Cianjur, Jabar (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut bantuan logistik bagi korban gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, masih mencukupi, meski sebelumnya pemerintah kabupaten (pemkab) setempat menyebut logistik di posko pengungsian hanya cukup untuk lima hari ke depan.

"Ya... tadi saya tanya semuanya sehat-sehat. dan bahkan ada yang saya tanya, (apakah) makanannya cukup? Sampai hari ini masih terjaga," kata Wapres Ma'ruf di lokasi relokasi rumah bagi korban gempa di Desa Sirnagalih, kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur.

Sebelumnya Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur Asep Sudrajat mengatakan saat ini stok logistik di gudang BPBD, Unilever dan Bale Rancage, hanya cukup untuk menutupi kebutuhan warga korban gempa selama tiga sampai lima hari ke depan.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyebut bahwa stok logistik yang tersedia cukup untuk tiga minggu hingga sebulan ke depan.

"Tetapi tentu saja dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, kemudian kabupaten kota terus menambah. Statusnya sekarang ini masih transisi dari tanggap darurat menuju rehabilitasi rekonstruksi. Artinya, dalam tahap transisi ini, pemerintah pusat masih turun tangan, maksudnya BNPB," katanya.

BNPB, menurut dia, masih akan terus memastikan ketersediaan logistik lebih dulu.

"Khususnya pada saat masa transisi, tapi setelah 3 bulan masuk ke tahap rehabilitasi rekonstruksi, ya... sudah kembali ke masyarakat masing-masing. Kan tidak mungkin didukung sepenuhnya oleh pemerintah pusat, masyarakat juga sudah bisa kembali bekerja," katanya.

Ia pun mengatakan bahwa pemerintah kabupaten/kota juga sudah mengimbau kepada para pengungsi ini supaya kembali ke rumah masing-masing atau mendirikan tenda maupun hunian sementara.

"Dari situ sudah bisa bekerja dan hidup sudah kembali bisa berjalan, logistiknya tidak harus 100 persen didukung oleh pemerintah," tambah Suharyanto.

Dalam peninjauan tersebut seorang warga mengeluhkan kalau ia belum mendapat bantuan untuk merenovasi rumahnya yang rusak.

"Belum, belum sama sekali mendapat Pak. Kok lambat Pak? Mohon dipercepat Pak," kata seorang warga bernama Surherlan.

Ia mengaku rumahnya rusak berat sehingga ia harus mendirikan tenda yang berlokasi di dekat rumahnya.

"Ini kepala BNPB kan memang ada tahap-tahapannya ya? Apa termasuk yang direlokasi?" kata Wapres.

"Bukan," jawab Suherlan.

Total pengungsi gempa Cianjur mencapai 166.927 orang, sedangkan kerugian mencapai total Rp4 triliun dengan 59.889 ribu rumah rusak yang terdiri dari rusak berat 14.581, rusak sedang 17.198 dan rusak ringan sebanyak 28.110 unit. Selain itu 281 rumah ibadah, 18 fasilitas kesehatan, 18 kantor dan 701 fasilitas pendidikan terdampak.

Pemerintah memberikan dana bantuan perbaikan rumah yang rusak berat sebesar Rp60 juta, rusak sedang Rp30 juta dan rusak ringan senilai Rp15 juta.

Perbaikan rumah pada Tahap 1 diberikan bagi 8.316 unit rumah dengan rincian 1.964 unit rumah rusak berat, 2.543 unit rumah rusak sedang dan 3.809 rumah rusak ringan. Bantuan sudah disalurkan ke 40 persen rekening penerima manfaat, sisanya 60 persen akan diserahkan setelah progres pembangunan mencapai 40 persen.

Sedangkan pemberian bantuan perbaikan rumah Tahap 2 diberikan kepada 16.745 unit rumah, rinciannya 2.499 unit rumah rusak berat, 4.834 unit rumah rusak sedang dan 9.412 unit rumah rusak ringan. Bantuan sudah disalurkan ke rekening pemda, selanjutnya data akan divalidasi oleh BNPB sebelum disalurkan ke rekening penerima manfaat.


Baca juga: Wapres Ma'ruf Amin terima keluhan pengungsi gempa di Cianjur

Baca juga: Pemkab: Logistik korban gempa Cianjur hanya cukup untuk 5 hari lagi

Baca juga: Wapres Ma'ruf Amin tinjau rumah tahan gempa di Cianjur

Baca juga: Pakar: Makanan gizi lengkap dibutuhkan pengungsi