jokowi menamai kendaraan taktis produksi dalam negeri "Maung"
Baca juga: Menhan sopiri Presiden tinjau pameran alutsista di Rapim Kemhan 2023
Sigit menyampaikan bahwa untuk bisa mengeluarkan varian listrik, pihaknya masih berusaha untuk menaikkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) rantis Maung tersebut, yang saat ini baru pada kisaran 65 persen.
"Rolling chasis, trim, engine, power trim itu masih kita kerja samakan dengan impor. Yang lain sudah desain, develop, dan built by Pindad atau mitra ekosistemnya, jadi sekitar 65 persen," tutur Sigit.
Menurut Sigit dalam waktu dekat beberapa part akan mulai dilokalisasi guna menjadi landasan menuju pengembangan varian listrik dari Maung.
"Nanti engine, chasis frame akan kita lokalisasi, dan bahkan untuk menjadi spring back menuju electric vehicle, itu bisa sampai 80-90 persen (TKDN)," ujarnya.
Terkait Maung yang resmi dinamai oleh Presiden Jokowi, Sigit mengungkapkan ada dua perbedaan besar dibandingkan rantis generasi terdahulu yang dikembangkan Pindad. Pertama Maung generasi ketiga memiliki desain yang lebih compact.
"Wheelbase-nya 10 inci, lebih compact. Kemudian karakteristik untuk off road dan on the road itu kita hybrid-kan, jadi tidak terlalu kasar di jalan raya tetapi juga di pegunungan tetap tangguh," kata Sigit.
Perbedaan kedua, lanjut Sigit, adalah dari sisi fungsinya yang menjadi lebih multi-purpose.
"Ada versi untuk komando, ada yang versi untuk operasional, dan juga nanti dengan tambahan senjata bisa jadi kendaraan taktis," ujarnya.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2023
Tags: