Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan memastikan sektor perdagangan bakal tumbuh dengan menjaga pasar domestik dan luar negeri Indonesia tetap positif di tengah potensi resesi ekonomi yang diprediksi terjadi pada 2023.

"Kementerian Perdagangan telah dan terus memastikan ekonomi nasional tetap tumbuh di tengah situasi perekonomian global dan kawasan yg cukup dinamis termasuk beberapa wilayah yg diprediksi mengalami penurunan atau negatif," kata Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.

Menurut Mendag, beberapa langkah yang akan diintensifkan oleh Kemendag ada dua, yang pertama yakni memastikan pasar domestik tetap tumbuh positif dengan memastikan beberapa hal.

Di antaranya, memastikan ketersediaan bahan kebutuhan masyarakat terutama bahan pokok dan bahan penting atau esensial.

"Hal ini akan diupayakan bersama seluruh pemangku kepentingan agar dapat terus dijaga," kata Mendag.

Kemudian, memastikan keterjangkauan harga barang kebutuhan pokok dan esensial oleh masyarakat Indonesia, di mana kolaborasi dan koordinasi antara kementerian dan lembaga, serta dunia usaha di seluruh rantai pasok menjadi hal yang harus dilakukan.

Selanjutnya, memastikan pemanfaatan digitalisasi diberbagai saluran distribusi juga menjadi hal yang perlu dioptimalkan agar keterjangkauan dan ketersediaan dapat dijaga.

Langkah selanjutnya yang dilancarkan Mendag yakni memanfaatkan pasar luar negeri yang dinamis semaksimal mungkin melalui beberapa kegiatan utama yang akan memberikan peluang bagi pelaku usaha nasional untuk tetap dapat melakukan ekspor yang berkualitas.

Hal itu diwujudkan dengan menginisiasi, menuntaskan, dan mengimplementasikan berbagai perjanjian perdagangan baik Prederential Trade Agreement (PTA), Free Trade Agreement (FTA), maupun Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan berbagai wilayah atau mitra dagang Indonesia, utamanya negara mitra dagang nontradisional atau emerging economy.

Selain itu, mengupayakan beberapa perundingan perdagangan dengan negara di kawasan Asia Selatan, Timur Tengah, Amerika Latin, Afrika Utara, dan Amerika Utara semaksimal mungkin agar dapat selesai pada 2023 ini.

"Perjanjian yang sudah selesai ratifikasi seperti RCEP, Indonesia Korea CEPA, akan segera diimplementasikan pada awal tahun ini sekitar akhir Januari atau awal Februari, sehingga diharapkan hal tersebut akan menjadi peluang peningkatan ekspor nasional," kata Mendag.

Kemendag juga berupaya menuntaskan ratifikasi perjanjian CEPA dengan Uni Emirat Arab (UAE), yang akan mendorong kinerja ekspor nasional ke Timur Tengah, Afrika, Asia Tengah, Eropa Timur, bahkan Amerika Latin.

Kemudian, Kemendag akan menggelar misi dagang ke berbagai kawasan nontradisional, di mana yang akan menjadi prioritas Kemendag antara lain Afrika (Nigeria dan Maroko); Timteng (Mesir, Arab Saudi, dan UAE), Asia Selatan (India dan Bangladesh); serta Amerika Latin (Cile, Peru, dan Brasil).

"Hal ini akan mendorong business to business connectivity antara pelaku usaha nasional dengan pelaku usaha dari negara atau kawasan tersebut," kata Zulkifli.

Hal lain yg juga konsisten dilakukan Kemendag adalah menangani berbagai hambatan yg dialami eksportir atau pelaku usaha nasional di pasar luar negeri baik melalui mekanisme bilateral antara pemerintah atau G to G atau bahkan melalui forum internasional seperti Badan Perdagangan Dunia (WTO), ASEAN, dan mekanisme lainnya.

Di samping itu, Kemendag juga mengoptimalkan berbagai langkah pengamanan sektor industri dalam negeri melalui instrumen pengamanan seperti antidumping dan safeguard.

"Diharapkan dengan berbagai langkah komprehensif tersebut ekonomi nasional khususnya sektor perdagangan dapat terus tumbuh berkesinambungan meskipun terdapat dinamika ekonomi ditingkat global," pungkas Zulkifli.

Baca juga: Mendag: Harga cabai naik dan pangan lainnya stabil
Baca juga: Mendag: Indonesia miliki kerja sama perdagangan dengan sejumlah negara
Baca juga: Mendag sebut RI raih capaian positif sektor perdagangan pada 2022