Menurutnya, dengan sumber daya yang ada di Tanah Air, kualitas garam dalam negeri sudah cukup bagus dan cukup, tidak lebih rendah dengan kualitas garam impor.
"Contoh di Lampung ada suatu pulau bisa memproduksi garam yang bagus tapi ongkos lautnya yang mahal. Dari pulau itu ke darat, kemudian angkut. Bahkan, kandungannya mencapai 99 persen lebih. Kendalanya cuma satu transportasi terlalu mahal, makanya kita kalah dengan garam impor," ujarnya.
Meski terkendala ongkos mahal, lanjut dia, kandungannya mencapai 99 persen lebih dan bagus sekali untuk bahan baku obat-obatan.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono saat memaparkan rencana kerja 2023, pihaknya bakal menggenjot produksi garam dalam negeri agar tercapai 1,5 juta ton.
Baca juga: SAS Institute apresiasi Jokowi keluarkan Perpres pergaraman nasional
Baca juga: Mencari titik temu produktivitas garam nasional dan kebutuhan industri
Dalam kesempatan yang sama, Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono saat memaparkan rencana kerja 2023, pihaknya bakal menggenjot produksi garam dalam negeri agar tercapai 1,5 juta ton.
Baca juga: SAS Institute apresiasi Jokowi keluarkan Perpres pergaraman nasional
Baca juga: Mencari titik temu produktivitas garam nasional dan kebutuhan industri