Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta industri jasa keuangan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi pada 2023 dan melanjutkan kebijakan yang mampu memperkuat resiliensi saat badai pandemi COVID-19.

“Presiden yang memberikan arahan sangat jelas bahwa seharusnya kita dapat menjaga terus momentum perkuatan pertumbuhan ekonomi dari tahun 2022 ke depan dan dengan berbagai pelajaran bagaimana menyelesaikan tantangan yang berat selama pandemi,” kata Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar setelah bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin.

Presiden Jokowi pada Senin ini menerima jajaran Dewan Komisioner OJK dan perwakilan dari industri jasa keuangan.

Baca juga: OJK : Kinerja perbankan 2022 dorong optimisme di tengah gejolak global

Dalam pertemuan itu, Mahendra mengatakan OJK menjelaskan kepada Presiden mengenai persiapan menjelang pertemuan tahunan industri jasa keuangan yang akan digelar awal Februari 2023.

OJK juga memaparkan kepada Presiden mengenai perkembangan terakhir berbagai sektor di industri jasa keuangan. Perkembangan tersebut, antara lain, upaya yang dilakukan industri jasa keuangan dalam mengantisipasi ketidakpastian ekonomi global sekaligus merespons dinamika yang diperkirakan akan terjadi menjelang Pemilu 2024.

“Kita harus memitigasi dampak dari kondisi tadi itu (perekonomian global) dan juga tentu kita menyambut masa persiapan masuk ke dalam pemilihan umum dan pemilihan presiden,” ujar Mahendra.

Baca juga: OJK perkuat layanan konsumen sektor jasa keuangan

Mahendra mengatakan Presiden juga menekankan mengenai pentingnya sinergi dan koordinasi antara berbagai regulator dan pelaku industri jasa keuangan serta pemerintah untuk menjaga tren positif pertumbuhan ekonomi di 2023.

“Seluruh pemangku kepentingan, pelaku usaha, investor, industri jasa keuangan yang akan menentukan pada gilirannya nanti bahwa tahun 2023 ini pun akan setidaknya sama baiknya kalaupun tidak lebih baik daripada 2022,” ujarnya.