Jakarta (ANTARA) - Strategi COVID-19 di China yang dioptimalkan akan membantu mendorong pemulihan ekonomi Thailand di tengah prospek ekonomi global yang suram, demikian dikatakan seorang pakar Thailand.

Kembalinya wisatawan China akan memperkuat industri pariwisata dan bisnis-bisnis terkait seperti akomodasi, transportasi, makanan dan minuman, serta retail, kata Kevalin Wangpichayasuk, Asisten Direktur Pelaksana Pusat Penelitian Kasikorn, dalam sebuah wawancara tertulis baru-baru ini dengan Xinhua.

Diperkirakan bahwa pada era pra-COVID-19, konsumsi wisatawan China menyumbang 3 persen lebih dari Produk Domestik Bruto (PDB) nominal Thailand, tambahnya.


Kevalin menyebutkan bahwa dia tidak memprediksi kembalinya wisatawan China dalam jumlah besar hingga paruh kedua tahun ini, atau paling cepat kuartal kedua tahun ini, sebagian karena waktu pemrosesan visa dan dilanjutkannya kembali penerbangan internasional secara bertahap.

Selain pariwisata, peningkatan kegiatan ekonomi dengan China dibutuhkan untuk mendorong perdagangan dan investasi antara kedua negara, ujarnya.

"Kami berharap ekspor Thailand ke China pada 2023 akan lebih baik dari pasar ekspor lainnya dan mengungguli proyeksi pertumbuhan total ekspor," tambahnya.

Pemerintah Thailand memperkirakan sekitar 300.000 wisatawan China akan mengunjungi Thailand dalam tiga bulan pertama tahun ini. Pihaknya juga menetapkan target sekitar 5 juta wisatawan China pada 2023 atau setara dengan 45 persen kedatangan turis China pada 2019.