Istanbul (ANTARA) - Rusia menyatakan telah merekam sejumlah upaya untuk membakar gedung misi diplomatiknya di sejumlah negara dan untuk membahayakan staf Rusia dan keluarga mereka.

“Ada upaya berulang kali untuk membakar gedung kedutaan dan konsulat kami, dengan bom molotov dan benda berbahaya lainnya yang dilemparkan ke wilayah mereka. Kaca jendela pecah di sekolah, gedung perkantoran, dan bangunan tempat tinggal,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Yevgeny Ivanov kepada kantor berita Rusia TASS pada Senin.

Dia mendaku ada kasus "agresi langsung" terhadap staf Rusia dan keluarga mereka, dengan upaya untuk membuat kecelakaan dan menyabotase mobil.

Ivanov mengatakan bahwa Moskow terus "mencatat kasus-kasus pelanggaran hukum internasional yang mengerikan oleh negara-negara asing, termasuk dalam memastikan keamanan misi diplomatik dan lembaga konsuler Rusia."

“Banyak negara, yang mewakili apa yang disebut kolektif Barat, tidak hanya mengizinkan provokasi tetapi juga tindakan kekerasan terhadap misi luar negeri Rusia dan personel mereka,” kata Ivanov.

Dia menambahkan bahwa Kejaksaan Agung Rusia telah memulai kasus pidana terkait upaya tersebut.

Dia juga mengatakan bahwa negara-negara Uni Eropa (EU) telah meminimalkan penerbitan visa masuk ganda untuk warga negara Rusia.

“Beberapa negara EU, tanpa secara formal menolak mengeluarkan visa ke Rusia, mengajukan persyaratan yang jelas tidak mungkin dipenuhi,” kata dia.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Kremlin: pengiriman senjata berat ke Ukraina tak akan ubah situasi
Baca juga: Sejumlah negara Arab mungkin akan terapkan bebas visa bagi warga Rusia
Baca juga: Presiden Ukraina setujui sanksi terhadap 198 tokoh budaya, media Rusia