BKKBN minta Aceh gotong royong turunkan stunting lewat BAAS
12 Januari 2023 14:21 WIB
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo (kedua kiri) saat berdialog dengan Pj. Walikota Lhokseumawe Imran. ANTARA/HO-BKKBN/am.
Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meminta pemerintah Provinsi Aceh untuk bergotong royong menurunkan angka prevalensi stunting lewat penerapan Program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS).
“Aceh bisa menjadi percontohan nasional dalam program gotong royong mempercepat menurunkan stunting. Program ini bisa dilakukan melalui Bapak Asuh Anak Stunting,” kata Hasto Wardoyo dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Dalam pertemuan di Rumah Dinas Bupati Bener Meriah di Simpang Tiga Redelong, Rabu (11/1), Hasto menuturkan bahwa percepatan penurunan stunting yang dilakukan secara gotong royong bisa membantu anak-anak dan keluarga berisiko stunting.
Baca juga: Kepala BKKBN: Aceh miliki pangan lokal melimpah untuk atasi stunting
Melalui BAAS, jajaran pemerintah dapat membantu pemberian satu telur satu hari untuk anak stunting, melalui sumbangan dana yang nantinya digunakan Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk mengolah makanan bergizi.
“Jadi, kebutuhan protein hewani bagi anak-anak sudah bisa diatasi. Kerja gotong royong menjadikan semua persoalan jadi ringan karena dipikul bersama. Donatur akan berhubungan langsung dengan keluarga berisiko stunting melalui program intervensi spesifik. Program ini diintegrasikan dengan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat),” katanya.
Hasto menjelaskan Berdasarkan Pendataan Keluarga (PK) tahun 2021 yang telah dimutakhirkan pada 2022, terdapat 21,9 juta keluarga berisiko stunting di seluruh Indonesia. Prevalensi stunting di Indonesia saat ini mencapai 24,4 persen.
Namun, angka stunting di Aceh masih menyentuh 33,2 persen dan bagi Kota Lhokseumawe memiliki angka stunting 27,4 persen
Sementara BAAS merupakan program yang digalakkan BKKBN untuk membantu anak stunting dan juga keluarga berisiko stunting, sejak peringatan Hari Keluarga 29 Juni 2022, dengan mengukuhkan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Dudung Abdurrachman sebagai Duta Bapak Asuh Anak Stunting.
Baca juga: Kepala BKKBN pantau langsung penurunan stunting 2023 di Aceh
Baca juga: BKKBN libatkan mahasiswa PPI Dunia wujudkan Indonesia Emas 2045
Ribuan orang saat ini telah ikut ke dalam program tersebut. Para Bapak Asuh dan Bunda Asuh akan mendonasikan Rp15 ribu per hari atau Rp450 ribu per bulan kepada anak stunting dan atau keluarga berisiko stunting.
Pj. Wali Kota Lhokseumawe Imran mengapresiasi program tersebut dan akan melakukan pembicaraan lebih lanjut terkait penerapan BAAS di masa datang.
“Saya sudah minta kepada para Kepala Dinas untuk saling berbagi dalam percepatan penurunan stunting. Pada 2023, program Bapak Asuh Anak Stunting ini akan kami gencarkan dan terstruktur,” kata Imran.
“Aceh bisa menjadi percontohan nasional dalam program gotong royong mempercepat menurunkan stunting. Program ini bisa dilakukan melalui Bapak Asuh Anak Stunting,” kata Hasto Wardoyo dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Dalam pertemuan di Rumah Dinas Bupati Bener Meriah di Simpang Tiga Redelong, Rabu (11/1), Hasto menuturkan bahwa percepatan penurunan stunting yang dilakukan secara gotong royong bisa membantu anak-anak dan keluarga berisiko stunting.
Baca juga: Kepala BKKBN: Aceh miliki pangan lokal melimpah untuk atasi stunting
Melalui BAAS, jajaran pemerintah dapat membantu pemberian satu telur satu hari untuk anak stunting, melalui sumbangan dana yang nantinya digunakan Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk mengolah makanan bergizi.
“Jadi, kebutuhan protein hewani bagi anak-anak sudah bisa diatasi. Kerja gotong royong menjadikan semua persoalan jadi ringan karena dipikul bersama. Donatur akan berhubungan langsung dengan keluarga berisiko stunting melalui program intervensi spesifik. Program ini diintegrasikan dengan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat),” katanya.
Hasto menjelaskan Berdasarkan Pendataan Keluarga (PK) tahun 2021 yang telah dimutakhirkan pada 2022, terdapat 21,9 juta keluarga berisiko stunting di seluruh Indonesia. Prevalensi stunting di Indonesia saat ini mencapai 24,4 persen.
Namun, angka stunting di Aceh masih menyentuh 33,2 persen dan bagi Kota Lhokseumawe memiliki angka stunting 27,4 persen
Sementara BAAS merupakan program yang digalakkan BKKBN untuk membantu anak stunting dan juga keluarga berisiko stunting, sejak peringatan Hari Keluarga 29 Juni 2022, dengan mengukuhkan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Dudung Abdurrachman sebagai Duta Bapak Asuh Anak Stunting.
Baca juga: Kepala BKKBN pantau langsung penurunan stunting 2023 di Aceh
Baca juga: BKKBN libatkan mahasiswa PPI Dunia wujudkan Indonesia Emas 2045
Ribuan orang saat ini telah ikut ke dalam program tersebut. Para Bapak Asuh dan Bunda Asuh akan mendonasikan Rp15 ribu per hari atau Rp450 ribu per bulan kepada anak stunting dan atau keluarga berisiko stunting.
Pj. Wali Kota Lhokseumawe Imran mengapresiasi program tersebut dan akan melakukan pembicaraan lebih lanjut terkait penerapan BAAS di masa datang.
“Saya sudah minta kepada para Kepala Dinas untuk saling berbagi dalam percepatan penurunan stunting. Pada 2023, program Bapak Asuh Anak Stunting ini akan kami gencarkan dan terstruktur,” kata Imran.
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023
Tags: