Bank Sumut siap melantai di bursa usai dapat pernyataan praefektif OJK
4 Januari 2023 20:06 WIB
Dirut Bank Sumut Rahmat Fadillah Pohan (dua dari kiri) berfoto bersama dengan Direktur Pemasaran Bank Sumut Hadi Sucipto dan Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi, Arieta Aryanti, berfoto bersama. (ANTARA/Evalisa Siregar)
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut) siap melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah resmi memperoleh pernyataan praefektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 3 Januari 2023.
Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi Bank Sumut Arieta Aryanti mengatakan, rencana go public atau pelepasan saham perdana Bank Sumut di BEI adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja dan aset bank milik masyarakat Sumatra Utara itu dan juga untuk penguatan tata kelola dan penerapan manajemen risiko perseroan.
"Dengan kinerja keuangan yang menghasilkan peningkatan laba, diharapkan kontribusi terhadap penghasilan asli daerah (PAD) ikut meningkat. Laba dari setiap badan usaha milik daerah (BUMD) akan menjadi penghasilan asli daerah (PAD) yang dapat digunakan untuk pembangunan ekonomi daerah," ujar Arieta dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Seluruh bank umum sudah punya modal inti Rp3 triliun, sisa 12 BPD
Arieta menyampaikan, Bank Sumut menjadi bank andalan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan terutama di Sumatra Utara dan nasional pada umumnya.
Di tengah tekanan ekonomi yang belum kondusif dan di usianya yang sudah lebih dari 61 tahun, Bank Sumut berhasil memanfaatkan momentum untuk bertransformasi serta meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerja.
"Tantangan di era digitalisasi yang semakin besar, seiring dengan tingginya persaingan usaha di sektor perbankan mendorong bank-bank untuk bergerak lebih dinamis untuk menciptakan inovasi produk dan memperbaiki kualitas layanan, salah satunya melalui digitalisasi perbankan," kata Arieta.
Menjawab tantangan persaingan digitalisasi perbankan, dalam tiga tahun terakhir ini Bank Sumut telah banyak mengembangkan berbagai layanan kanal digital, antara lain layanan mobile banking Sumut Mobile, Lakupandai Sumut Link hingga kerjasama dengan perusahaan fintech, ecommerce dan juga kolaborasi dengan bank lain untuk memperluas jangkauan.
Selain itu l, Bank Sumut juga mengembangkan internet banking untuk korporasi dan layanan yang mendukung elektronifikasi transaksi pemerintah daerah, termasuk kartu kredit pemerintah daerah (KKPD) hingga layanan QRIS untuk UMKM. Bank Sumut terus berupaya menjadi BPD yang terdepan dalam transformasi digital.
Sejalan dengan upaya transformasi, kinerja Bank Sumut menjelang akhir 2022 makin solid, di mana jumlah aset mencapai Rp40,6 triliun pada triwulan III 2022, naik 2,7 persen (year on year) dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp39,5 triliun.
Baca juga: Sri Mulyani harap emiten di bursa segera capai 1.000
Bank Sumut juga berhasil membukukan laba sebesar Rp521 miliar hingga September 2022 atau tumbuh 12,3 persen dibandingkan dengan September 2021 sebesar Rp463 miliar.
Target laba hingga Desember diproyeksikan melampaui target Rencana Bisnis Bank (RBB) 2022 sebesar Rp665 miliar. Sementara itu, penyaluran kredit Bank Sumut pada triwulan III 2022 juga meningkat 9,3 persen menjadi Rp26,8 triliun, dari triwulan III 2021 sebesar Rp24,6 triliun.
Keberhasilan dan kinerja yang solid dari Bank Sumut diharapkan memberikan kontribusi berarti bagi peningkatan kegiatan perekonomian di 33 kabupaten/kota dan Provinsi Sumatra Utara, yang pada triwulan III 2022 tumbuh 4,97 persen (yoy) dengan produk domestik regional bruto (PDRB) mencapai Rp243,91 triliun.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada triwulan III 2022, perekonomian Sumatera Utara didominasi oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 23,11 persen, diikuti oleh industri pengolahan sebesar 18,9 persen, perdagangan besar-eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 19,19 persen, dan konstruksi sebesar 13,27 persen. Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Sumatera Utara mencapai 74,47 persen.
Sektor-sektor lapangan usaha tersebut menjadi perhatian bagi Bank Sumut, salah satunya dengan terus meningkatkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang pada 2022 ditargetkan mencapai Rp1 triliun.
Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi Bank Sumut Arieta Aryanti mengatakan, rencana go public atau pelepasan saham perdana Bank Sumut di BEI adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja dan aset bank milik masyarakat Sumatra Utara itu dan juga untuk penguatan tata kelola dan penerapan manajemen risiko perseroan.
"Dengan kinerja keuangan yang menghasilkan peningkatan laba, diharapkan kontribusi terhadap penghasilan asli daerah (PAD) ikut meningkat. Laba dari setiap badan usaha milik daerah (BUMD) akan menjadi penghasilan asli daerah (PAD) yang dapat digunakan untuk pembangunan ekonomi daerah," ujar Arieta dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Seluruh bank umum sudah punya modal inti Rp3 triliun, sisa 12 BPD
Arieta menyampaikan, Bank Sumut menjadi bank andalan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan terutama di Sumatra Utara dan nasional pada umumnya.
Di tengah tekanan ekonomi yang belum kondusif dan di usianya yang sudah lebih dari 61 tahun, Bank Sumut berhasil memanfaatkan momentum untuk bertransformasi serta meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerja.
"Tantangan di era digitalisasi yang semakin besar, seiring dengan tingginya persaingan usaha di sektor perbankan mendorong bank-bank untuk bergerak lebih dinamis untuk menciptakan inovasi produk dan memperbaiki kualitas layanan, salah satunya melalui digitalisasi perbankan," kata Arieta.
Menjawab tantangan persaingan digitalisasi perbankan, dalam tiga tahun terakhir ini Bank Sumut telah banyak mengembangkan berbagai layanan kanal digital, antara lain layanan mobile banking Sumut Mobile, Lakupandai Sumut Link hingga kerjasama dengan perusahaan fintech, ecommerce dan juga kolaborasi dengan bank lain untuk memperluas jangkauan.
Selain itu l, Bank Sumut juga mengembangkan internet banking untuk korporasi dan layanan yang mendukung elektronifikasi transaksi pemerintah daerah, termasuk kartu kredit pemerintah daerah (KKPD) hingga layanan QRIS untuk UMKM. Bank Sumut terus berupaya menjadi BPD yang terdepan dalam transformasi digital.
Sejalan dengan upaya transformasi, kinerja Bank Sumut menjelang akhir 2022 makin solid, di mana jumlah aset mencapai Rp40,6 triliun pada triwulan III 2022, naik 2,7 persen (year on year) dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp39,5 triliun.
Baca juga: Sri Mulyani harap emiten di bursa segera capai 1.000
Bank Sumut juga berhasil membukukan laba sebesar Rp521 miliar hingga September 2022 atau tumbuh 12,3 persen dibandingkan dengan September 2021 sebesar Rp463 miliar.
Target laba hingga Desember diproyeksikan melampaui target Rencana Bisnis Bank (RBB) 2022 sebesar Rp665 miliar. Sementara itu, penyaluran kredit Bank Sumut pada triwulan III 2022 juga meningkat 9,3 persen menjadi Rp26,8 triliun, dari triwulan III 2021 sebesar Rp24,6 triliun.
Keberhasilan dan kinerja yang solid dari Bank Sumut diharapkan memberikan kontribusi berarti bagi peningkatan kegiatan perekonomian di 33 kabupaten/kota dan Provinsi Sumatra Utara, yang pada triwulan III 2022 tumbuh 4,97 persen (yoy) dengan produk domestik regional bruto (PDRB) mencapai Rp243,91 triliun.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada triwulan III 2022, perekonomian Sumatera Utara didominasi oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 23,11 persen, diikuti oleh industri pengolahan sebesar 18,9 persen, perdagangan besar-eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 19,19 persen, dan konstruksi sebesar 13,27 persen. Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Sumatera Utara mencapai 74,47 persen.
Sektor-sektor lapangan usaha tersebut menjadi perhatian bagi Bank Sumut, salah satunya dengan terus meningkatkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang pada 2022 ditargetkan mencapai Rp1 triliun.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023
Tags: