Sri Mulyani optimistis ekonomi RI tumbuh hingga 5,3 persen di 2022
16 Januari 2023 17:48 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (ketiga kanan) didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (keempat kiri), Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar (kiri) beserta anggota dan sejumlah perwakilan dari industri jasa keuangan berjalan seusai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (16/1/2023). . ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/rwa.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani optimistis perekonomian Indonesia akan tumbuh 5,2 persen hingga 5,3 persen pada 2022, dengan kemungkinan pertumbuhan di kisaran 5 persen pada triwulan IV tahun lalu.
"Pertumbuhan ekonomi kita juga sudah mulai pulih dan momentumnya menguat," ucap Sri Mulyani dalam Keterangan Pers Menteri terkait Sidang Kabinet Paripurna yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin.
Di saat yang bersamaan, inflasi domestik masih relatif rendah karena harga pangan berhasil tetap dijaga untuk stabil.
Menurut dia, perbaikan ekonomi Indonesia semakin terlihat karena investasi yang sudah pulih kembali, ekspor yang tetap tinggi, dan pemulihan impor untuk mendukung industri manufaktur.
Selain itu, seluruh sektor perekonomian juga sudah pulih kembali, terutama sektor-sektor yang terhantam sangat berat selama COVID-19 seperti sektor transportasi serta sektor akomodasi dan makanan minuman yang sempat terkontraksi 15 persen dan 10 persen.
Adapun pada triwulan III-2022, kedua sektor tersebut masing-masing mampu tumbuh 21 persen dan 11,3 persen.
Berbagai pemulihan tersebut, kata Sri Mulyani, menyebabkan level produk domestik bruto (PDB) Indonesia sudah berada 6,6 persen di atas level sebelum pandemi, yakni di tahun 2019.
"Ini adalah suatu prestasi yang baik," ungkapnya.
Secara regional, tambah Menkeu, terlihat pula semua pulau maupun daerah mengalami pemulihan ekonomi. Sumatera berhasil tumbuh 4,71 persen, Kalimantan 5,67 persen, Sulawesi 8,24 persen, Maluku 7,51 persen, Bali dan Nusa Tenggara 6,69 persen, serta Jawa 5,76 persen.
Maka dari itu, kondisi tersebut menggambarkan ekonomi terjadi di seluruh pulau, daerah, dan sektor. Pemulihan ekonomi pun mampu menekan pengangguran dan kemiskinan dari masing-masing sebesar 7,1 persen dan 10,2 persen menjadi 5,9 persen dan 9,5 persen.
Baca juga: Presiden minta industri keuangan jaga momentum pertumbuhan pada 2023
Baca juga: Sri Mulyani: Ekonomi RI triwulan IV bakal tumbuh berdaya tahan tinggi
Baca juga: Ekonom proyeksikan ekonomi RI tumbuh 5,3 persen di triwulan IV-2022
"Pertumbuhan ekonomi kita juga sudah mulai pulih dan momentumnya menguat," ucap Sri Mulyani dalam Keterangan Pers Menteri terkait Sidang Kabinet Paripurna yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin.
Di saat yang bersamaan, inflasi domestik masih relatif rendah karena harga pangan berhasil tetap dijaga untuk stabil.
Menurut dia, perbaikan ekonomi Indonesia semakin terlihat karena investasi yang sudah pulih kembali, ekspor yang tetap tinggi, dan pemulihan impor untuk mendukung industri manufaktur.
Selain itu, seluruh sektor perekonomian juga sudah pulih kembali, terutama sektor-sektor yang terhantam sangat berat selama COVID-19 seperti sektor transportasi serta sektor akomodasi dan makanan minuman yang sempat terkontraksi 15 persen dan 10 persen.
Adapun pada triwulan III-2022, kedua sektor tersebut masing-masing mampu tumbuh 21 persen dan 11,3 persen.
Berbagai pemulihan tersebut, kata Sri Mulyani, menyebabkan level produk domestik bruto (PDB) Indonesia sudah berada 6,6 persen di atas level sebelum pandemi, yakni di tahun 2019.
"Ini adalah suatu prestasi yang baik," ungkapnya.
Secara regional, tambah Menkeu, terlihat pula semua pulau maupun daerah mengalami pemulihan ekonomi. Sumatera berhasil tumbuh 4,71 persen, Kalimantan 5,67 persen, Sulawesi 8,24 persen, Maluku 7,51 persen, Bali dan Nusa Tenggara 6,69 persen, serta Jawa 5,76 persen.
Maka dari itu, kondisi tersebut menggambarkan ekonomi terjadi di seluruh pulau, daerah, dan sektor. Pemulihan ekonomi pun mampu menekan pengangguran dan kemiskinan dari masing-masing sebesar 7,1 persen dan 10,2 persen menjadi 5,9 persen dan 9,5 persen.
Baca juga: Presiden minta industri keuangan jaga momentum pertumbuhan pada 2023
Baca juga: Sri Mulyani: Ekonomi RI triwulan IV bakal tumbuh berdaya tahan tinggi
Baca juga: Ekonom proyeksikan ekonomi RI tumbuh 5,3 persen di triwulan IV-2022
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023
Tags: