Banda Aceh (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Malikussaleh Lhokseumawe, Aceh, mengingatkan potensi angin kencang yang mencapai 30 kilometer per jam di perairan Selat Malaka dalam beberapa hari ke depan.

"Angin kencang berpotensi melanda wilayah perairan Selat Malaka untuk beberapa hari ke depan dengan kecepatan mencapai 30 kilometer per jam," kata Prakirawan BMKG Stasiun Malikussaleh Febrianto di Lhokseumawe, Selasa.

Menurut Febrianto, angin kencang tersebut mengakibatkan terjadinya peningkatan gelombang laut yang mencapai dua meter. Gelombang dengan ketinggian dua meter tersebut berbahaya bagi pelayaran.

Oleh karena itu, Febrianto mengimbau nelayan maupun pelaku pelayaran mewaspadai dampak yang ditimbulkan angin kencang tersebut. Jika pun berlayar, lengkapi dengan alat komunikasi dan pelayaran.

Baca juga: BMKG: Gelombang laut di perairan Selat Malaka capai 1,5 meter

Baca juga: Belum ditemukan, SAR hentikan pencarian nelayan hilang di Selat Malaka


"Kecepatan angin mencapai 30 kilometer per jam tersebut tidak tergolong ekstrem, namun berbahaya untuk aktivitas di laut. Kami meminta nelayan untuk menunda aktivitas di laut untuk beberapa hari ke depan," katanya.

Sedangkan angin di darat, kata Febrianto, berdasarkan pantauan citra satelit, masih tergolong normal dengan kecepatan maksimal mencapai 18 kilometer per jam.

Selain angin, kata Febrianto, cuaca di Kota Lhokseumawe dan sekitarnya diprediksi terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang pada sore hingga malam hari. Namun, tetap diwaspadai hujan disertai angin kencang dan petir.

"Saat ini masih dalam musim penghujan dan diprediksi akan berakhir pada akhir Januari 2023. Sementara, untuk musim panas diperkirakan akan terjadi pada pertengahan Februari 2023," katanya.

Terkait potensi gempa di wilayah timur Aceh, kata Febrianto, masih berkemungkinan terjadi, mengingat status sesar atau patahan di Lhokseumawe masih dalam kondisi aktif.

"Kemungkinan gempa susulan setelah awal Januari 2023, Kota Lhokseumawe diguncang gempa. Jadi, gempa susulan masih berpotensi ada karena status sesarnya masih aktif hingga saat ini.," kata Febrianto.*

Baca juga: BMKG prakirakan wilayah timur Aceh dilanda hujan

Baca juga: BMKG: Waspadai dampak bibit siklon 96B di Selat Malaka bagian utara