Badung (ANTARA) - Pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali hingga saat ini masih belum melayani kembali penerbangan dari dan menuju China meskipun per 8 Januari yang lalu China telah mengizinkan warganya untuk bepergian ke luar negeri.

"Dapat kami sampaikan hingga saat ini penerbangan dari China daratan belum ada yang kami layani," ujar General Manager Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali Handy Heryudhitiawan di Kabupaten Badung, Bali, Rabu.

Ia mengatakan saat ini pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai juga masih belum menerima jadwal yang pasti terkait pengajuan slot penerbangan internasional rute China dari dan menuju Bandara Bali.

Sebelumnya selama hampir tiga tahun China menerapkan kebijakan nol COVID-19, yang mewajibkan para pelaku perjalanan internasional melakukan karantina terpusat dan termonitor serta melarang warga negaranya bepergian ke luar negeri kecuali untuk tujuan yang sangat mendesak.

"Kami masih terus melakukan koordinasi ke maskapai terkait jadwal penerbangannya, yang dimana kebijakan tersebut merupakan kebijakan penerbangan yang dimiliki oleh setiap maskapai," kata Handy Heryudhitiawan.

Meskipun masih belum menerima jadwal pasti terkait kedatangan wisatawan asal China ke Pulau Dewata, Handy Heryudhitiawan mengungkapkan bahwa pihaknya juga terus melakukan koordinasi dengan jajaran Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk pelaksanaan pemeriksaan pencegahan COVID-19 di Bandara I Gusti Ngurah Rai.

"Hasil koordinasi terakhir yang kami lakukan dengan dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan, sejumlah prosedur seperti pemeriksaan suhu tubuh, profiling penumpang, pemeriksaan sertifikat vaksin COVID-19 tetap dilakukan di Bandara Bali untuk seluruh penumpang internasional yang datang. Hal ini kami lakukan semata-mata sebagai upaya untuk pencegahan masuknya COVID-19 melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai," ungkap Handy Heryudhitiawan.

Sementara itu pada tahun 2023 ini Indonesia menargetkan kunjungan sebanyak 253.000 kunjungan wisatawan mancanegara asal China.