Moeldoko lepas keberangkatan 302 pekerja migran Indonesia ke Korsel
9 Januari 2023 20:33 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko bersama Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani pada acara Pelepasan PMI ke Korea Selatan lewat program G to G, di Jakarta, Senin (9/1/2023). ANTARA/HO-KSP.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko secara resmi melepas keberangkatan 302 Pekerja Migran Indonesia (PMI) dengan negara tujuan penempatan Korea Selatan melalui skema Government to Government (G to G).
Dalam acara pelepasan PMI sektor manufaktur dan perikanan yang dilakukan di Ballroom El Hotel Royale Jakarta, Senin, Moeldoko mengatakan keberangkatan PMI ke Korea Selatan menjadi awal yang baik untuk peningkatan kerjasama tenaga kerja, baik itu dengan Korea maupun dengan negara-negara lain.
Dia berharap Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) tidak berhenti sampai pemberangkatan saja, namun juga saat penempatan dan bahkan setelah pulang ke Indonesia.
Baca juga: Moeldoko: Perlu penguatan peraturan pelindungan PMI
"Kita tidak ingin ada warga negara yang terluka. Pelindungan harus betul-betul dijalankan dengan baik. Untuk itu semuanya harus dipersiapkan dengan baik," kata Moeldoko dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin.
Mantan Panglima TNI itu memandang BP2MI telah melakukan banyak perubahan dalam memberikan pelindungan terhadap Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI), baik pelindungan sebelum bekerja, saat bekerja, dan setelah bekerja.
"Apa yang sudah dilakukan oleh BP2MI ini harus benar-benar dijaga. Jangan sampai muncul ketimpangan di lapangan. BP2MI juga jangan kalah dengan agen-agen nakal," serunya.
Pada kesempatan itu, Moeldoko juga memastikan, bahwa pemerintah melalui Kantor Staf Presiden dan kementerian/lembaga sedang merumuskan skema pemilahan biaya penempatan dan pra penempatan CPMI yang bebannya tidak hanya ditanggung calon PMI dan pemberi kerja namun juga oleh pemerintah dan sumber keuangan lainnya yang tidak mengikat.
Ia mencontohkan terkait jaminan sosial kesehatan akan dikomunikasikan dengan BPJS Kesehatan, urusan paspor akan dikomunikasikan dengan Ditjen Imigrasi, dan urusan pemeriksaan kesehatan dengan Kemenkes.
"Intinya jangan sampai keberangkatan dan penempatan CPMI membebani pekerja," tegas Moeldoko.
Sebelum menutup sambutannya, Moeldoko juga berpesan agar PMI menjaga kehormatan negara dan mencerminkan nilai-nilai Indonesia.
"Bekerja dengan penuh dedikasi atas pekerjaan yang dibebankan. Jangan kabur-kaburan lagi," pesannya.
Sebagai informasi, keberangkatan ratusan PMI ke Korea Selatan dilakukan dalam dua tahap. Keberangkatan pertama dilakukan pada Senin malam (9/1), dan tahap dua pada Selasa pagi (10/1).
Berdasarkan data BP2MI, dalam kurun waktu 2021-2022 terdapat 270.000 CPMI diberangkatkan ke 77 negara tujuan penempatan. Dari penempatan tersebut, jumlah devisa yang diterima negara sebesar Rp159,6 triliun.
Baca juga: Moeldoko ajak anak muda kembangkan sektor pertanian
Baca juga: Moeldoko optimistis Bandara Dhoho Kediri tumbuhkan daerah ekonomi baru
Dalam acara pelepasan PMI sektor manufaktur dan perikanan yang dilakukan di Ballroom El Hotel Royale Jakarta, Senin, Moeldoko mengatakan keberangkatan PMI ke Korea Selatan menjadi awal yang baik untuk peningkatan kerjasama tenaga kerja, baik itu dengan Korea maupun dengan negara-negara lain.
Dia berharap Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) tidak berhenti sampai pemberangkatan saja, namun juga saat penempatan dan bahkan setelah pulang ke Indonesia.
Baca juga: Moeldoko: Perlu penguatan peraturan pelindungan PMI
"Kita tidak ingin ada warga negara yang terluka. Pelindungan harus betul-betul dijalankan dengan baik. Untuk itu semuanya harus dipersiapkan dengan baik," kata Moeldoko dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin.
Mantan Panglima TNI itu memandang BP2MI telah melakukan banyak perubahan dalam memberikan pelindungan terhadap Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI), baik pelindungan sebelum bekerja, saat bekerja, dan setelah bekerja.
"Apa yang sudah dilakukan oleh BP2MI ini harus benar-benar dijaga. Jangan sampai muncul ketimpangan di lapangan. BP2MI juga jangan kalah dengan agen-agen nakal," serunya.
Pada kesempatan itu, Moeldoko juga memastikan, bahwa pemerintah melalui Kantor Staf Presiden dan kementerian/lembaga sedang merumuskan skema pemilahan biaya penempatan dan pra penempatan CPMI yang bebannya tidak hanya ditanggung calon PMI dan pemberi kerja namun juga oleh pemerintah dan sumber keuangan lainnya yang tidak mengikat.
Ia mencontohkan terkait jaminan sosial kesehatan akan dikomunikasikan dengan BPJS Kesehatan, urusan paspor akan dikomunikasikan dengan Ditjen Imigrasi, dan urusan pemeriksaan kesehatan dengan Kemenkes.
"Intinya jangan sampai keberangkatan dan penempatan CPMI membebani pekerja," tegas Moeldoko.
Sebelum menutup sambutannya, Moeldoko juga berpesan agar PMI menjaga kehormatan negara dan mencerminkan nilai-nilai Indonesia.
"Bekerja dengan penuh dedikasi atas pekerjaan yang dibebankan. Jangan kabur-kaburan lagi," pesannya.
Sebagai informasi, keberangkatan ratusan PMI ke Korea Selatan dilakukan dalam dua tahap. Keberangkatan pertama dilakukan pada Senin malam (9/1), dan tahap dua pada Selasa pagi (10/1).
Berdasarkan data BP2MI, dalam kurun waktu 2021-2022 terdapat 270.000 CPMI diberangkatkan ke 77 negara tujuan penempatan. Dari penempatan tersebut, jumlah devisa yang diterima negara sebesar Rp159,6 triliun.
Baca juga: Moeldoko ajak anak muda kembangkan sektor pertanian
Baca juga: Moeldoko optimistis Bandara Dhoho Kediri tumbuhkan daerah ekonomi baru
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2023
Tags: