Dolar goyah di Asia, inflasi AS picu harapan jalur bunga Fed melambat
13 Januari 2023 09:26 WIB
Ilustrasi - Pekerja menunjukkan uang dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Rabu (5/1/2022). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj.
Singapura (ANTARA) - Dolar AS goyah di awal perdagangan Asia pada Jumat, menggoda level terendah tujuh bulan setelah menukik tajam semalam, karena data menunjukkan inflasi AS melambat, meningkatkan harapan Federal Reserve menghentikan kebijakan kenaikan suku bunga yang agresif.
Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama lainnya, naik tipis 0,059 persen menjadi 102,220 tetapi mendekam di sekitar level terendah sejak Juni.
Euro naik 0,03 persen menjadi 1,0849 dolar, setelah menyentuh tertinggi baru sembilan bulan di awal sesi. Sterling terakhir diperdagangkan pada 1,221 dolar, naik tipis 0,08 persen.
Harga konsumen AS secara mengejutkan turun untuk pertama kalinya dalam lebih dari 2,5 tahun pada Desember, dengan pembuat kebijakan Federal Reserve mengungkapkan kelegaan mereka dan membuka jalan bagi bank sentral untuk memperlambat laju pengetatan moneter.
Pedagang berjangka yang terikat dengan suku bunga kebijakan Fed sangat bertaruh pada penurunan ke kenaikan seperempat poin persentase mulai dari pertemuan 31 Januari - 1 Februari dan jeda tepat di bawah 5,0 persen, dengan pemotongan suku bunga diperkirakan akhir tahun.
Bank sentral AS pada Desember menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin tetapi mengatakan perlu mempertahankannya lebih tinggi lebih lama untuk menjinakkan inflasi.
"Kenaikan 25 basis poin akan sesuai untuk maju," kata presiden Fed Philadelphia Patrick Harker dalam pidatonya kepada sebuah kelompok lokal di Malvern, Pennsylvania.
Carol Kong, ahli strategi mata uang di Commonwealth Bank of Australia, mengatakan Fed kemungkinan akan merasa nyaman dengan laporan inflasi dan dolar AS akan terus melemah.
"Meskipun kita kemungkinan melihat puncak dolar, masih ada ruang bagi dolar untuk menguat sementara," kata Kong, mengutip antisipasi perlambatan ekonomi di seluruh dunia.
Sementara itu, yen menguat 0,12 persen menjadi 129,10 per dolar, setelah menyentuh tertinggi baru tujuh bulan di 128,65 per dolar di awal sesi.
Yen telah didukung oleh meningkatnya spekulasi bahwa bank sentral Jepang (BoJ) akan meninjau efek samping dari pelonggaran moneternya pada pertemuan kebijakan minggu depan.
Dolar Australia turun 0,11 persen menjadi 0,696 dolar AS, sedangkan kiwi turun 0,34 persen menjadi 0,637 dolar AS.
Baca juga: Dolar ditutup relatif stabil di Asia, pasar menunggu data IHK AS
Baca juga: Yen melonjak di awal sesi Asia, dolar tentatif jelang data inflasi AS
Baca juga: Dolar bertahan di awal sesi Asia saat pedagang tunggu data IHK
Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama lainnya, naik tipis 0,059 persen menjadi 102,220 tetapi mendekam di sekitar level terendah sejak Juni.
Euro naik 0,03 persen menjadi 1,0849 dolar, setelah menyentuh tertinggi baru sembilan bulan di awal sesi. Sterling terakhir diperdagangkan pada 1,221 dolar, naik tipis 0,08 persen.
Harga konsumen AS secara mengejutkan turun untuk pertama kalinya dalam lebih dari 2,5 tahun pada Desember, dengan pembuat kebijakan Federal Reserve mengungkapkan kelegaan mereka dan membuka jalan bagi bank sentral untuk memperlambat laju pengetatan moneter.
Pedagang berjangka yang terikat dengan suku bunga kebijakan Fed sangat bertaruh pada penurunan ke kenaikan seperempat poin persentase mulai dari pertemuan 31 Januari - 1 Februari dan jeda tepat di bawah 5,0 persen, dengan pemotongan suku bunga diperkirakan akhir tahun.
Bank sentral AS pada Desember menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin tetapi mengatakan perlu mempertahankannya lebih tinggi lebih lama untuk menjinakkan inflasi.
"Kenaikan 25 basis poin akan sesuai untuk maju," kata presiden Fed Philadelphia Patrick Harker dalam pidatonya kepada sebuah kelompok lokal di Malvern, Pennsylvania.
Carol Kong, ahli strategi mata uang di Commonwealth Bank of Australia, mengatakan Fed kemungkinan akan merasa nyaman dengan laporan inflasi dan dolar AS akan terus melemah.
"Meskipun kita kemungkinan melihat puncak dolar, masih ada ruang bagi dolar untuk menguat sementara," kata Kong, mengutip antisipasi perlambatan ekonomi di seluruh dunia.
Sementara itu, yen menguat 0,12 persen menjadi 129,10 per dolar, setelah menyentuh tertinggi baru tujuh bulan di 128,65 per dolar di awal sesi.
Yen telah didukung oleh meningkatnya spekulasi bahwa bank sentral Jepang (BoJ) akan meninjau efek samping dari pelonggaran moneternya pada pertemuan kebijakan minggu depan.
Dolar Australia turun 0,11 persen menjadi 0,696 dolar AS, sedangkan kiwi turun 0,34 persen menjadi 0,637 dolar AS.
Baca juga: Dolar ditutup relatif stabil di Asia, pasar menunggu data IHK AS
Baca juga: Yen melonjak di awal sesi Asia, dolar tentatif jelang data inflasi AS
Baca juga: Dolar bertahan di awal sesi Asia saat pedagang tunggu data IHK
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: