BPBD DKI identifikasi ciri tanah rawan longsor
11 Januari 2023 08:02 WIB
Tangkapan layar - Petugas gabungan bersama BPBD DKI mengevakuasi puing rumah roboh akibat tanah longsor di Cilandak, Jakarta Selatan, Minggu (9/10/2022). ANTARA/Instagram/@bpbddkijakarta/aa.
Jakarta (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI mengidentifikasi ciri-ciri tanah rawan longsor sehingga perlu diwaspadai masyarakat untuk menekan dampak negatif pergerakan tanah di Ibu Kota.
"Perhatikan kondisi sekitar, daerah yang rawan longsor dapat memiliki ciri-ciri adanya pohon dengan batang yang melengkung," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Isnawa Adji di Jakarta, Rabu.
Selain ciri batang pohon melengkung, Isnawa juga mengungkapkan ciri lain yakni adanya lapisan tanah atau batuan yang miring ke arah luar.
Kemudian, adanya retakan yang membentuk tapal kuda atau adanya rembesan air pada lereng.
Untuk meminimalisasi dampak negatif dan sekaligus mitigasi, ia meminta masyarakat apabila membeli rumah di area tanah yang miring, pastikan rumah tersebut dikelilingi banyak pohon.
Baca juga: Potensi rawan longsor di Jakarta meluas jadi 15 titik
"Karena pepohonan dapat membuat kondisi tanah stabil dan kuat untuk menahan erosi," ucap mantan Wakil Wali Kota Jakarta Selatan itu.
Selain itu, ia juga meminta masyarakat memastikan struktur dan konstruksi rumah tersebut memiliki fondasi yang kuat sehingga bisa menopang bangunan rumah dengan baik.
"Hindari untuk membeli rumah yang berada di kawasan lereng yang memiliki kemiringan lebih dari 20 persen," ucapnya.
Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), beberapa tanah di Provinsi DKI Jakarta berada di Zona Menengah.
Menurut PVMBG, Zona Menengah dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.
Baca juga: BPBD DKI petakan 11 wilayah berpotensi tanah gerak
Sementara itu pada Zona Tinggi, gerakan tanah lama dapat aktif kembali.
PVMBG mengungkapkan potensi pergerakan tanah yang rawan longsor di Jakarta pada Januari 2023 meluas menjadi 15 titik atau bertambah dibandingkan Desember 2022 yang mencapai 10 titik karena cuaca ekstrem.
Adapun 15 titik di Jakarta yang memiliki potensi pergerakan tanah, yakni Jakarta Pusat meliputi wilayah Kecamatan Menteng.
Kemudian, Jakarta Selatan meliputi wilayah Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, Pesanggrahan dan Tebet.
Selanjutnya di Jakarta Timur meliputi wilayah Kecamatan Cakung, Kramat Jati, Matraman, Pasar Rebo dan Pulo Gadung.
Baca juga: Petugas gabungan Jakarta Selatan tangani turap longsor Bukit Duri
Mencermati data itu, penambahan titik potensi pergerakan tanah di DKI dibandingkan Desember 2022, yakni Tebet, Menteng, Matraman, Pulo Gadung dan Cakung.
"Perhatikan kondisi sekitar, daerah yang rawan longsor dapat memiliki ciri-ciri adanya pohon dengan batang yang melengkung," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Isnawa Adji di Jakarta, Rabu.
Selain ciri batang pohon melengkung, Isnawa juga mengungkapkan ciri lain yakni adanya lapisan tanah atau batuan yang miring ke arah luar.
Kemudian, adanya retakan yang membentuk tapal kuda atau adanya rembesan air pada lereng.
Untuk meminimalisasi dampak negatif dan sekaligus mitigasi, ia meminta masyarakat apabila membeli rumah di area tanah yang miring, pastikan rumah tersebut dikelilingi banyak pohon.
Baca juga: Potensi rawan longsor di Jakarta meluas jadi 15 titik
"Karena pepohonan dapat membuat kondisi tanah stabil dan kuat untuk menahan erosi," ucap mantan Wakil Wali Kota Jakarta Selatan itu.
Selain itu, ia juga meminta masyarakat memastikan struktur dan konstruksi rumah tersebut memiliki fondasi yang kuat sehingga bisa menopang bangunan rumah dengan baik.
"Hindari untuk membeli rumah yang berada di kawasan lereng yang memiliki kemiringan lebih dari 20 persen," ucapnya.
Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), beberapa tanah di Provinsi DKI Jakarta berada di Zona Menengah.
Menurut PVMBG, Zona Menengah dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.
Baca juga: BPBD DKI petakan 11 wilayah berpotensi tanah gerak
Sementara itu pada Zona Tinggi, gerakan tanah lama dapat aktif kembali.
PVMBG mengungkapkan potensi pergerakan tanah yang rawan longsor di Jakarta pada Januari 2023 meluas menjadi 15 titik atau bertambah dibandingkan Desember 2022 yang mencapai 10 titik karena cuaca ekstrem.
Adapun 15 titik di Jakarta yang memiliki potensi pergerakan tanah, yakni Jakarta Pusat meliputi wilayah Kecamatan Menteng.
Kemudian, Jakarta Selatan meliputi wilayah Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, Pesanggrahan dan Tebet.
Selanjutnya di Jakarta Timur meliputi wilayah Kecamatan Cakung, Kramat Jati, Matraman, Pasar Rebo dan Pulo Gadung.
Baca juga: Petugas gabungan Jakarta Selatan tangani turap longsor Bukit Duri
Mencermati data itu, penambahan titik potensi pergerakan tanah di DKI dibandingkan Desember 2022, yakni Tebet, Menteng, Matraman, Pulo Gadung dan Cakung.
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2023
Tags: