Bantul (ANTARA News) - Wakil Menteri Perdagangan Republik Indonesia Bayu Krisnamurthi berharap agar Indonesia dapat meningkatkan produksi kedelai.
"Sehingga produksi tempe nantinya bahan bakunya sebagian besar dipasok dari dalam negeri," katanya dalam keterangan pers saat melakukan kunjungan ke Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin.
Dengan peningkatan produksi kedelai, lanjut Wamendag, efeknya akan bisa berlipat ganda karena dapat meningkatkan kesejahteraan para petani kedelai dan para perajin tempe itu sendiri.
"Selain itu juga dapat menstabilkan harga tempe dalam negeri sehingga terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakarat," katanya.
Dalam kunjungan ke Daerah Istimewa Yogyakarta ini, Wamendag juga melakukan diskusi dengan para petani kedelai dalam acara Workshop yang diadakan oleh kelompok kerja kedelai PISAgro yang saat ini dipimpin oleh PT Unilever Indonesia.
Forum diskusi yang diikuti oleh sektor industri terkait, para petani akademisi dan pemerintah ini untuk membahas isu dan tantangan yang ada di sektor kedelai serta mencari solusi dalam meningkatkan produktivitas kedelai di Indonesia.
Menurut Wamendag, kemitraan Pertanian Berkelanjutan Indonesia yang dikenal dengan nama PISAgro ini merupakan bentuk kemitraan pemerintah-swasta dalam mewujudkan sektor pertanian berkelanjutan di Indonesia.
Kerja sama yang digagas pertama kali pada Juni 2011 dalam pertemuan World Economic Forum (WEF) regional Asia Timur oleh Bayu Krisnamurthi yang saat itu menjabat Wakil Menteri Pertanian dan Mahendra Siregar sebagai Wakil Menteri Perdagangan ini menargetkan peningkatan produksi pertanian sekitar 20 persen, pengurangan emisi karbondioksida 20 persen dan peningkatan pendapatan petani hingga 20 persen.
Seusai melakukan diskusi, Wamendag juga mengunjungi Pabrik Tempe UD Super Dangsul, pabrik yang berdiri sejak 1998 ini mampu menyerap 1.000-1.100 kilogram kedelai setiap harinya.
(KR-HRI)
Wamendag berharap Indonesia tingkatkan produksi kedelai
24 September 2012 14:56 WIB
Bayu Krisnamurthi (FOTO ANTARA)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2012
Tags: