Jakarta (ANTARA News) - Kondisi kesehatan mantan Presiden Soeharto pasca-operasi usus berangsur membaik, meski masih tergolong kritis, terutama pada organ-organ tubuh lain yang kemungkinan dapat mengalami gangguan. "Secara umum, kondisi Pak Harto berangsur membaik, meski ada beberapa organ lain yang perlu diwaspadai dapat mengalami gangguan," kata Koordinator Dokter Spesialis Kepresidenan, Prof Dr Djoko Raharjo, di Jakarta, Kamis. Ia mengatakan suhu badan mantan penguasa Orde Baru itu dalam kondisi normal, sedangkan fungsi ginjal dan saluran pencernaan yang sempat mengalami gangguan berangsur pulih. Hanya saja, mantan orang nomor satu Indonesia masih terbatuk-batuk karena adanya infeksi pada paru-paru, katanya. Jadi, tambah Djoko, secara umum kondisi Soeharto berangsur pulih, tetapi masih perlu perawatan intensif untuk mewaspadai adanya gangguan para organ lain. Pada kesempatan terpisah, ia menambahkan tim dokter yang menangani mantan Presiden RI ke-2 itu belum bisa memutuskan Soeharto dapat keluar dari rumah sakit. Setelah meminta saran dari pimpinan lembaga tinggi negara, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (10/5) malam, menyatakan pemerintah tidak akan melanjutkan perkara mantan Presiden Soeharto di pengadilan, yang selama ini terhenti karena alasan kesehatan. Namun, pemerintah masih mempertimbangkan bagaimana bentuk penghentian itu, apakah dengan amnesti, abolisi, dideponir (membekukan perkara), atau menghentikan perkara. Keputusan itu dihasilkan setelah Presiden Yudhoyono semalam melakukan rapat konsultasi dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua Mahkamah Agung Bagir Manan, Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Ketua DPR Agung Laksono, dan Ketua DPD Ginandjar Kartasasmita. Presiden didampingi Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Widodo AS, Menteri Sekretaris Negara Yusril Ihza Mahendra, Menteri Hukum dan HAM Hamid Awaludin, Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh, Kepala Polri Jenderal (Pol) Sutanto, Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto, serta Ketua BPK Anwar Nasution. (*)