"Resource dana ini kan makin menipis sehingga acara ini itu dibuat adalah ingin menghadirkan semua pihak yang memang memiliki kompetensinya masing-masing untuk bertukar pikiran untuk kita mencari jalan agar kemudian gap kebutuhan kemanusiaan jadi terpenuhi," ucapnya Presiden Human Initiative, Tomy Hendrajati dalam Humanitarian HUMANITY OUTLOOK 2023 dengan tema Humanitarian Financing and Volunteerism Towards Global Recession di Jakarta, Selasa.
Ia menyebutkan dalam laporan Humanitarian Outlook yang dibuat oleh UN OCHA, kesenjangan antara kebutuhan kemanusiaan dengan dana yang tersedia baru sekitar 60- 70 persen terpenuhi.
Sehingga perlu ada upaya untuk mengatasi kesenjangan tersebut agar kebutuhan kemanusiaan dapat terpenuhi.
Baca juga: Human Initiative berkomitmen membangun kemandirian setelah bencana
Baca juga: Human Initiative berikan layanan kemudahan masyarakat berkurban
Tomy mengatakan potensi sumber daya akan semakin kuat jika keterlibatan masyarakat dalam berdonasi semakin dikuatkan juga selain dengan tuntutan akuntabilitas lembaga pengelola.
Selain itu, dengan adanya insentif seperti pengurangan pajak bagi yang berdonasi akan mendorong masyarakat semakin mau untuk membantu.
"Apakah memungkinkan ada semacam insentif kepada masyarakat yang menyumbang, nah ini tentunya akan makin menguatkan peran kedermawanan masyarakat kita sehingga jika ada insentif kan jadi tertarik," ucap Tomy.
Selain itu, lembaga ini juga bekerja sama dengan Kementerian Sosial dan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) bersama-sama membuat rumah kemanusiaan Indonesia dan Gerakan Solidaritas dan Kedermawanan (GSK) untuk bersama-sama menjawab tantangan kemanusiaan.
Baca juga: Ikatan Pegawai BI raih penghargaan dari Human Initiative
Baca juga: Human Initiative salurkan beasiswa bagi anak yatim akibat COVID-19