Padang (ANTARA) - Aksi tawuran nyaris pecah ketika segerombolan pelajar melintas di kawasan Jembatan Purus, Padang Barat, Kota Padang, Sumatera Barat, pada Jumat siang pekan silam.

Mereka berboncengan dengan jumlah kendaraan sekitar 20 sepeda motor. Beberapa orang di antaranya bahkan membawa senjata tajam sehingga membuat masyarakat resah serta takut.

Belakangan diketahui kalau tujuan dari gerombolan tersebut adalah melakukan penyerangan ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMKN) 5 Padang yang berlokasi di kawasan Lolong Belanti.

Untungnya laju gerombolan bersepeda motor itu bisa dicegat sebelum sampai ke tujuan sehingga tawuran antarpelajar yang menjadi fenomena di Kota Padang dalam beberapa bulan terakhir ini bisa dicegah.

Hal tersebut berkat peran seorang laki-laki yang datang mengendarai sepeda motor matik dengan helm berwarna merah. Ia mengenakan kaus hitam berlengan panjang dan kedua kakinya dibalut celana jins biru.

Dengan gagah berani namun terukur dan penuh perhitungan, laki-laki itu menyelusup masuk ke dalam formasi gerombolan yang sedang konvoi di jalanan.

Dalam hitungan beberapa detik saja pria tersebut telah membekuk tiga orang di antara gerombolan pelaku tawuran itu. Dari tangan mereka juga didapatkan senjata tajam jenis katana.

Tidak hanya sampai di sana, dengan bantuan warga setempat akhirnya beberapa pelaku lain pun diamankan satu per satu.

Kehadiran pria berpostur tegap itu bagaikan granat yang tiba-tiba dilemparkan ke tengah keramaian yang menyulut seketika rasa panik dan takut para anggota gerombolan di sekitar lokasi kejadian.

Gerombolan bersepeda motor yang awalnya menguasai jalanan dengan "barbar" itu langsung berubah kacau-balau akibat panik, kemudian berusaha kabur dengan tunggang-langgang.

Aksi pria heroik nan misterius itu kemudian mendapat acungan jempol dan respons positif dari masyarakat maupun warganet di media sosial. Mereka kagum atas keberaniannya membubarkan tawuran seorang diri.

Lantas siapakah sosok laki-laki tersebut? Dia adalah Adrian Afandi. Seorang perwira di Kepolisian Resor Kota Padang berpangkat Inspektur Dua (Ipda) Polisi.

Laki-laki kelahiran Deli Serdang Sumatera berusia 39 tahun itu kini mengemban jabatan sebagai Pejabat Sementara Kepala Unit (Kanit) Operasional Satuan Reserse Kriminal Polresta Padang atau sering disebut "Kanit Buser".

Bisa dikatakan, suami dari Juwita itu adalah bos dari Tim Klewang yang populer di kalangan masyarakat Padang, di bawah asuhan Kepala Satuan Reskrim Kompol Dedy Adriansyah Putra.

Adrian yang berdarah Minangkabau adalah polisi lulusan Dikmaba tahun 2022, kemudian diangkat menjadi perwira usai lulus Seleksi Sekolah Inspektur Polisi (SIP) pada tahun 2019.

Selama menjadi polisi, ia telah bertugas di berbagai tempat, di antaranya menjadi BA Bidpropam Polda Sumbar, Panit Lantas Polsek Padang Utara, Kasubnit Unit Turjawali Satlantas Polresta Padang, Kasubnit 2 unit 6 Satreskrim Polresta Padang, dan kini menjadi Pejabat Sementara Kepala Unit Opsnal.

Adrian tergolong pribadi yang tenang sekaligus santai. Sebagai perwira, ia juga tidak pernah membatasi dirinya dengan anggota.

Kesehariannya pun terlihat biasa-biasa saja bahkan cenderung sederhana. Kaus oblong dengan celana jins menjadi ciri khas busananya, sedangkan minuman favoritnya kopi dengan sedikit gula.

Usut punya usut, apa yang dilakukan oleh Adrian pada Jumat (13-1) siang itu ternyata bukan aksi pertama yang ia lakukan.

Pria yang akrab disapa Adek itu telah sering bergerilya seorang diri demi mengantisipasi serta memburu pelaku aksi tawuran. Atau dia bergerak dalam tim kecil bersama personel Satreskrim Polresta Padang.

Dalam kaca mata masyarakat umum mungkin apa yang dilakukan Adrian tergolong nekat atau bahkan "gila" karena hanya dilakukan seorang diri.

Berbagai risiko bisa saja terjadi dan membahayakan keselamatan diri, apalagi mengingat para pelaku tawuran ada yang membawa senjata tajam.

Namun, Adrian turun bukan untuk konyol karena ia merupakan polisi terlatih dan punya kemampuan beladiri. Selain itu ia juga punya pengalaman serta penghitungan matang ketika menyelusup ke gerombolan.

Bukan bermaksud untuk sesumbar, tugas rutin di bagian reserse telah memberinya banyak bekal untuk selalu bergelut dengan risiko.

Misalnya, ketika ia menangkap seorang penjahat, berbagai potensi serta ancaman harus selalu diantisipasi dalam setiap pergerakan.

Oleh karenanya Adrian tak pernah gentar untuk turun ke lapangan. Sebagai polisi yang punya tugas menjaga ketertiban masyarakat, ia tidak bisa bersikap acuh tak acuh ketika menjumpai potensi gangguan kamtibmas. Apalagi bila pelakunya membawa senjata tajam. Adrian senantiasa peduli dan bertanggung jawab menciptakan kamtibmas.

Setiap informasi tawuran yang masuk harus ditindaklanjuti agar tidak merugikan atau membahayakan masyarakat. Ini juga merupakan penjabaran dari instruksi Kapolresta Padang Kombes Pol. Ferry Harahap.

"Setiap menerima informasi tawuran saya tidak bisa mengacuhkan atau berpura-pura tidak tahu. Mereka membawa senjata tajam, bagaimana kalau melukai masyarakat?," Kata Adrian.

Alhasil setiap informasi yang masuk dari media sosial atau radio polisi selalu ia verifikasi dan ditindaklanjuti. Jika telah pasti maka ia lekas turun ke lokasi walau berstatus sebagai seorang perwira.

Dengan kepedulian serta keberaniannya itu maka tidak mengherankan kalau Adrian mendapatkan pujian dari rekan-rekan sesama anggota Polresta Padang, masyarakat, maupun warganet.

"Pak Polisi hebat... Sendirian berani bertindak. Salut... Salam hormat" tulis akun Tukang Patiak.


Penindakan hukum

Para pelaku tawuran yang ditangkap Adrian pada Jumat lalu itu kemudian digelandang ke Kantor Polresta Padang. Senjata tajam sebagai barang bukti juga diamankan.

Dua orang di antaranya yakni R (18) dan F (16) diproses secara pidana atas kepemilikan senjata tajam jenis katana dengan Undang-undang Darurat Nomor 12 tahun 1951.

Sepanjang tahun 2022 Polresta Padang menangani sebanyak 32 kasus tawuran. Para pelaku diproses hukum dengan jerat pidana tentang penganiayaan, pengeroyokan, hingga membawa senjata tajam.

Kepolisian Resor Kota Padang menyatakan komitmennya untuk memberantas aksi-aksi tawuran yang kerap terjadi di kota setempat, terutama pada Jumat siang atau malam Minggu.

Polisi tidak segan menindak tegas para pelaku tawuran karena sudah meresahkan masyarakat. Jika terbukti melakukan tindak pidana maka akan diproses secara hukum.

Namun demikian, kepolisian meminta seluruh pihak dan elemen masyarakat ikut terlibat mencegah tawuran, sebab aksi kriminal ini tidak akan selesai jika hanya mengandalkan polisi.

Hal senada juga disampaikan oleh Anggota DPRD Sumbar Desrio Putra yang meminta seluruh pihak terlibat aktif mencegah terjadinya aksi tawuran di Padang.

Tawuran ini kerap terjadi, mereka datang bergerombol dan membawa senjata tajam. Aksi ini terjadi berpindah-pindah sehingga harus ada upaya bersama untuk mencegahnya.





Editor: Achmad Zaenal M