Jakarta (ANTARA) - Kepala Ekonom Mandiri Sekuritas Leo Putera Rinaldy memperkirakan perekonomian nasional tumbuh sebesar 4,9 persen secara tahunan pada 2023 ditopang oleh konsumsi masyarakat.

"Pertumbuhan Indonesia akan melambat tapi manageable, yakni tumbuh di 4,9 persen secara tahunan. Pelemahan terjadi karena pelemahan ekspor dan perlambatan investasi ," katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.

Ia memperkirakan ekspor menurun akibat normalisasi harga komoditas, sementara investasi melambat karena peningkatan suku bunga acuan bank sentral.

Konsumsi masyarakat diprediksi akan tumbuh 4 sampai 6 persen secara tahunan karena penyelenggaraan pemilihan umum serentak, inflasi yang merendah, dan pertumbuhan pendapatan riil masyarakat.

Ia memperkirakan kampanye untuk pemilihan umum serentak akan menyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi hingga 0,6 sampai 1,3 persen.

Adapun anggaran untuk pemilu tersebut diperkirakan disalurkan secara terkonsentrasi pada semester II 2022.

Sementara itu, inflasi pada Desember 2022 yang mencapai 5,5 persen secara tahunan diperkirakan telah mencapai puncak sehingga di 2023 inflasi akan turun dan mencapai 4 persen mulai kuartal III 2023.

Inflasi diproyeksi akan menurun di 2023 menjadi sebesar 3,8 persen karena kebijakan pemerintah mensubsidi sebagian biaya logistik untuk bahan pangan strategis yang diperkirakan akan berlanjut pada 2023.

"Harga pangan di 2203 juga terkendali dibantu oleh kondisi cuaca yang lebih normal dan netral," imbuhnya.

Selain inflasi, konsumsi masyarakat juga akan tetap tumbuh ditopang oleh pertumbuhan pendapatan secara riil yang mencapai 7,16 persen.

"Ini penting untuk mendukung daya beli masyarakat. Apalagi pada saat yang sama, angka pengangguran juga terus menurun," ucapnya.


Baca juga: Resolusi 2023 Presiden Jokowi: Indonesia tak terimbas resesi global
Baca juga: Apindo: Jumlah penduduk Indonesia yang besar topang ekonomi di 2023
Baca juga: CORE prediksi ekonomi 2023 tumbuh hingga 4,5-5 persen