Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan setiap arsip keluarga dari para pahlawan atau tokoh pergerakan nasional berkontribusi membantu masyarakat memahami dinamika sejarah beserta isunya menjadi lebih baik.

“Arsip dari keluarga ini akan menjadi kontribusi yang luar biasa. Bukan hanya mengenai sejarah itu sendiri, tetapi berbagai isu yang sekarang menjadi penting,” kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid dalam Pameran "Membaca Soedjatmoko dari Rumah dan Ingatan" yang diikuti di Jakarta, Senin.

Ia menuturkan arsip dari keluarga tokoh yang bersangkutan dapat memberikan dampak luar biasa, karena pemikiran para tokoh yang tersimpan di dalamnya dapat mendorong masyarakat berani membuka suatu topik pembicaraan luar biasa pada masa lalu dan membandingkan dengan masalah pada masa kini.

Arsip dari keluarga, katanya, juga berbeda dengan arsip yang bersifat formal atau laporan-laporan di pemerintahan. Sebab arsip keluarga tidak berbicara seperti pertumbuhan ekonomi dan untung ruginya, tetapi bisa mengajak masyarakat lebih mengenal watak ataupun situasi tokoh terkait pada masanya secara mendetail.

Seperti arsip milik politikus dan diplomat Indonesia, Soedjatmoko misalnya. Berbagai dokumen semasa hidupnya, mulai ditata dan diperkenalkan keluarga kepada publik. Dalam beberapa arsip itu, masyarakat dapat mengetahui cara pandang dan perjalanan hidup “Bung Koko” --sebutan Soedjatmoko--, ​​​​​​ terutama pada 1940 hingga 1980-an.

Baca juga: Melihat perjalanan Soedjatmoko langsung dari kediamannya

Menurut Hilmar, arsip keluarga Soedjatmoko mampu memberikan visual sejarah melalui narasi tulisan-tulisannya yang menggambarkan Indonesia sebagai negara besar dan hasratnya terhadap pembangunan bangsa.

“Ada dua hal yang beliau tonjolkan, pertama posisi manusia di dalamnya dan satu sisi berbicara tentang hasrat pembangunan di dalam masyarakat yang perlu dibangkitkan,” ujar dia.

Ia turut mencontohkan bahwa arsip "Bung Koko" yang disimpan secara rapi memuat mengenai pemikiran terkait dengan pentingnya investasi pendidikan dalam pembangunan pada masa depan ataupun cara pandangnya menempatkan budaya sebagai titik penting memajukan Indonesia.

Ia menyebut masyarakat diajak “berjalan” mengikuti pembangunan Indonesia lewat kisah hidup "Bung Koko" yang sudah banyak memberikan sumbangsih, baik di dalam maupun luar negeri, dengan mengikuti banyak organisasi ternama pada masa itu.

“Arsip pada akhirnya harus dikomunikasikan, harus digunakan, harus dimanfaatkan oleh sebanyak mungkin,” ucapnya.

Hilmar berharap, pameran arsip Soedjatmoko selama 10-14 Januari 2023 di Jalan Tanjung Nomor 18 Gondangdia, Jakarta Pusat itu, dapat mengajak masyarakat merenungkan setiap masalah pada masa kini dengan berlandaskan sejarah serta menghasilkan suatu solusi baik yang bermanfaat pada masa mendatang.

“Saya berharap apa yang dipikirkan oleh Soedjatmoko dulu, bisa dilihat sekarang melalui penggunaan rumah agar bisa menjadi basis dari pemikiran-pemikiran hebat lainnya dan betul-betul bisa terus dibawa ke masa sekarang dan masa depan,” katanya.

Soedjatmoko Mangoendiningrat seorang diplomat dan politikus Indonesia yang terkenal pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia era 1940-an. Beberapa sumbangsih besarnya bagi negara, yaitu pernah dikirim sebagai salah satu wakil Indonesia di PBB, menjadi Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat hingga menjadi penasihat Menteri Luar Negeri Indonesia Adam Malik.

Baca juga: Pengamat: Soedjatmoko dilahirkan untuk menjawab tantangan modernisasi
Baca juga: Lebih dari tiga ratus tulisan karya Soedjatmoko didigitalisasi
Baca juga: Dirjen: Pemikiran Soedjatmoko soal pembangunan dinilai masih relevan