Jakarta (ANTARA) - Manajemen Mayasari Bakti sebagai salah satu operator armada TransJakarta sedang mempertimbangkan melapor ke Kepolisian terkait penghadangan bus oleh sejumlah pengemudi ojek daring di Jalan Raya Bogor, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Kamis (12/1).

Manager Lapangan PT Mayasari Bakti, Daryono mengatakan, penghadangan itu bermula ketika bus koridor 7B KPR-Blok M melaju dari arah Jalan Dewi Sartika ke Jalan Raya Bogor yang hendak menepi di bus stop Pusat Grosir Cililitan (PGC).

"Ada dua sepeda motor yang mendahului (bus). Pada saat berhenti di bus stop ada pengendara ojol menghentikan motornya di depan bus dan marah-marah," kata Daryono di Jakarta, Jumat.

Daryono menambahkan, bus dengan nomor badan 21228 itu kemudian dihadang oleh sejumlah pengemudi ojek daring yang marah lantaran merasa dipepet bus TransJakarta yang hendak berhenti.

Baca juga: Mayasari Bakti raih penghargaan di ajang "Operator Award" TransJakarta
Baca juga: Mayasari Bakti tambah 22 unit bus listrik pada 2023

Keributan tak sampai meluas karena berhasil dicegah oleh warga. Kemudian bus TransJakarta yang sedang membawa sejumlah penumpang dan pengemudi ojek "online" (ojol) itu melanjutkan perjalanan ke Jalan Raya Bogor menuju arah Pasar Rebo.

"Tetapi pada saat di depan (mall) KJI ternyata pengendara ojol berhenti menunggu bus. Dan saat bus berhenti, pengendara ojol dan beberapa teman-temannya naik ke kabin," ujar Daryono.

Daryono menuturkan sejumlah pengemudi ojek daring tersebut juga sempat melontarkan kata-kata kotor dan ancaman sehingga membuat penumpang ketakutan.

"Untuk sopir tidak mengalami kekerasan fisik, penumpang tidak ada yang dianiaya," tutur Daryono.

Atas kejadian itu, Daryono mengatakan, pihaknya masih mempertimbangkan untuk melaporkan kasus penyerangan itu kepada pihak Kepolisian. "Masih mengkaji dahulu, belum melaporkan ke polisi," kata Daryono.
​​​​​​​