Cianjur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menargetkan pembangunan sekolah yang rusak akibat gempa dapat selesai dalam tiga bulan ke depan, sehingga dapat digunakan kembali untuk proses belajar mengajar dengan normal.

Bupati Cianjur, Herman Suherman di Cianjur, Senin, mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kementerian PUPR untuk segera melakukan perbaikan dan pembangunan sekolah yang rusak berat atau ambruk agar dapat digunakan kembali.

"Kami mohon doanya, dari 704 bangunan sekolah yang rusak sedang dalam pembangunan kembali, dapat tuntas dalam tiga bulan ke depan. Sehingga siswa dapat menjalani dapat belajar di dalam kelas dengan baik," katanya.

Untuk pembangunan kembali ruang kelas di masing-masing sekolah yang ambruk akibat gempa magnitudo 5,6 yang mengguncang Cianjur, Senin (21/11/2022), langsung ditangani Kementerian PUPR, sehingga dipastikan dalam target waktu tersebut dapat tuntas.

Baca juga: BMKG terbitkan peta bahaya gempa Cianjur dipicu patahan Cugenang

Baca juga: PMI dirikan 60 tenda untuk dijadikan ruang kelas di Cianjur


Sedangkan hari pertama masuk sekolah (Senin, 9/1) setelah gempa, sebagian besar siswa di wilayah terdampak parah seperti Desa Ciputri, Kecamatan Pacet, sebagian besar SD dan SMP di Kecamatan Cugenang dan sekolah di Desa Nagrak, menjalani proses belajar mengajar di tenda.

Meski terdapat beberapa ruang kelas yang masih layak digunakan, namun pihak sekolah memilih mendirikan tenda agar anak-anak dapat dengan tenang dan aman belajar pada hari pertama masuk sekolah setelah sempat libur selama satu bulan lebih.

Guru SDN Citamiang, Neuis Hendrayati mengatakan dari delapan ruang kelas yang dimiliki sekolah tempatnya mengajar sebagian besar rusak berat, namun ada beberapa ruang yang masih dapat digunakan tapi pihak sekolah memilih tenda yang aman.

Baca juga: 5 juta liter air sudah disalurkan PMI bagi warga korban gempa Cianjur

Baca juga: Warga Cianjur meninggal tertimpa sisa tembok rumah terdampak gempa