Jakarta (ANTARA) - Hasil survei dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada Desember 2022 menunjukkan tingkat elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) hanya sekitar 15,5 persen apabila pencalonan dirinya sebagai presiden dapat dilakukan lagi.

Hasil tersebut diperoleh dalam pertanyaan terbuka atau top of mind yang disodorkan kepada responden, “Bila Pemilihan Presiden dilakukan sekarang siapa yang Anda pilih sebagai presiden?”.

"Survei terakhir hanya 15,5 persen," kata Saiful dalam program bertajuk “Peluang Jokowi Kalau Jadi Presiden Lagi” yang disiarkan di kanal YouTube SMRC TV, dipantau dari Jakarta, Kamis.

Ia menyebut dukungan publik pada Jokowi secara konsisten mengalami penurunan berdasarkan serangkaian hasil survei yang telah dilakukan SMRC. Pada survei pertama yang dilakukan Mei 2021, lanjut dia, ada 27,6 persen publik yang menyatakan dukungan terhadap Jokowi.

Kemudian, dukungan publik terhadap Jokowi berdasarkan hasil survei SMRC secara berturut-turut pada September 2021 (19,8 persen), Desember 2021 (19,4 persen), Maret 2022 (20,1 persen), Agustus 2022 (12,5 persen), Oktober 2022 (15,2 persen), November 2022 (13,9 persen), dan Desember 2022 (15,5 persen).

Baca juga: Saiful Mujani: Masyarakat tolak perubahan masa jabatan presiden
Baca juga: SMRC: Tingkat kepuasan kinerja Jokowi menguat rata-rata 70 persen


“Tapi sebagai yang sedang menjabat, sudah dua kali jadi presiden, harusnya menurut saya lebih tinggi dari ini,” ujarnya.

Ia menilai masyarakat berpikir Jokowi untuk maju kembali dalam Pilpres 2024 setelah dua periode karena berkeyakinan Jokowi akan terpilih lagi karena tingkat kepuasan publik yang tinggi terhadap kinerjanya, yakni sebesar 74,2 persen berdasarkan survei terakhir yang dilakukan SMRC per Desember 2022.

Meski demikian, ujarnya, sebagai seorang yang sudah dua kali menjabat sebagai presiden dan memiliki tingkat kepuasan publik di atas 70 persen seharusnya Jokowi bisa unggul mendekati angka 50 persen.

“Terlalu jauh gap antara 74,2 persen yang puas (dengan kinerja Jokowi) dengan yang memilih kembali Pak Jokowi sekitar survei terakhir hanya 15,5 persen,” tuturnya.

Menurut dia, perolehan dukungan tersebut disebabkan karena publik yang menganggap Jokowi tidak akan maju ketiga kalinya dalam Pilpres 2024 serta publik sudah memiliki pikiran pula tentang tokoh-tokoh lain yang berpeluang untuk menjadi presiden berikutnya.

“Sudah ada orang lain yang diharapkan bisa menggantikan Pak Jokowi,” kata Saiful.