Biak (ANTARA) - Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Biak Numfor, Papua, melarang siswa bermain dan membawa lato-lato di sekolah karena dapat mengganggu kegiatan belajar mengajar.

"Semua siswa sekolah SD sampai SMA/SMK untuk tidak membawa lato-lato di lingkungan sekolah," ujar Kepala Dinas Pendidikan Biak Numfor Kamaruddin S.Pd kepada ANTARA di Biak, Senin.

Kadis Pendidikan Biak Kamaruddin berharap agar para guru, jika mendapatkan siswa bermain lato-lato untuk menertibkan sesuai kewenangan sehingga tak mengganggu jam pelajaran siswa di sekolah.

Diakui Kamaruddin, para guru-guru dan kepala sekolah bisa meningkatkan pengawasan langsung kepada para siswa yang berada di lingkungan sekolah masing-masing.

Baca juga: Dokter anak tak sarankan lato-lato dimainkan balita

Baca juga: Lomba lato-lato dan edukasi permainan tradisional digelar di Banyumas


"Saya meminta dewan guru dan kepsek memperhatikan kegiatan belajar mengajar siswa tetap diutamakan di sekolah," imbuh mantan Kabag Kesra Pemkab Biak Numfor.

Lato-lato merupakan permainan tradisional yang juga ditemukan di Indonesia, pasalnya permainan ini berasal dari Amerika Serikat sudah lebih dulu digandrungi masyarakat pada 1960-an lalu mulai populer tahun 1970-an.

Di Indonesia sendiri, permainan lato-lato mulai makin populer pada tahun 1990-an dan terkenal dengan sebutan lato-lato atau nok-nok.

Sedangkan untuk permainan lato-lato dalam bahasa Inggris disebut dengan clackers.

Pada awal kemunculannya, lato-lato terbuat dari material kaca dan cara bermainnya dianggap berbahaya.

Hingga kemudian, material pembuatan lato-lato diganti menjadi berbahan plastik.

Pantauan ANTARA hingga Senin, dilaporkan pihak sekolah melakukan pengawasan terhadap para siswa siswi yang ke sekolah.*

Baca juga: Kemenag Aceh Timur larang permainan lato-lato di lingkungan madrasah

Baca juga: Siswa di Pesisir Barat dilarang bawa lato-lato di lingkungan sekolah