Kupang (ANTARA) - Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang, Nusa Tenggara Timur, memeriksa kesesuaian dokumen beras impor asal Vietnam sebanyak 5.000 ton yang tiba di pelabuhan Tenau Kupang sebelum komoditas strategis tersebut berada di masyarakat.

“Tak hanya pemeriksaan kesesuaian dokumen, tetapi juga memastikan bahwa beras yang tiba di Kupang itu bebas dari organisme pengganggu yang dapat berbahaya bagi manusia dan tanaman di NTT,” kata Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang, Yulius Umbu Hunggar di Kupang, Jumat.

Hal ini disampaikannya di sela-sela pemeriksaan dokumen dan pengambilan sampel beras asal Vietnam yang baru tiba di Kupang untuk dibawa ke gudang Bulog.

Baca juga: Rektor IPB ingatkan pentingnya akurasi data atasi polemik beras

Dia mengatakan bahwa sejumlah ton beras asal Vietnam itu saat ini masih dalam masa karantina saat tiba di Kupang, dan masa karantinanya akan dilakukan selama kurang lebih sepekan.

“Mungkin pekan depan sudah ada surat rekomendasi yang menyatakan bahwa Bulog sudah bisa mendistribusikan,” katanya.

Lebih lanjut kata dia, pihaknya menerjunkan 10 orang personel untuk melakukan pendataan lima ribu beras impor yang masuk.

Untuk proses distribusi, kata dia akan menjadi kewenangan dari Perum Bulog wilayah NTT.

Sebelumnya lima ribu ton beras impor asal Vietnam tiba di Kupang menggunakan kapal MV. Hoang Trieu 69 yang langsung dari Vietnam.

Sejumlah beras itu tiba di Kupang untuk kemudian diangkut dan disimpan di gudang Perum Bulog NTT untuk beras cadangan pemerintah NTT.

Selain itu, keberadaan beras tersebut juga bertujuan untuk menjaga ketahanan pangan di provinsi berbasis kepulauan itu.

Baca juga: Mendag pastikan impor beras tak akan dilakukan dekat panen raya
Baca juga: Badan Pangan Nasional pastikan harga beras dan kedelai terjangkau