Jakarta (ANTARA) - Saham-saham Inggris berakhir di wilayah positif pada perdagangan Selasa waktu setempat (3/1/2023), berbalik menguat dari kerugian akhir pekan lalu, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London terangkat 1,37 persen atau 102,35 poin menjadi menetap di 7.554,09 poin.

Indeks FTSE 100 tergelincir 0,81 persen atau 60,98 poin menjadi 7.451,74 poin pada Jumat (30/12/2022), setelah bertambah 0,21 persen atau 15,53 poin menjadi 7.512,72 poin pada Kamis (29/12/2022), dan menguat 0,32 persen atau 24,18 poin menjadi 7.497,19 poin pada Rabu (28/12/2022).

Bursa Efek London ditutup pada Senin (2/1/2023) untuk hari libur Tahun Baru.

Saham Rolls-Royce Holdings PLC, sebuah perusahaan industri kedirgantaraan dan pertahanan multinasional Inggris melambung 6,13 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan atau blue chips.

Diikuti oleh saham perusahaan yang mendistribusikan berbagai macam produk konsumen ritel dan menyediakan pengiriman ke rumah-rumah Ocado Group PLC melonjak 5,16 persen; serta perusahaan properti dan pembangunan perumahan Inggris Persimmon PLC meningkat 4,56 persen.

Sementara itu, saham Evraz PLC, perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia membukukan kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan, dengan harga sahamnya terjungkal 12,59 persen.

Disusul oleh saham perusahaan yang menghasilkan, mentransmisikan, mendistribusikan dan memasok listrik ke pelanggan industri, komersial, dan domestik di Inggris Raya dan Irlandia, SSE PLC, merosot 2,83 persen; serta perusahaan pembotolan Coca-Cola, yang mengoperasikan pabrik di Eropa, Afrika dan Asia, Coca-Cola HBC AG jatuh 1,75 persen.


Baca juga: Saham unggulan Inggris dibuka naik pada hari perdagangan pertama 2023
Baca juga: Saham Inggris hentikan reli, indeks FTSE 100 tergelincir 0,81 persen
Baca juga: Saham Inggris perpanjang reli, indeks FTSE 100 bertambah 0,21 persen