BNPB: Kerusakan rumah di Kepulauan Tanimbar diduga dampak gempa M 7,5
10 Januari 2023 10:21 WIB
Dampak rumah warga yang mengalami kerusakan akibat gempa M 7,5 di Desa Watwey, Kecamatan Dawelor Dawera, Maluku Barat Daya, Selasa (10/1/2022). ANTARA/HO-BNPB.
Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan kerusakan sejumlah rumah warga di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, diduga sebagai dampak gempa dengan magnitudo (M) 7,5 pada Selasa (10/1) dini hari.
"Data sementara hingga pukul 08.13 WIB, sebanyak 15 unit rumah warga di Kepulauan Tanimbar mengalami kerusakan, dengan rincian satu rumah rusak berat, tiga rusak sedang dan sisanya masih dilakukan penilaian tingkat kerusakan," ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Selain rumah, fasilitas pendidikan SMP Kristen Saumlaki dan SMA Negeri 1 Saumlaki, Tanimbar Selatan, mengalami kerusakan. Sedangkan dampak korban, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menyebutkan satu orang warga mengalami luka-luka.
Baca juga: BNPB: Gempa Maluku terasa hingga di 11 daerah NTT
Berdasarkan informasi BPBD Kabupaten Kepulauan Tanimbar, guncangan gempa dirasakan kuat oleh warga sekitar tiga hingga lima detik. Terjadi kepanikan saat gempa berlangsung, sehingga warga keluar rumah.
Usai gempa, BPBD Kabupaten Kepulauan Tanimbar melakukan koordinasi dengan aparat desa dan kecamatan. Selain itu, petugas mengimbau warganya untuk tetap waspada.
"Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB terus memantau dan melakukan koordinasi dengan BPBD yang terdampak gempa," kaya Abdul.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis gempa M 7,5 berada pada 136 km barat laut Kepulauan Tanimbar atau yang sebelumnya bernama Maluku Tenggara Barat dengan kedalaman 130 km.
Berselang sekitar 20 menit, gempa susulan terjadi dengan magnitudo 5,5, tepatnya pukul 01.10 WIB atau 03.10 waktu setempat. Pusat gempa berada di 197 km barat laut Kepulauan Tanimbar dengan kedalaman 128 km.
Akibat gempa tersebut, BMKG sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami untuk Provinsi Maluku dan Sulawesi Tenggara. Pusat gempa berada di laut dan tidak berpotensi tsunami.
Dilihat dari intensitas kekuatan gempa yang diukur dengan skala Modified Mercalli Intensity (MMI), wilayah Saumlaki V MMI, Dobo dan Tiakur IV MMI, Sorong, Kaimana, Alor, Waingapu, Waijelu, dan Lembata III – IV MMI, Merauke, Nabire, Tanah Merah, Wamena, Bakunase, Kolhua, Rote, Sabu, Ende, Amarasi Selatan, da Kota Kupang II – III MMI, Ambon dan Piru, II MMI.
Baca juga: Ruas jalan di Kabupaten TTS NTT patah diduga dampak gempa Maluku
Baca juga: BMKG keluarkan peringatan potensi tsunami Maluku-Sultra
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk tetap waspada terhadap potensi gempa susulan. Sebelum kembali ke dalam rumah, warga diminta untuk memastikan kondisi struktur bangunan setelah gempa.
"Tetap waspada terhadap potensi gempa susulan. Dampak korban jiwa dapat dipicu bukan karena fenomena gempa tetapi reruntuhan bangunan yang tidak tahan gempa," ujar Abdul.
Selain itu, warga diminta untuk tidak mudah terpancing oleh berita palsu atau hoaks yang biasanya tersebar melalui media sosial. Pastikan informasi terkini setelah gempa dari BMKG, BNPB atau pun BPBD setempat.
"Data sementara hingga pukul 08.13 WIB, sebanyak 15 unit rumah warga di Kepulauan Tanimbar mengalami kerusakan, dengan rincian satu rumah rusak berat, tiga rusak sedang dan sisanya masih dilakukan penilaian tingkat kerusakan," ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Selain rumah, fasilitas pendidikan SMP Kristen Saumlaki dan SMA Negeri 1 Saumlaki, Tanimbar Selatan, mengalami kerusakan. Sedangkan dampak korban, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menyebutkan satu orang warga mengalami luka-luka.
Baca juga: BNPB: Gempa Maluku terasa hingga di 11 daerah NTT
Berdasarkan informasi BPBD Kabupaten Kepulauan Tanimbar, guncangan gempa dirasakan kuat oleh warga sekitar tiga hingga lima detik. Terjadi kepanikan saat gempa berlangsung, sehingga warga keluar rumah.
Usai gempa, BPBD Kabupaten Kepulauan Tanimbar melakukan koordinasi dengan aparat desa dan kecamatan. Selain itu, petugas mengimbau warganya untuk tetap waspada.
"Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB terus memantau dan melakukan koordinasi dengan BPBD yang terdampak gempa," kaya Abdul.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis gempa M 7,5 berada pada 136 km barat laut Kepulauan Tanimbar atau yang sebelumnya bernama Maluku Tenggara Barat dengan kedalaman 130 km.
Berselang sekitar 20 menit, gempa susulan terjadi dengan magnitudo 5,5, tepatnya pukul 01.10 WIB atau 03.10 waktu setempat. Pusat gempa berada di 197 km barat laut Kepulauan Tanimbar dengan kedalaman 128 km.
Akibat gempa tersebut, BMKG sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami untuk Provinsi Maluku dan Sulawesi Tenggara. Pusat gempa berada di laut dan tidak berpotensi tsunami.
Dilihat dari intensitas kekuatan gempa yang diukur dengan skala Modified Mercalli Intensity (MMI), wilayah Saumlaki V MMI, Dobo dan Tiakur IV MMI, Sorong, Kaimana, Alor, Waingapu, Waijelu, dan Lembata III – IV MMI, Merauke, Nabire, Tanah Merah, Wamena, Bakunase, Kolhua, Rote, Sabu, Ende, Amarasi Selatan, da Kota Kupang II – III MMI, Ambon dan Piru, II MMI.
Baca juga: Ruas jalan di Kabupaten TTS NTT patah diduga dampak gempa Maluku
Baca juga: BMKG keluarkan peringatan potensi tsunami Maluku-Sultra
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk tetap waspada terhadap potensi gempa susulan. Sebelum kembali ke dalam rumah, warga diminta untuk memastikan kondisi struktur bangunan setelah gempa.
"Tetap waspada terhadap potensi gempa susulan. Dampak korban jiwa dapat dipicu bukan karena fenomena gempa tetapi reruntuhan bangunan yang tidak tahan gempa," ujar Abdul.
Selain itu, warga diminta untuk tidak mudah terpancing oleh berita palsu atau hoaks yang biasanya tersebar melalui media sosial. Pastikan informasi terkini setelah gempa dari BMKG, BNPB atau pun BPBD setempat.
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023
Tags: