Kurator: Soedjatmoko tokoh bangsa dengan pola pikir melampaui zaman
9 Januari 2023 17:35 WIB
Kurator sekaligus Pegiat Arsip Esha Tegar Putra dalam Pameran "Membaca Soedjatmoko dari Rumah dan Ingatan" yang diikuti di Jakarta, Senin (9/1/2023). (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)
Jakarta (ANTARA) - Kurator sekaligus Pegiat Arsip Esha Tegar Putra mengatakan bahwa diplomat kemerdekaan Indonesia Soedjatmoko merupakan seorang tokoh bangsa yang memiliki pola pikir unik dan melampaui zaman.
“Beliau adalah sosok yang berpikir jauh tentang kebangsaan dan dunia, banyak sekali kalau kita lihat lewat baca-bacaannya pada periode 1970-1980 itu. Saya sendiri memandangnya melampaui zaman,” kata Esha dalam Pameran "Membaca Soedjatmoko dari Rumah dan Ingatan" yang diikuti di Jakarta, Senin.
Esha menuturkan sebagai seorang politikus dan pergaulan yang luas lintas negara, Soedjatmoko sudah mempunyai hasrat besar untuk membangun bangsa Indonesia menjadi lebih unggul dan maju baik melalui budaya ataupun organisasi kepemudaannya.
Pemikirannya terlampau sudah maju pada masa itu. Banyak pemikirannya atau pernyataannya seperti pentingnya pendidikan sebagai investasi masa depan bangsa masih relevan dengan banyak isu yang dihadapi masyarakat di masa kini.
Pemikiran lainnya yang masih relevan dengan masa kini dan paling menonjol adalah dirinya menekankan negara harus berinvestasi besar dalam kesehatan anak-anak. Padahal, pemikiran tersebut disampaikannya di sekitar tahun 1980-an dan dituangkan ke dalam tulisan kata demi kata.
“Beliau bahkan sudah berbicara dan berpikir mengenai krisis pangan, krisis global tentang ancaman kerusakan bumi, dia sudah membicarakan itu. Soedjatmoko berusaha untuk menarasikan pembicaraan itu dalam tulisan baik di tingkat nasional atau internasional, sehingga pemikirannya menjadi sangat terbuka,” kata dia.
Menurut Esha, Soedjatmoko bahkan rajin menuangkan pemikirannya melalui tulisan-tulisan tentang pemajuan kebangsaan, tidak hanya bagi Indonesia tapi juga dunia mengingat dirinya pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat.
Oleh karenanya, Esha berharap jika pameran yang dirinya gelar dengan berkolaborasi bersama Samudera Indonesia, AJAR, Future Institut, Prisma dan Studio Aliri tersebut, dapat mengajak masyarakat melihat perjalanan bangsa melalui beberapa arsip dari lini hidup Bung Koko yang pernah menjadi penasihat Menteri Luar Negeri Indonesia Adam Malik.
Esha menambahkan bahwa pameran arsip milik Soedjatmoko akan dibuka bagi publik pada tanggal 10 Januari hingga 14 Januari 2023. Setidaknya, terdapat 250 lembar arsip dan puluhan foto Soedjatmoko akan dipamerkan ke dalam tujuh section.
Selain menampilkan arsip perjalanan Soedjatmoko, pameran tersebut juga menampilkan karya respons dari Danya Adhalia, Banu Karim, Samitra Burgess, dan Liam Burgess. Ditambah dengan beberapa arsip pilihan keluarga yang dianggap mampu mendukung kisah perjalanan Bung Koko.
“Selain arsip dari keluarga, kita juga ambil dari Dewan Kesenian Jakarta. Kita ambil untuk menghadirkan suasana masa lalu, supaya orang bisa mendengar seperti apa suara beliau saat pidato misalnya,” ucapnya.
Bagi masyarakat yang berminat mengunjungi pameran, Esha mengingatkan untuk memesan tiket gratis terlebih dahulu, karena acara akan dikenai pembatasan kuota melalui tautan dalam Loket.com yakni www.loket.com/event/rumahmembacasoedjatmoko.
“Kita sengaja membatasi kuotanya dan harus mendaftar dulu ya, karena takutnya kalau dibuka secara publik bisa membludak jadi agak sulit nantinya karena rumah ini masih ditinggali secara pribadi oleh keluarga pak Koko,” kata Esha.
Baca juga: Menteri BUMN: Pameran Arsip Kepresidenan perkuat "branding" Sarinah
Baca juga: Melihat perjalanan Soedjatmoko langsung dari kediamannya
“Beliau adalah sosok yang berpikir jauh tentang kebangsaan dan dunia, banyak sekali kalau kita lihat lewat baca-bacaannya pada periode 1970-1980 itu. Saya sendiri memandangnya melampaui zaman,” kata Esha dalam Pameran "Membaca Soedjatmoko dari Rumah dan Ingatan" yang diikuti di Jakarta, Senin.
Esha menuturkan sebagai seorang politikus dan pergaulan yang luas lintas negara, Soedjatmoko sudah mempunyai hasrat besar untuk membangun bangsa Indonesia menjadi lebih unggul dan maju baik melalui budaya ataupun organisasi kepemudaannya.
Pemikirannya terlampau sudah maju pada masa itu. Banyak pemikirannya atau pernyataannya seperti pentingnya pendidikan sebagai investasi masa depan bangsa masih relevan dengan banyak isu yang dihadapi masyarakat di masa kini.
Pemikiran lainnya yang masih relevan dengan masa kini dan paling menonjol adalah dirinya menekankan negara harus berinvestasi besar dalam kesehatan anak-anak. Padahal, pemikiran tersebut disampaikannya di sekitar tahun 1980-an dan dituangkan ke dalam tulisan kata demi kata.
“Beliau bahkan sudah berbicara dan berpikir mengenai krisis pangan, krisis global tentang ancaman kerusakan bumi, dia sudah membicarakan itu. Soedjatmoko berusaha untuk menarasikan pembicaraan itu dalam tulisan baik di tingkat nasional atau internasional, sehingga pemikirannya menjadi sangat terbuka,” kata dia.
Menurut Esha, Soedjatmoko bahkan rajin menuangkan pemikirannya melalui tulisan-tulisan tentang pemajuan kebangsaan, tidak hanya bagi Indonesia tapi juga dunia mengingat dirinya pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat.
Oleh karenanya, Esha berharap jika pameran yang dirinya gelar dengan berkolaborasi bersama Samudera Indonesia, AJAR, Future Institut, Prisma dan Studio Aliri tersebut, dapat mengajak masyarakat melihat perjalanan bangsa melalui beberapa arsip dari lini hidup Bung Koko yang pernah menjadi penasihat Menteri Luar Negeri Indonesia Adam Malik.
Esha menambahkan bahwa pameran arsip milik Soedjatmoko akan dibuka bagi publik pada tanggal 10 Januari hingga 14 Januari 2023. Setidaknya, terdapat 250 lembar arsip dan puluhan foto Soedjatmoko akan dipamerkan ke dalam tujuh section.
Selain menampilkan arsip perjalanan Soedjatmoko, pameran tersebut juga menampilkan karya respons dari Danya Adhalia, Banu Karim, Samitra Burgess, dan Liam Burgess. Ditambah dengan beberapa arsip pilihan keluarga yang dianggap mampu mendukung kisah perjalanan Bung Koko.
“Selain arsip dari keluarga, kita juga ambil dari Dewan Kesenian Jakarta. Kita ambil untuk menghadirkan suasana masa lalu, supaya orang bisa mendengar seperti apa suara beliau saat pidato misalnya,” ucapnya.
Bagi masyarakat yang berminat mengunjungi pameran, Esha mengingatkan untuk memesan tiket gratis terlebih dahulu, karena acara akan dikenai pembatasan kuota melalui tautan dalam Loket.com yakni www.loket.com/event/rumahmembacasoedjatmoko.
“Kita sengaja membatasi kuotanya dan harus mendaftar dulu ya, karena takutnya kalau dibuka secara publik bisa membludak jadi agak sulit nantinya karena rumah ini masih ditinggali secara pribadi oleh keluarga pak Koko,” kata Esha.
Baca juga: Menteri BUMN: Pameran Arsip Kepresidenan perkuat "branding" Sarinah
Baca juga: Melihat perjalanan Soedjatmoko langsung dari kediamannya
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023
Tags: