Jakarta (ANTARA) - Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan bahwa sistem proporsional terbuka dalam pemilu lebih memberikan kesempatan bagi partai-partai politik (parpol) baru peserta pemilu untuk melakukan sosialisasi.

"Memberikan kesempatan kepada kader-kader partai itu untuk lebih giat melakukan sosialisasi, kampanye, apabila dilakukan itu dalam proporsional terbuka," kata Dasco di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa.

Sebaliknya, kata Dasco, apabila Pemilu Legislatif (Pileg) dilakukan dengan model sistem proporsional tertutup maka akan lebih sulit bagi parpol baru peserta pemilu untuk melakukan sosialisasi.

"Tentunya juga harus diberikan kesempatan untuk kemudian ikut dalam pileg yang tentunya apabila dia dilakukan proporsional tertutup akan lebih sulit melakukan sosialisasi terhadap masyarakat, karena partai-partai masih baru," ujarnya.

Meski demikian ia menyebut Partai Gerindra akan mengikuti keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) atas uji materi terhadap Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu (UU Pemilu) terkait perubahan sistem proporsional terbuka menjadi proporsional tertutup sebagaimana yang sudah diajukan ke MK.

Ia menekankan pula bahwa Partai Gerindra mengedepankan asas keadilan dan pemerataan. "Apapun itu, kami akan ikut ketentuan dari Mahkamah Konstitusi apabila sudah diputuskan," ucapnya.

Dasco menyebut pernyataan Ketua KPU Hasyim Asy'ari yang menyebut ada kemungkinan penerapan kembali sistem proporsional tertutup pada pelaksanaan Pemilu 2024 pun karena didasarkan pada gugatan uji materi yang sudah masuk ke MK.

Untuk itu, ia menilai pernyataan Hasyim lebih dimaknai sebagai suatu peringatan sekaligus informasi kepada masyarakat luas maupun parpol.

"Ketua KPU menyampaikan bahwa ada kemungkinan ini proporsional tertutup. Karena kan ada kemungkinan MK memutuskan. Jadi itu bukanlah statement liar dari KPU tetapi itu warning bahwa ini ada kemungkinan begini loh," kata Wakil Ketua DPR RI itu.

Sebelumnya, Ketua KPU RI Hasyim Asyari menyebutkan ada kemungkinan pemungutan suara Pemilu 2024 dengan sistem proporsional tertutup atau memilih partai, bukan caleg.

"Ada kemungkinan, saya belum berani berspekulasi, ada kemungkinan kembali ke sistem proporsional daftar calon tertutup," kata Hasyim dalam acara Catatan Akhir Tahun 2022 di Kantor KPU RI, Jakarta, Kamis (29/12).