Islamabad (ANTARA) - Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menawarkan untuk berdiskusi dengan perdana menteri India mengenai semua isu-isu utama, termasuk sengketa wilayah Kashmir.

PM Shehbaz Sharif meyakini bahwa Uni Emirat Arab (UAE) dapat memfasilitasi diskusi tersebut.

Dalam sebuah wawancara yang disiarkan oleh TV milik pemerintah Pakistan, Selasa, PM Shehbaz Sharif mengatakan bahwa dia telah mengangkat isu tersebut bersama dengan Presiden UAE Sheikh Mohammed bin Zayed dalam kunjungannya ke UAE baru-baru ini.

"Dia merupakan saudara bagi Pakistan. Dia juga memiliki hubungan baik dengan India. Dia dapat memainkan peran yang sangat penting untuk membawa kedua negara ke meja perundingan," kata dia.

Sementara itu Kementerian Luar Negeri India belum memberikan komentar mengenai tawaran diskusi itu.

Dua kekuatan nuklir yang berseteru tersebut telah berperang tiga kali sejak memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada 1947.

Pakistan dan India berperang sebanyak dua kali karena sengketa wilayah Kashmir. Kashmir merupakan sebuah daerah Himalaya, yang diklaim oleh kedua negara tersebut. India dan Pakistan masing-masing menguasai setengah wilayah Kashmir.

Pada 2019, India dan Pakistan hampir berperang dengan skala penuh saat India meluncurkan serangan udara ke wilayah Pakistan.

Serangan udara India itu menargetkan fasilitas latihan militer di wilayah Pakistan.

Ketegangan melambung tinggi saat India secara sepihak mencabut status otonomi khusus Kashmir.

Menurut PM Shehbaz Sharif, pencabutan status otonomi khusus Kashmir berujung ke pelanggaran hak asasi manusia yang "mengerikan".

Sejak saat itu, diskusi resmi di antara kedua negara tersebut telah tertahan. Namun, terdapat beberapa upaya diplomasi pintu belakang untuk melanjutkan negosiasi. Salah satunya ditengahi oleh UAE pada 2021.

Sharif menyampaikan bahwa perang di antara kedua negara tidak menghasilkan apapun kecuali kesengsaraan, kemiskinan, dan pengangguran.

"Kami ingin mengentaskan kemiskinan, mencapai kesejahteraan, dan memberikan pendidikan, fasilitas kesehatan, dan pekerjaan untuk rakyat kami, dan tidak menghabiskan sumber daya kami untuk bom dan amunisi," kata dia.

"Itulah pesan yang ingin saya berikan kepada PM Modi," tambah dia.

Sumber: Reuters

Baca juga: Pakistan sindir India soal Kashmir di CICA Summit Kazakhstan
Baca juga: Serangan ke pos militer India di Kashmir tewaskan lima orang
Baca juga: Kashmir dalam perspektif hak asasi manusia