"Semenjak dirilis 2021 lalu, antusiasme pesatren demikian tinggi, bahkan kami tidak bisa approval semua permintaan yang ada. Namun, tahun ini kami coba fasilitasi semua karena target kami tahun ini akan bertambah 100 pesantren untuk semua program kami," kata Squad Leader Pesantren Go Dogital Telkom Hani Buntari, dalam keterangan tertulisnya, Rabu.
Hani mengatakan, detil pencapaian tersebut adalah ada 1.125 pesantren
Baca juga: Menko Perekonomian ingatkan santri harus melek digital
Baca juga: Pemerintah selenggarakan pelatihan literasi digital bagi pesantren
Kartu Santri memudahkan administrasi dan transaksi santri di lingkungan pesantren, website builder mendorong pesantren memiliki websitenya sendiri untuk berinteraksi dengan masyarakat global.
Kemudian, e-Commerce akan memasarkan produk unggulan pesantren secara online maupun offline dan layanan dakwah digital menjadikan santri sebagai kontributor eksklusif untuk video dakwah dan konektivitas agar pesantren terhubung ke internet.
Ia mengatakan sepanjang 2022 lalu, pesantren yang mengikuti program Kartu Digital Santri antara lain Pesantren Riyadul Jannah Cikarang, Bekasi, Pesantren Nurul Hidayah, Bojongnangka, Banten, Pesantren Hidayatuttholibin Indramayu, Pesantren Abu Abdillah, Lombok, NTB, Pesantren Sabilul Muttaqin, Demak.
Kemudian, Pesantren Roudlotul Ulum, Bandung, Pesantren Nurul Falah, Bogor, Pesantren MBS Wanayasa, Barjarnegara, Mahad Aisyiyah, Sragen, Pesantren Mambaul Huda, Pekalongan, dan Pesantren Istana Quran, Barjarnegara.
Menurut Hani, sesuai dengan visi awal PT Telkom merilis Pesantren Go Digital sekaligus relevan dengan visi Harlah 1 Abad Nahdlatul Ulama awal Februari nanti, yaitu transformasi digital Pesantren, sudah banyak terealisir melalui program tersebut.
"Pesantren yang sudah adopsi Kartu Santri jadi tahu preferensi santri saat bertransaksi di kantin atau koperasi pesantren, mereka jadi bisa memperkirakan apa saja jajanan yang harus banyak disiapkan. Masalah klise seperti uang santri hilang pun berkurang banyak setelah adopsi kartu cashless ini," katanya.
Kartu digital Santri juga memudahkan koordinasi pihak pesantren dengan orangtua santri. Selain tentunya pengelolaan keuangan institusi pesantren yang sebelumnya dikelola manual, telah berubah kelolaan lebih digital.
Selain itu, kata dia, santri yang sudah menguasai ilmu agama jadi lebih percaya diri dengan juga menguasai ilmu digital.
Bahkan, sebanyak tiga santri peserta PGD memperoleh beasiswa LPDP khusus santri setelah memberikan sertifikat belajar literasi digitalnya.
Sementara itu, Tribe Leader Smart Village and Community PT Telkom, Wahyudi, menambahkan, PGD adalah ikhtiar bersama antara PT Telkom dengan pemerintah dan komunitas pesatren dalam mewujudkan Indonesia sebagai kiblat ekonomi syariah dunia di tahun 2024.
Menaikkan level peradaban santri menjadi hal yang memungkinkan jika bersama dengan PT Telkom, sebab selain tersedia berbagai layanan teknologi digital mutakhir, BUMN Teknologi Informasi Komunikasi tersebut juga siap dengan aneka sarana prasarana pendukung terkait.
"Platform digital yang lebih advance seperti Big Data, API Factory, Internet of Things, Cloud Computing, Customer Engagement, dan lainnya juga sudah kami miliki," kata dia.
Dari sisi sarana, Telkom sudah memiliki Indonesia Digital Network untuk hadirkan jaringan internet dengan keberadaan fiber optik sepanjang 164.912 km atau mencakup cakupan layanan internet 99 persen dari populasi Indonesia.
PGD merupakan bagian dari Leap-Telkom Digital sebagai umbrella brand produk dan layanan digital Telkom untuk mengakselerasi digitalisasi masyarakat Indonesia.
Dengan Leap, diharapkan mendukung pertumbuhan ekosistem digital di Indonesia demi mengakselerasi terwujudnya kedaulatan digital nasional, sejalan target pemerintah dalam beberapa tahun mendatang. Untuk informasi lebih lanjut, dapat mengakses https://leap.digitalbisa.id/.*