Mataram (ANTARA) - Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Gili Trawangan di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat memproduksi 20 ton per hari dari aktivitas kunjungan wisatawan dan masyarakat setempat.

Wakil Bupati Lombok Utara Danny Karter Febrianto R, dalam keterangan resmi di Mataram, Jumat, mengatakan pengangkatan sampah di KSPN Gili Trawangan telah diolah di tempat pembuangan akhir (TPA) yang ada di dalam pulau karena jumlahnya yang relatif banyak.

"Berbeda dengan sampah di Gili Meno dan Gili Air masih diangkut dan dibawa ke darat," katanya dalam sosialisasi pengelolaan sampah berbasis nihil sisa (zero waste) di Desa Gili Indah.

Sosialisasi pengelolaan sampah berbasis nihil sisa di Desa Gili Indah tersebut, diselenggarakan oleh sebanyak 10 orang mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik Universitas Mataram periode 2022-2023.

Baca juga: Mengelola sampah di daerah wisata ala Gili Eco Trust

Baca juga: Kurangi sampah plastik dengan mengganti kemasan daur ulang


Danny mengatakan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional tiga gili (Gili Trawangan, Meno dan Air) merupakan kawasan pariwisata dan menjadi perhatian dunia sehingga dalam penanganannya dilakukan secara hati-hati, termasuk dalam hal pengelolaan sampah.

Menurut dia, jumlah sampah di ketiga gili tersebut mengalami peningkatan setiap tahunnya. Oleh karena itu, pihaknya berharap sampah dimanfaatkan dan dikelola oleh masyarakat setempat sehingga tidak semuanya dibawa ke TPA.

Dengan begitu, sampah tidak menjadi masalah yang akan berlarut-larut dan akan memakan biaya yang semakin besar.

"Saya berharap para mahasiswa KKN di Desa Gili Indah ini dapat membawa pemikiran baru, inovasi baru yang dapat menjadi bahan diskusi terkait pengelolaan sampah dari rumah tangga yang nantinya dapat menjadikan nilai ekonomi di masyarakat," ujarnya.

Danny menambahkan persoalan sampah di KSPN Tiga Gili sudah dibahas dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Selain masalah sampah penerangan jalan juga menjadi prioritas utama yang harus diselesaikan.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Utara Rusdianto menyebutkan jumlah sarana-prasarana yang dimiliki dalam penanganan sampah, yakni mobil kontainer sebanyak 8 unit, truk sampah (dump truck) 7 unit, mobil bak terbuka 2 unit, roda tiga 5 unit, ekskavator 1 unit, buldozer 1 unit, dan tonkang 2 unit.

Sementara sumber daya manusia yang ditugasi menangani sampah untuk tiga gili sebanyak 69 orang pengangkut, 59 orang tenaga penyapu jalan, 10 orang tenaga instalasi pengelolaan air limbah (IPAL), dan 12 orang petugas tempat pembuangan akhir.*

Baca juga: Lombok Utara upayakan semua desa punya fasilitas pengolahan sampah