Menhub minta pelabuhan dan bandara di Enggano terus dikembangkan
14 Januari 2023 14:56 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di sela kunjungan kerja ke Pulau Enggano di Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, Sabtu (14/1/2023). ANTARA/HO-Kemenhub/aa.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta pelabuhan dan bandara yang ada di Pulau Enggano terus dikembangkan untuk memperlancar pergerakan masyarakat maupun distribusi logistik.
“Ini merupakan bagian dari upaya pemerintah membangun dengan paradigma Indonesia sentris. Kita ingin Enggano dapat terhubung dengan baik seperti daerah lainnya,” kata Menhub saat meninjau Pulau Enggano di Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, Sabtu.
Menhub mengatakan, Pulau Enggano dapat diakses melalui udara dan laut.
Baca juga: Menhub apresiasi kinerja maskapai penerbangan nasional
Enggano memiliki dua pelabuhan yaitu Pelabuhan Malakoni dan Pelabuhan Penyeberangan Kahyapu, dan satu bandara yaitu Bandara Enggano.
Saat ini, sejumlah pembangunan dan pengembangan tengah dilakukan, di antaranya yaitu penambahan panjang dermaga Pelabuhan Malakoni dari 70m menjadi 100m, yang ditargetkan selesai pada 2023.
Dengan penambahan dermaga, pelabuhan ini mampu disandari kapal dengan ukuran yang lebih besar hingga 3.000 gross ton (GT).
Sementara itu, Bandara Enggano yang telah selesai dibangun pada 2014 lalu, juga telah dilakukan sejumlah pengembangan seperti penambahan fasilitas sisi udara maupun sisi darat, akses jalan, peningkatan fasilitas keselamatan dan lain sebagainya.
Selain itu, Kemenhub setiap tahun memberikan subsidi penerbangan perintis untuk rute Enggano - Bengkulu PP yang dilayani oleh maskapai Susi Air.
Dengan subsidi, tarif penerbangan rute Bengkulu-Enggano menjadi cukup terjangkau yaitu sebesar Rp 306.920. Sementara, untuk rute Enggano-Bengkulu Rp 255.320.
“Kami bersama pemerintah daerah berkomitmen untuk terus membangun dan mengembangkan sarana dan prasarana transportasi di Enggano,” ujarnya.
Baca juga: Menhub minta pengawasan aspek keselamatan transportasi diperketat
Ia menjelaskan, untuk menuju Enggano melalui udara dapat dilakukan melalui Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu menuju Bandara Enggano dengan waktu tempuh sekitar 45 menit menggunakan maskapai Susi Air.
Layanan penerbangan ini tersedia dua kali dalam seminggu, yakni tiap Selasa dan Kamis.
Sementara itu, akses melalui transportasi laut dapat dilakukan melalui pelabuhan Pulau Bau Bengkulu - ke Pelabuhan Malakoni dan Dari Pulau Bay Bengkulu ke Pelabuhan Kahyapu, berjarak sekitar 90 mil dengan waktu tempuh 12 jam.
Pelabuhan Malakoni melayani penyeberangan setiap Senin hingga Jumat, sementara Pelabuhan Kahyapu melayani penyeberangan rutin empat kali dalam seminggu.
Selain angkutan penumpang, layanan angkutan barang juga dilakukan melalui KM. Sabuk Nusantara 52 yang dioperatori oleh Pelni, mengangkut sejumlah komoditas seperti buah-buahan, sayur, dan bahan pokok lainnya.
Tarif tiket untuk kapal penumpang sebesar Rp13.000 dan biaya pengangkutan barang/logistik per ton-nya sebesar Rp10.000.
Dengan semakin mudahnya aksesibilitas, diharapkan dapat menumbuhkan perekonomian masyarakat di Pulau Enggano, serta mendukung potensi wisata yang ada seperti wisata alam, bahari, budaya, sejarah, dan wisata berburu.
“Ini merupakan bagian dari upaya pemerintah membangun dengan paradigma Indonesia sentris. Kita ingin Enggano dapat terhubung dengan baik seperti daerah lainnya,” kata Menhub saat meninjau Pulau Enggano di Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, Sabtu.
Menhub mengatakan, Pulau Enggano dapat diakses melalui udara dan laut.
Baca juga: Menhub apresiasi kinerja maskapai penerbangan nasional
Enggano memiliki dua pelabuhan yaitu Pelabuhan Malakoni dan Pelabuhan Penyeberangan Kahyapu, dan satu bandara yaitu Bandara Enggano.
Saat ini, sejumlah pembangunan dan pengembangan tengah dilakukan, di antaranya yaitu penambahan panjang dermaga Pelabuhan Malakoni dari 70m menjadi 100m, yang ditargetkan selesai pada 2023.
Dengan penambahan dermaga, pelabuhan ini mampu disandari kapal dengan ukuran yang lebih besar hingga 3.000 gross ton (GT).
Sementara itu, Bandara Enggano yang telah selesai dibangun pada 2014 lalu, juga telah dilakukan sejumlah pengembangan seperti penambahan fasilitas sisi udara maupun sisi darat, akses jalan, peningkatan fasilitas keselamatan dan lain sebagainya.
Selain itu, Kemenhub setiap tahun memberikan subsidi penerbangan perintis untuk rute Enggano - Bengkulu PP yang dilayani oleh maskapai Susi Air.
Dengan subsidi, tarif penerbangan rute Bengkulu-Enggano menjadi cukup terjangkau yaitu sebesar Rp 306.920. Sementara, untuk rute Enggano-Bengkulu Rp 255.320.
“Kami bersama pemerintah daerah berkomitmen untuk terus membangun dan mengembangkan sarana dan prasarana transportasi di Enggano,” ujarnya.
Baca juga: Menhub minta pengawasan aspek keselamatan transportasi diperketat
Ia menjelaskan, untuk menuju Enggano melalui udara dapat dilakukan melalui Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu menuju Bandara Enggano dengan waktu tempuh sekitar 45 menit menggunakan maskapai Susi Air.
Layanan penerbangan ini tersedia dua kali dalam seminggu, yakni tiap Selasa dan Kamis.
Sementara itu, akses melalui transportasi laut dapat dilakukan melalui pelabuhan Pulau Bau Bengkulu - ke Pelabuhan Malakoni dan Dari Pulau Bay Bengkulu ke Pelabuhan Kahyapu, berjarak sekitar 90 mil dengan waktu tempuh 12 jam.
Pelabuhan Malakoni melayani penyeberangan setiap Senin hingga Jumat, sementara Pelabuhan Kahyapu melayani penyeberangan rutin empat kali dalam seminggu.
Selain angkutan penumpang, layanan angkutan barang juga dilakukan melalui KM. Sabuk Nusantara 52 yang dioperatori oleh Pelni, mengangkut sejumlah komoditas seperti buah-buahan, sayur, dan bahan pokok lainnya.
Tarif tiket untuk kapal penumpang sebesar Rp13.000 dan biaya pengangkutan barang/logistik per ton-nya sebesar Rp10.000.
Dengan semakin mudahnya aksesibilitas, diharapkan dapat menumbuhkan perekonomian masyarakat di Pulau Enggano, serta mendukung potensi wisata yang ada seperti wisata alam, bahari, budaya, sejarah, dan wisata berburu.
Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023
Tags: